Cinta Itu Buta, Biarawati Jatuh Cinta dengan Biarawan Gara-gara Sentuhan Lengan Baju

Jum'at, 06 Januari 2023 - 08:02 WIB
loading...
A A A
Tinkler memasuki ordo pada usia 19 tahun, yang melihatnya hidup seperti pertapa. Dia tetap berada di "sel" sepanjang hari, kecuali untuk dua sesi rekreasi harian, setengah jam, di mana para biarawati diizinkan untuk berbicara satu sama lain.

“Anda tidak pernah bekerja dengan siapa pun, selalu sendiri,” katanya, menambahkan bahwa dia tidak punya banyak hal untuk dibicarakan dengan sesama biarawati, yang usianya puluhan tahun lebih tua.

Dia juga hanya melihat ibunya empat kali setahun dan mengalami banyak peristiwa besar dalam hidup melalui kisi-kisi di biara.

“Ketika saya berulang tahun ke-21, kue dan kartu saya semuanya dimasukkan ke dalam laci,” kenangnya. "Dan ketika keponakan saya lahir, dia melewati semacam meja putar."

Namun, seminggu setelah bertemu Robert—yang saat itu berusia 53 tahun dan telah menjadi biarawan selama 13 tahun—dia menulis kepada Tinkler dan memintanya untuk menikah dengannya, meskipun tidak pernah melihatnya dengan benar atau mengetahui nama lahir lengkapnya.

"Saya mengenakan kerudung, jadi dia bahkan tidak pernah melihat warna rambut saya," ungkap Tinkler, menambahkan dia "sedikit terkejut" ketika Robert melamarnya.

“Dia tidak tahu apa-apa tentang saya, sungguh, tidak tahu apa-apa tentang asuhan saya. Dia bahkan tidak tahu nama duniawi saya.”

"Saya tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta," imbuh Tinkler.

Meskipun Tinkler mengaku tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta, dia takut dengan perasaannya.

“Saya tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta dan saya pikir para suster bisa melihatnya di wajah saya,” kenangnya. “Jadi saya menjadi sangat gugup. Saya bisa merasakan perubahan dalam diri saya dan itu membuat saya takut.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1131 seconds (0.1#10.140)