Kecele, Jet Tempur Korsel Kejar Kawanan Burung karena Dikira Drone Korut
loading...
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) mengerahkan jet dan helikopter tempur untuk mengejar sekawanan burung yang dikira sebagai pesawat tak berawak atau drone milik Korea Utara (Korut). Insiden itu terjadi sehari setelah lima drone Korut dilaporkan melintas wilayah negara tetangganya itu.
Peristiwa itu dilaporkan oleh media lokal yang mengutip pernyataan Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel. Menurut media Korsel, militer memberi tahu departemen pemadam kebakaran dan otoritas lokal di Distrik Ganghwa, sebelah barat Seoul, bahwa sebuah drone terlihat di daerah tersebut.
Pejabat Distrik kemudian memperingatkan penduduk setempat melalui pesan teks sekitar pukul 15:00 waktu setempat, mendesak mereka untuk mengambil tindakan pencegahan.
"Bagaimanapun, gangguan itu akhirnya dinilai sebagai kawanan burung, bukan pesawat tak berawak Korea Utara," kata seorang pejabat di JCS seperti dikutip oleh media Korea yang dikutip Russia Today, Selasa (27/12/2022).
Namun demikian, Angkatan Udara Korsel telah melacak kawanan tersebut selama sekitar tiga jam dan mengerahkan jet tempur dan helikopter.
Kesalahan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea ketika Seoul mengatakan bahwa lima drone pengintai Pyongyang melintasi perbatasan pada Senin, dengan satu diantaranya berhasil mencapai bagian utara Ibu Kota Korsel itu.
Menurut Korea Herald, sistem pertahanan udara Korsel tidak dapat mendeteksi UAV, sementara jet tempur dan helikopter gagal mencegat salah satu dari mereka.
JCS kemudian meminta maaf pada hari Selasa atas kinerja militer, berjanji untuk “secara agresif” memobilisasi pasukannya melawan ancaman pesawat tak berawak.
Pyongyang telah mengguncang tetangga selatannya dalam beberapa bulan terakhir dengan menembakkan rudal ke Laut Jepang, yang oleh orang Korea disebut Laut Timur. Seoul dan Washington menuduh Korut memicu ketegangan di wilayah tersebut.
Sementara itu, Pyongyang mengatakan bahwa peluncurannya merupakan tanggapan atas latihan militer bersama AS-Korsel, yang dipandang Korut sebagai ancaman terhadap keamanannya.
Peristiwa itu dilaporkan oleh media lokal yang mengutip pernyataan Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel. Menurut media Korsel, militer memberi tahu departemen pemadam kebakaran dan otoritas lokal di Distrik Ganghwa, sebelah barat Seoul, bahwa sebuah drone terlihat di daerah tersebut.
Pejabat Distrik kemudian memperingatkan penduduk setempat melalui pesan teks sekitar pukul 15:00 waktu setempat, mendesak mereka untuk mengambil tindakan pencegahan.
"Bagaimanapun, gangguan itu akhirnya dinilai sebagai kawanan burung, bukan pesawat tak berawak Korea Utara," kata seorang pejabat di JCS seperti dikutip oleh media Korea yang dikutip Russia Today, Selasa (27/12/2022).
Namun demikian, Angkatan Udara Korsel telah melacak kawanan tersebut selama sekitar tiga jam dan mengerahkan jet tempur dan helikopter.
Kesalahan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea ketika Seoul mengatakan bahwa lima drone pengintai Pyongyang melintasi perbatasan pada Senin, dengan satu diantaranya berhasil mencapai bagian utara Ibu Kota Korsel itu.
Menurut Korea Herald, sistem pertahanan udara Korsel tidak dapat mendeteksi UAV, sementara jet tempur dan helikopter gagal mencegat salah satu dari mereka.
JCS kemudian meminta maaf pada hari Selasa atas kinerja militer, berjanji untuk “secara agresif” memobilisasi pasukannya melawan ancaman pesawat tak berawak.
Pyongyang telah mengguncang tetangga selatannya dalam beberapa bulan terakhir dengan menembakkan rudal ke Laut Jepang, yang oleh orang Korea disebut Laut Timur. Seoul dan Washington menuduh Korut memicu ketegangan di wilayah tersebut.
Sementara itu, Pyongyang mengatakan bahwa peluncurannya merupakan tanggapan atas latihan militer bersama AS-Korsel, yang dipandang Korut sebagai ancaman terhadap keamanannya.
(ian)