Rusia Desak AS Kembalikan Aset yang Dibekukan pada Rakyat Afghanistan

Kamis, 22 Desember 2022 - 23:15 WIB
loading...
Rusia Desak AS Kembalikan...
Rusia Desak AS Kembalikan Aset yang Dibekukan pada Rakyat Afghanistan. FOTO/Reuters
A A A
MOSKOW - Upaya Amerika Serikat (AS) dan donor besar lainnya untuk menggunakan dana beku Afghanistan sebagai dalih untuk mencapai tujuan mereka sendiri adalah sikap amoral. Karenanya, Rusia menyerukan untuk segera mengembalikan dana tersebut kepada rakyat negara ini.

Hal itu diungkapkan Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya mengatakan selama pertemuan Dewan Keamanan PBB, Selasa (20/12/2022).



“Situasi pencairan aset sangat keterlaluan. Upaya AS dan donor besar lainnya untuk menggunakan uang Afghanistan sebagai dalih untuk mencapai tujuan mereka sendiri adalah amoral,” tegas Nebenzya, seperti dikutip dari kantor berita TASS.

"Menciptakan prasyarat buatan adalah jalan buntu. Kami meminta untuk segera mengembalikan uang yang dicuri kepada rakyat Afghanistan, termasuk para wanita dan gadis yang telah Anda bicarakan hari ini," lanjutnya.

Menurut utusan itu, keadaan sosial dan ekonomi Afghanistan tetap menjadi fokus dekat Rusia. "Kami mencatat pentingnya adaptasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 2615, yang bertujuan memperluas saluran bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan tanpa prasyarat tambahan," kata Nebenzya.

Menurutnya, Rusia melihat apa yang dilakukan saat ini untuk rakyat Afghanistan belumlah cukup. Para donor Barat masih belum tertarik untuk memperluas bantuan di luar kebutuhan dasar dan program pemulihan dini.



“Sambil berbicara lantang tentang pentingnya bantuan bagi rakyat Afghanistan, termasuk perempuan dan anak perempuan, mereka dengan tegas menolak opsi sekecil apa pun untuk membantu pembangunan negara, dalam pemulihan sekolah dan rumah sakit, dalam pembangunan jalan yang menghubungkan provinsi atau kota dengan distrik pertanian," urai Nebenzya.

“AS dan mitranya terus gagal memahami, tampaknya, metode mereka untuk memengaruhi rezim yang tidak diinginkan melalui sanksi sepihak, tekanan politik dan ekonomi, serta ultimatum tanpa akhir telah lama kehilangan pengaruhnya,” lanjut diplomat itu.

"Mereka hanya mengarah pada keyakinan yang tumbuh bahwa negara-negara harus mencari jalur pembangunan mandiri mereka sendiri dan tidak menunggu bantuan keuangan Barat. Kami melihat bahwa Kabul juga memahami kurangnya alternatif untuk jalan seperti itu bagi Afghanistan," pungkasnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2144 seconds (0.1#10.140)