Zelensky: Tentara Rusia Hancurkan Bakhmut, Sulitkan Serangan Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tentara Rusia menghancurkan Bakhmut habis-habisan. Itu membuat serangan pasukan Kiev di wilayah Donbas menjadi sangat sulit.
Dalam pidato malamnya yang disiarkan televisi, Zelensky mengaku telah membahas situasi di garis depan Donbas dan prospek musim dingin di medan perang selama percakapan dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada hari sebelumnya.
Dia mengatakan wilayah Donbas, yang meliputi wilayah Donetsk dan Luhansk, telah menjadi tanah telantar tak bernyawa menyusul pertempuran brutal dan berkelanjutan antara pasukan Rusia dan Ukraina.
"Situasi garis depan tetap sangat sulit di wilayah utama Donbas—Bakhmut, Soledar, Maryinka, Kreminna..." kata Zelensky.
"Untuk waktu yang lama, tidak ada tempat tinggal yang tersisa di tanah daerah ini yang tidak rusak oleh peluru dan api. Para penjajah benar-benar menghancurkan Bakhmut, kota Donbas lainnya yang diubah oleh tentara Rusia menjadi reruntuhan yang terbakar," kesal Zelensky, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (10/12/2022).
"Saya berterima kasih kepada semua pahlawan kita, semua prajurit dan komandan yang memegang garis depan ke arah ini, menangkis serangan dan menimbulkan kerugian yang signifikan pada musuh sebagai tanggapan atas neraka yang memasuki Ukraina di bawah bendera Rusia," imbuh Zelensky.
Upaya Rusia untuk menguasai Donetsk dan Luhansk telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Keduanya bagian dari empat empat wilayah yang diklaim telah dianeksasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir September.
Komentar Zelensky muncul satu hari setelah organisasi tentara bayaran Rusia yang terkenal, Wagner Group, berhasil memukul mundur serangan balik Ukraina di dekat Bakhmut. Situasi pertempuran itu dipaparkan kelompok Institute for the Study of War (ISW).
"Pasukan Rusia melanjutkan serangan darat di sekitar Bakhmut pada 7 Desember," bunyi laporan ISW.
"Sumber-sumber Rusia secara luas mengeklaim bahwa petempur Wagner Group menguasai Yakovlivka dan pertempuran sengit sedang berlangsung di dekat Bakhmut di Opytne, Klishchiivka, dan Soledar."
"Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim bahwa pasukan Ukraina gagal merebut kembali posisi tertentu yang hilang di selatan Bakhmut," lanjut ISW.
"Sumber-sumber Rusia sebagian besar membahas intensitas operasi di wilayah ini dan menekankan kerugian Ukraina yang tinggi."
Analis ISW juga menduga Putin sedang mempersiapkan publik Rusia untuk menerima bahwa perang di Ukraina akan menjadi semakin "menggiling dan berlarut-larut".
Mantan tentara dan saksi mata, Petro Stone, mengatakan "penggiling daging" Bakhmut telah menjadi teater utama permusuhan dalam perang di Donbas. "Rusia menutupi Bakhmut dengan api 24/7," katanya kepada Kyiv Post.
Belum bisa diverifikasi secara independen jumlah korban pertempuran dari kedua pihak di Bakhmut. Namun, ISW memperkirakan bahwa korban Rusia rata-rata 100 orang per hari, termasuk 50 kematian dan 50 luka-luka.
Dalam pidato malamnya yang disiarkan televisi, Zelensky mengaku telah membahas situasi di garis depan Donbas dan prospek musim dingin di medan perang selama percakapan dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada hari sebelumnya.
Dia mengatakan wilayah Donbas, yang meliputi wilayah Donetsk dan Luhansk, telah menjadi tanah telantar tak bernyawa menyusul pertempuran brutal dan berkelanjutan antara pasukan Rusia dan Ukraina.
"Situasi garis depan tetap sangat sulit di wilayah utama Donbas—Bakhmut, Soledar, Maryinka, Kreminna..." kata Zelensky.
"Untuk waktu yang lama, tidak ada tempat tinggal yang tersisa di tanah daerah ini yang tidak rusak oleh peluru dan api. Para penjajah benar-benar menghancurkan Bakhmut, kota Donbas lainnya yang diubah oleh tentara Rusia menjadi reruntuhan yang terbakar," kesal Zelensky, seperti dikutip Newsweek, Sabtu (10/12/2022).
"Saya berterima kasih kepada semua pahlawan kita, semua prajurit dan komandan yang memegang garis depan ke arah ini, menangkis serangan dan menimbulkan kerugian yang signifikan pada musuh sebagai tanggapan atas neraka yang memasuki Ukraina di bawah bendera Rusia," imbuh Zelensky.
Upaya Rusia untuk menguasai Donetsk dan Luhansk telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Keduanya bagian dari empat empat wilayah yang diklaim telah dianeksasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir September.
Komentar Zelensky muncul satu hari setelah organisasi tentara bayaran Rusia yang terkenal, Wagner Group, berhasil memukul mundur serangan balik Ukraina di dekat Bakhmut. Situasi pertempuran itu dipaparkan kelompok Institute for the Study of War (ISW).
"Pasukan Rusia melanjutkan serangan darat di sekitar Bakhmut pada 7 Desember," bunyi laporan ISW.
"Sumber-sumber Rusia secara luas mengeklaim bahwa petempur Wagner Group menguasai Yakovlivka dan pertempuran sengit sedang berlangsung di dekat Bakhmut di Opytne, Klishchiivka, dan Soledar."
"Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim bahwa pasukan Ukraina gagal merebut kembali posisi tertentu yang hilang di selatan Bakhmut," lanjut ISW.
"Sumber-sumber Rusia sebagian besar membahas intensitas operasi di wilayah ini dan menekankan kerugian Ukraina yang tinggi."
Analis ISW juga menduga Putin sedang mempersiapkan publik Rusia untuk menerima bahwa perang di Ukraina akan menjadi semakin "menggiling dan berlarut-larut".
Mantan tentara dan saksi mata, Petro Stone, mengatakan "penggiling daging" Bakhmut telah menjadi teater utama permusuhan dalam perang di Donbas. "Rusia menutupi Bakhmut dengan api 24/7," katanya kepada Kyiv Post.
Belum bisa diverifikasi secara independen jumlah korban pertempuran dari kedua pihak di Bakhmut. Namun, ISW memperkirakan bahwa korban Rusia rata-rata 100 orang per hari, termasuk 50 kematian dan 50 luka-luka.
(min)