MBS: Negara-negara Arab Menanti Fase Baru Kemitraan dengan China
loading...
A
A
A
RIYADH - Negara-negara Arab berusaha meningkatkan kerja sama dengan China dan menantikan fase baru kemitraan. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengungkapkan hal itu pada Jumat (9/12/2022) di konferensi tingkat tinggi (KTT) China-Arab Saudi.
“Kerajaan sedang berupaya meningkatkan kerja sama (dengan China) untuk melayani stabilitas internasional,” ujar Putra Mahkota MBS pada pertemuan puncak yang mempertemukan para pemimpin Arab dan Presiden China Xi Jinping yang sedang dalam kunjungan resmi tiga hari ke Kerajaan Saudi.
Sementara itu, Xi mengatakan KTT tersebut “akan mengarah ke masa depan yang lebih cerah.”
Dia menambahkan China mencari “kerja sama komprehensif” dengan negara-negara Arab untuk melayani kepentingan bersama China-Arab.
Presiden Xi juga menyuarakan pentingnya menjaga stabilitas kawasan. Dia menambahkan, China mendukung upaya Arab mencapai “solusi politik” untuk masalah mendesak di kawasan tersebut.
Xi juga mengatakan Islamofobia dan ekstremisme harus dihadapi. Dia menambahkan “terorisme” tidak boleh dikaitkan dengan agama atau ras tertentu.
Mengenai konflik Israel-Palestina, Xi mengatakan “ketidakadilan historis” yang dialami rakyat Palestina “tidak boleh berlanjut.”
Xo menambahkan China mendukung pembentukan negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Kerajaan sedang berupaya meningkatkan kerja sama (dengan China) untuk melayani stabilitas internasional,” ujar Putra Mahkota MBS pada pertemuan puncak yang mempertemukan para pemimpin Arab dan Presiden China Xi Jinping yang sedang dalam kunjungan resmi tiga hari ke Kerajaan Saudi.
Sementara itu, Xi mengatakan KTT tersebut “akan mengarah ke masa depan yang lebih cerah.”
Dia menambahkan China mencari “kerja sama komprehensif” dengan negara-negara Arab untuk melayani kepentingan bersama China-Arab.
Presiden Xi juga menyuarakan pentingnya menjaga stabilitas kawasan. Dia menambahkan, China mendukung upaya Arab mencapai “solusi politik” untuk masalah mendesak di kawasan tersebut.
Xi juga mengatakan Islamofobia dan ekstremisme harus dihadapi. Dia menambahkan “terorisme” tidak boleh dikaitkan dengan agama atau ras tertentu.
Mengenai konflik Israel-Palestina, Xi mengatakan “ketidakadilan historis” yang dialami rakyat Palestina “tidak boleh berlanjut.”
Xo menambahkan China mendukung pembentukan negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.