Presiden Peru Pedro Castillo Digulingkan Secara Dramatis, Digantikan Dina Boluarte
loading...
A
A
A
LIMA - Peru memiliki presiden perempuan untuk pertama kalinya, setelah presiden sebelumnya, Pedro Castillo, digulingkan secara dramatis.
Castillo dimakzulkan hanya beberapa jam setelah dia mencoba membubarkan Parlemen pada Rabu waktu setempat.
Dina Boluarte—sebelumnya wakil presiden—dilantik setelah hari yang dramatis di Lima.
Sebelumnya pada hari itu, Castillo mengatakan dia mengganti Kongres atau Parlemen dengan "pemerintahan darurat yang luar biasa".
Tetapi para anggota Parlemen mengabaikan pengumuman tersebut, dan dalam pertemuan darurat memakzulkan presiden.
Dina Boluarte, seorang pengacara berusia 60 tahun, mengatakan dia akan memerintah sampai Juli 2026, saat masa kepresidenan Castillo akan berakhir.
Berbicara setelah mengambil sumpah jabatan, dia menyerukan gencatan senjata politik untuk mengatasi krisis yang mencengkeram negara.
"Yang saya minta adalah ruang, waktu untuk menyelamatkan negara," katanya, seperti dikutip BBC, Kamis (8/12/2022).
Rangkaian peristiwa dramatis hari Rabu dimulai dengan Presiden Pedro Castillo memberikan pidato di televisi nasional di mana dia mengumumkan keadaan darurat.
Castillo dimakzulkan hanya beberapa jam setelah dia mencoba membubarkan Parlemen pada Rabu waktu setempat.
Dina Boluarte—sebelumnya wakil presiden—dilantik setelah hari yang dramatis di Lima.
Sebelumnya pada hari itu, Castillo mengatakan dia mengganti Kongres atau Parlemen dengan "pemerintahan darurat yang luar biasa".
Tetapi para anggota Parlemen mengabaikan pengumuman tersebut, dan dalam pertemuan darurat memakzulkan presiden.
Dina Boluarte, seorang pengacara berusia 60 tahun, mengatakan dia akan memerintah sampai Juli 2026, saat masa kepresidenan Castillo akan berakhir.
Berbicara setelah mengambil sumpah jabatan, dia menyerukan gencatan senjata politik untuk mengatasi krisis yang mencengkeram negara.
"Yang saya minta adalah ruang, waktu untuk menyelamatkan negara," katanya, seperti dikutip BBC, Kamis (8/12/2022).
Rangkaian peristiwa dramatis hari Rabu dimulai dengan Presiden Pedro Castillo memberikan pidato di televisi nasional di mana dia mengumumkan keadaan darurat.