Rusia dan China Siapkan Kesepakatan Bangun Stasiun Bulan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia dan China menyiapkan kesepakatan untuk membangun International Lunar Research Station (ILRS).
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengumumkan hal itu pada Senin (5/12/2022). Proyek ini berpotensi terbuka untuk negara lain, sementara fasilitas itu sendiri diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2035.
Berbicara pada pertemuan rutin kepala pemerintahan kedua negara, Mishustin mengatakan, “Moskow dan Beijing melihat potensi signifikan dalam industri teknologi tinggi, termasuk digitalisasi dan penelitian luar angkasa.”
Mishustin mencatat, “Rusia dan China telah bersiap menandatangani perjanjian antar pemerintah tentang pendirian Stasiun Penelitian Bulan Internasional. Ini adalah langkah signifikan bagi negara kita.”
ILRS sedang dikembangkan badan antariksa Rusia Roscosmos dan China National Space Administration (CNSA).
“Proyek bilateral, bagaimanapun, terbuka untuk semua negara yang berkepentingan dan mitra internasional dan berupaya mempromosikan eksplorasi manusia dan penggunaan luar angkasa untuk tujuan damai,” ungkap nota kesepahaman 2021 antara Moskow dan Beijing.
Fasilitas luar angkasa yang diusulkan akan terdiri dari stasiun di orbit bulan dan pangkalan bulan di permukaan.
Itu juga diharapkan didukung beberapa penjelajah pintar dan robot pelompat, menurut perwakilan CNSA dan Roscosmos.
Menurut peta jalan yang disediakan Roscosmos, ILRS diharapkan akan beroperasi pada tahun 2035.
Dengan proyek yang dibagi dalam beberapa tahap, Rusia dan China berencana memilih lokasi untuk pangkalan bulan pada tahun 2025, dengan upaya konstruksi antara tahun 2026 dan 2035.
Jika sudah siap, stasiun tersebut akan mempelajari topografi bulan, geologi, serta struktur internal bulan, sambil mendukung eksplorasi ruang angkasa lebih lanjut di masa depan.
Prakarsa bersama China-Rusia muncul setelah kepala Roscosmos Yury Borisov mengatakan pada akhir Juli bahwa Rusia akan menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional setelah 2024.
Hingga saat itu, Moskow bermaksud memenuhi kewajibannya kepada mitra asingnya.
Belakangan, dia mengklarifikasi bahwa ketepatan waktu penarikan ISS dapat bergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi ISS itu sendiri dan kinerja operasionalnya.
Sementara itu, Borisov mengatakan Rusia berencana fokus membangun fasilitas luar angkasanya sendiri.
Tahun lalu, Vladimir Solovyov, mantan kosmonot Soviet dan kepala desainer untuk produsen pesawat ruang angkasa RSC Energia Construction, mengatakan pembangunan Stasiun Layanan Orbital Rusia (ROSS) akan dimulai paling cepat pada tahun 2028.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengumumkan hal itu pada Senin (5/12/2022). Proyek ini berpotensi terbuka untuk negara lain, sementara fasilitas itu sendiri diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2035.
Berbicara pada pertemuan rutin kepala pemerintahan kedua negara, Mishustin mengatakan, “Moskow dan Beijing melihat potensi signifikan dalam industri teknologi tinggi, termasuk digitalisasi dan penelitian luar angkasa.”
Mishustin mencatat, “Rusia dan China telah bersiap menandatangani perjanjian antar pemerintah tentang pendirian Stasiun Penelitian Bulan Internasional. Ini adalah langkah signifikan bagi negara kita.”
ILRS sedang dikembangkan badan antariksa Rusia Roscosmos dan China National Space Administration (CNSA).
“Proyek bilateral, bagaimanapun, terbuka untuk semua negara yang berkepentingan dan mitra internasional dan berupaya mempromosikan eksplorasi manusia dan penggunaan luar angkasa untuk tujuan damai,” ungkap nota kesepahaman 2021 antara Moskow dan Beijing.
Fasilitas luar angkasa yang diusulkan akan terdiri dari stasiun di orbit bulan dan pangkalan bulan di permukaan.
Itu juga diharapkan didukung beberapa penjelajah pintar dan robot pelompat, menurut perwakilan CNSA dan Roscosmos.
Menurut peta jalan yang disediakan Roscosmos, ILRS diharapkan akan beroperasi pada tahun 2035.
Dengan proyek yang dibagi dalam beberapa tahap, Rusia dan China berencana memilih lokasi untuk pangkalan bulan pada tahun 2025, dengan upaya konstruksi antara tahun 2026 dan 2035.
Jika sudah siap, stasiun tersebut akan mempelajari topografi bulan, geologi, serta struktur internal bulan, sambil mendukung eksplorasi ruang angkasa lebih lanjut di masa depan.
Prakarsa bersama China-Rusia muncul setelah kepala Roscosmos Yury Borisov mengatakan pada akhir Juli bahwa Rusia akan menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional setelah 2024.
Hingga saat itu, Moskow bermaksud memenuhi kewajibannya kepada mitra asingnya.
Belakangan, dia mengklarifikasi bahwa ketepatan waktu penarikan ISS dapat bergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi ISS itu sendiri dan kinerja operasionalnya.
Sementara itu, Borisov mengatakan Rusia berencana fokus membangun fasilitas luar angkasanya sendiri.
Tahun lalu, Vladimir Solovyov, mantan kosmonot Soviet dan kepala desainer untuk produsen pesawat ruang angkasa RSC Energia Construction, mengatakan pembangunan Stasiun Layanan Orbital Rusia (ROSS) akan dimulai paling cepat pada tahun 2028.
(sya)