Jerman Tiba-tiba Prihatin dengan Rencana Beli 35 Jet Tempur Siluman F-35
loading...
A
A
A
BERLIN - Kementerian Pertahanan Jerman tiba-tiba menyuarakan keprihatinan serius tentang rencana pembelian 35 unit jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat (AS).
Padahal, Berlin sebelumnya bersemangat dengan rencananya itu dengan alasan waspada terhadap Rusia yang bersenjata nuklir.
Berlin mengumumkan pada bulan Maret akan membeli 35 unit pesawat tempur yang dibuat oleh Lockheed Martin itu untuk menggantikan armada pesawat tempur Tornado yang sudah tua. Pengumuman itu muncul setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Tetapi Kementerian Pertahanan Jerman tiba-tiba menyuarakan keprihatinan tentang penundaan dan biaya tambahan dalam pembelian pesawat yang nilainya hampir €10 miliar itu. Keprihatinan itu disampaikan dalam sebuah surat rahasia kepada Komite Anggaran Parlemen.
Menurut surat tersebut, ada faktor risiko yang berkisar dari peningkatan pekerjaan yang diperlukan di lapangan udara yang akan menampung F-35, persyaratan keamanan, dan potensi masalah dengan persetujuan untuk operasi penerbangan di Jerman.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan akan ada "kerjasama yang erat" dan "klarifikasi" masalah dengan Parlemen.
Sumber Parlemen mengatakan kepada AFP, yang dilansir Senin (5/12/2022), bahwa akan ada pertemuan darurat hari Senin di Kementerian Pertahanan, yang akan dihadiri oleh anggota Komite Anggaran dari tiga partai dalam koalisi yang berkuasa di Jerman.
Komite seharusnya mengeluarkan dana tahap pertama untuk proyek tersebut pada 14 Desember.
Surat rahasia yang dilihat AFP itu disiapkan oleh Kementerian Keuangan untuk Komite Anggaran Parlemen, dan berdasarkan penilaian dari Kementerian Pertahanan.
Menurut surat itu, diragukan apakah pemutakhiran yang diperlukan untuk pangkalan udara Buechel, yang akan menampung jet tempur, dapat diselesaikan pada tahun 2026, ketika pengiriman pesawat F-35 akan dimulai.
"Jangka waktu saat ini sangat ambisius," bunyi surat tersebut. "Selain itu, persyaratan keamanan dari pihak AS rumit, yang dapat menyebabkan penundaan lebih lanjut dan kenaikan biaya."
Masih menurut surat itu, ada juga bahaya bahwa persetujuan untuk operasi penerbangan F-35 di Jerman tidak dapat diperoleh tepat waktu karena dokumen yang diperlukan tidak tersedia.
Artinya, lanjut surat tersebut, penerbangan hanya dapat dioperasikan dengan pembatasan.
Surat itu menunjuk pada faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kenaikan biaya, termasuk inflasi, fluktuasi nilai tukar antara dolar dan euro, dan kenaikan biaya produksi.
Biaya pembelian jet tempur tersebut berasal dari investasi €100 miliar yang direncanakan untuk angkatan bersenjata, yang diungkapkan setelah invasi Rusia ke Ukraina dalam upaya untuk merombak militer Jerman yang kekurangan dana.
Kanselir Olaf Scholz mengatakan pekan lalu bahwa dia menginginkan kontrak untuk F-35, yang dianggap sebagai pesawat tempur paling modern di dunia, diselesaikan pada akhir tahun ini.
Padahal, Berlin sebelumnya bersemangat dengan rencananya itu dengan alasan waspada terhadap Rusia yang bersenjata nuklir.
Berlin mengumumkan pada bulan Maret akan membeli 35 unit pesawat tempur yang dibuat oleh Lockheed Martin itu untuk menggantikan armada pesawat tempur Tornado yang sudah tua. Pengumuman itu muncul setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Tetapi Kementerian Pertahanan Jerman tiba-tiba menyuarakan keprihatinan tentang penundaan dan biaya tambahan dalam pembelian pesawat yang nilainya hampir €10 miliar itu. Keprihatinan itu disampaikan dalam sebuah surat rahasia kepada Komite Anggaran Parlemen.
Menurut surat tersebut, ada faktor risiko yang berkisar dari peningkatan pekerjaan yang diperlukan di lapangan udara yang akan menampung F-35, persyaratan keamanan, dan potensi masalah dengan persetujuan untuk operasi penerbangan di Jerman.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan akan ada "kerjasama yang erat" dan "klarifikasi" masalah dengan Parlemen.
Sumber Parlemen mengatakan kepada AFP, yang dilansir Senin (5/12/2022), bahwa akan ada pertemuan darurat hari Senin di Kementerian Pertahanan, yang akan dihadiri oleh anggota Komite Anggaran dari tiga partai dalam koalisi yang berkuasa di Jerman.
Komite seharusnya mengeluarkan dana tahap pertama untuk proyek tersebut pada 14 Desember.
Surat rahasia yang dilihat AFP itu disiapkan oleh Kementerian Keuangan untuk Komite Anggaran Parlemen, dan berdasarkan penilaian dari Kementerian Pertahanan.
Menurut surat itu, diragukan apakah pemutakhiran yang diperlukan untuk pangkalan udara Buechel, yang akan menampung jet tempur, dapat diselesaikan pada tahun 2026, ketika pengiriman pesawat F-35 akan dimulai.
"Jangka waktu saat ini sangat ambisius," bunyi surat tersebut. "Selain itu, persyaratan keamanan dari pihak AS rumit, yang dapat menyebabkan penundaan lebih lanjut dan kenaikan biaya."
Masih menurut surat itu, ada juga bahaya bahwa persetujuan untuk operasi penerbangan F-35 di Jerman tidak dapat diperoleh tepat waktu karena dokumen yang diperlukan tidak tersedia.
Artinya, lanjut surat tersebut, penerbangan hanya dapat dioperasikan dengan pembatasan.
Surat itu menunjuk pada faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kenaikan biaya, termasuk inflasi, fluktuasi nilai tukar antara dolar dan euro, dan kenaikan biaya produksi.
Biaya pembelian jet tempur tersebut berasal dari investasi €100 miliar yang direncanakan untuk angkatan bersenjata, yang diungkapkan setelah invasi Rusia ke Ukraina dalam upaya untuk merombak militer Jerman yang kekurangan dana.
Kanselir Olaf Scholz mengatakan pekan lalu bahwa dia menginginkan kontrak untuk F-35, yang dianggap sebagai pesawat tempur paling modern di dunia, diselesaikan pada akhir tahun ini.
(min)