Raksasa Teknologi China Respons Klaim Spionase Barat
loading...
A
A
A
BEIJING - Raksasa telekomunikasi China Hikvision menolak klaim bahwa Beijing dapat menggunakan produknya untuk memata-matai.
Pernyataan itu muncul setelah keputusan Inggris membatasi penggunaan kamera keamanannya di situs pemerintah.
Dalam pernyataan kepada kantor berita, Hikvision, penyedia CCTV terbesar di dunia, mengatakan "benar-benar salah" untuk menggambarkannya sebagai ancaman keamanan.
“Hikvision adalah produsen peralatan yang tidak memiliki visibilitas ke data video pengguna akhir,” ujar perusahaan tersebut, seraya menambahkan bahwa Hikvision tidak dapat mengirimkan data ke pihak ketiga.
Kami tidak mengelola basis data pengguna akhir, kami juga tidak menjual penyimpanan cloud di Inggris Raya.
Peralatan perusahaan banyak digunakan di Inggris. Menurut laporan Reuters tahun 2021, setidaknya setengah dari wilayah London memiliki kamera yang dibuat Hikvision atau Dahua, raksasa telekomunikasi China lainnya.
Menteri Kantor Kabinet Inggris Oliver Dowden mengumumkan pada Kamis bahwa pegawai negeri telah diinstruksikan tidak memasang peralatan pengawasan video buatan China di "situs sensitif" atau menghubungkannya dengan "jaringan inti departemen."
Dia mengutip risiko keamanan, menunjukkan bahwa Beijing dapat menggunakan perangkat tersebut untuk spionase.
Komisi Komunikasi Federal AS (FCC), sementara itu, memperbarui daftar hitamnya pada Jumat, melarang penjualan atau impor peralatan pengawasan oleh Hikvision, serta Huawei, ZTE, Dahua, dan Hytera. FCC juga mengutip ancaman keamanan nasional untuk menjelaskan langkah tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa Beijing "selalu mendorong" perusahaan China untuk mengikuti hukum lokal dan internasional.
“Kami dengan tegas menentang langkah beberapa orang yang dengan sengaja memperluas konsep keamanan nasional untuk melemahkan perusahaan China,” ujar dia, berjanji Beijing akan membela kepentingan bisnisnya di luar negeri.
Pernyataan itu muncul setelah keputusan Inggris membatasi penggunaan kamera keamanannya di situs pemerintah.
Dalam pernyataan kepada kantor berita, Hikvision, penyedia CCTV terbesar di dunia, mengatakan "benar-benar salah" untuk menggambarkannya sebagai ancaman keamanan.
“Hikvision adalah produsen peralatan yang tidak memiliki visibilitas ke data video pengguna akhir,” ujar perusahaan tersebut, seraya menambahkan bahwa Hikvision tidak dapat mengirimkan data ke pihak ketiga.
Kami tidak mengelola basis data pengguna akhir, kami juga tidak menjual penyimpanan cloud di Inggris Raya.
Peralatan perusahaan banyak digunakan di Inggris. Menurut laporan Reuters tahun 2021, setidaknya setengah dari wilayah London memiliki kamera yang dibuat Hikvision atau Dahua, raksasa telekomunikasi China lainnya.
Menteri Kantor Kabinet Inggris Oliver Dowden mengumumkan pada Kamis bahwa pegawai negeri telah diinstruksikan tidak memasang peralatan pengawasan video buatan China di "situs sensitif" atau menghubungkannya dengan "jaringan inti departemen."
Dia mengutip risiko keamanan, menunjukkan bahwa Beijing dapat menggunakan perangkat tersebut untuk spionase.
Komisi Komunikasi Federal AS (FCC), sementara itu, memperbarui daftar hitamnya pada Jumat, melarang penjualan atau impor peralatan pengawasan oleh Hikvision, serta Huawei, ZTE, Dahua, dan Hytera. FCC juga mengutip ancaman keamanan nasional untuk menjelaskan langkah tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa Beijing "selalu mendorong" perusahaan China untuk mengikuti hukum lokal dan internasional.
“Kami dengan tegas menentang langkah beberapa orang yang dengan sengaja memperluas konsep keamanan nasional untuk melemahkan perusahaan China,” ujar dia, berjanji Beijing akan membela kepentingan bisnisnya di luar negeri.
(sya)