BREAKING NEWS-Raja Malaysia Tunjuk Anwar Ibrahim Jadi PM Baru
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Riayatuddin Al-Mustafa Billah Shah menunjuk pemimpin reformis Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri (PM) baru negara itu, Kamis (24/11/2022). Langkah ini mengakhiri ketidakpastian atas Parlemen yang digantung.
Keputusan raja itu diberitakan kantor berita AP.
Sementara itu, Istana Negara dalam sebuah pernyataan yang dilansir The Star mengatakan Ketua Pakatan Harapan Anwar Ibrahim akan dilantik sebagai PM baru pada pukul 17.00 hari ini.
Keputusan raja Malaysia muncul setelah UMNO, partai utama koalisi Barisan Nasional (BN), setuju untuk mendukung pemerintah persatuan setelah pemilu dengan hasil yang tidak meyakinkan.
Pemilu yang memecah belah pada Sabtu pekan lalu menyebabkan Parlemen menggantung, yang hanya memperbarui krisis kepemimpinan di Malaysia, yang memiliki tiga perdana menteri sejak 2018.
Polisi telah memperketat keamanan nasional karena isu media sosial ramai memperbincangkan masalah rasial jika blok multietnis Anwar Ibrahim menang.
Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim menduduki puncak persaingan dengan meraih 82 kursi Parlemen, kurang dari 112 yang dibutuhkan untuk bisa membentuk pemerintahan baru.
Perikatan Nasional pimpinan mantan Perdana Menteri Muhyiddin meraih 73 kursi Parlemen.
Sedangkan koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) meraih 30 kursi, namun memegang kunci yang akan memiringkan keseimbangan di antara kubu Anwar Ibrahim dengan kubu Muhyiddin Yassin.
Keputusan raja itu diberitakan kantor berita AP.
Sementara itu, Istana Negara dalam sebuah pernyataan yang dilansir The Star mengatakan Ketua Pakatan Harapan Anwar Ibrahim akan dilantik sebagai PM baru pada pukul 17.00 hari ini.
Keputusan raja Malaysia muncul setelah UMNO, partai utama koalisi Barisan Nasional (BN), setuju untuk mendukung pemerintah persatuan setelah pemilu dengan hasil yang tidak meyakinkan.
Pemilu yang memecah belah pada Sabtu pekan lalu menyebabkan Parlemen menggantung, yang hanya memperbarui krisis kepemimpinan di Malaysia, yang memiliki tiga perdana menteri sejak 2018.
Polisi telah memperketat keamanan nasional karena isu media sosial ramai memperbincangkan masalah rasial jika blok multietnis Anwar Ibrahim menang.
Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim menduduki puncak persaingan dengan meraih 82 kursi Parlemen, kurang dari 112 yang dibutuhkan untuk bisa membentuk pemerintahan baru.
Perikatan Nasional pimpinan mantan Perdana Menteri Muhyiddin meraih 73 kursi Parlemen.
Sedangkan koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) meraih 30 kursi, namun memegang kunci yang akan memiringkan keseimbangan di antara kubu Anwar Ibrahim dengan kubu Muhyiddin Yassin.