Kepala Pentagon: Rusia Miliki Senjata Mengesankan, tapi...
loading...
A
A
A
HALIFAX - Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin memuji angkatan bersenjata dan persenjataan Rusia . Tapi, dia meremehkan persenjataan itu bisa membuat Moskow memenangkan perangnya di Ukraina .
“Anda tahu, Rusia memiliki militer yang besar dan senjata yang mengesankan,” katanya. "Tetapi ini tidak membantu mereka menang dalam kampanye penaklukan dan kekejaman,” lanjut Austin saat berbicara di Forum Keamanan Internasional Halifax di Kanada.
Menurut Austin, ini tentang penyebabnya, serta mereka yang memperjuangkannya.
Bos Pentagon itu lantas memuji Presiden AS Joe Biden karena menggalang negara-negara dengan niat baik melawan upaya Rusia untuk menarik ulang perbatasan dengan paksa.
Austin juga mengatakan AS akan mendukung Ukraina selama konflik berlangsung, bersikeras bahwa hasilnya akan menentukan arah keamanan global di abad muda ini.
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa NATO tidak akan terseret ke dalam apa yang dia gambarkan sebagai “krisis terburuk dalam keamanan Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua", kecuali jika Moskow menyerang salah satu negara anggotanya.
Austin mengeklaim bahwa aliansi militer NATO bersifat defensif, sambil mencatat bahwa Washington telah menambah jumlah pasukan AS yang ditempatkan di Eropa menjadi lebih dari 100.000 personel.
Beberapa dari pasukan itu telah dikerahkan ke Polandia. "Mewakili pasukan AS permanen pertama di Sayap Timur NATO,” kata Austin, yang dilansir dari Russia Today, Senin (21/11/2022).
Dia menyimpulkan dengan mengatakan bahwa prinsip dasar demokrasi dikepung di seluruh dunia. "Dan kepemimpinan AS-lah yang membantu membentuk tatanan internasional berbasis aturan pasca-Perang Dunia II, dan peran Washington tetap penting untuk mempertahankannya," imbuh dia.
Sejumlah pejabat senior Rusia, termasuk mantan presiden yang juga Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev mengeklaim dalam beberapa bulan terakhir bahwa pasukan Rusia di Ukraina tidak hanya diadang oleh militer Kiev, tetapi juga oleh seluruh dunia Barat dan NATO.
Moskow telah berulang kali berargumen bahwa Barat hanya memperpanjang konflik dengan memberi Ukraina senjata.
Sebelum permusuhan pecah di negara Eropa timur pada akhir Februari, Rusia mengajukan sejumlah proposal kepada NATO yang dimaksudkan untuk menentukan arsitektur keamanan Eropa yang baru. Namun aliansi militer Barat menolak proposal tersebut.
“Anda tahu, Rusia memiliki militer yang besar dan senjata yang mengesankan,” katanya. "Tetapi ini tidak membantu mereka menang dalam kampanye penaklukan dan kekejaman,” lanjut Austin saat berbicara di Forum Keamanan Internasional Halifax di Kanada.
Menurut Austin, ini tentang penyebabnya, serta mereka yang memperjuangkannya.
Bos Pentagon itu lantas memuji Presiden AS Joe Biden karena menggalang negara-negara dengan niat baik melawan upaya Rusia untuk menarik ulang perbatasan dengan paksa.
Austin juga mengatakan AS akan mendukung Ukraina selama konflik berlangsung, bersikeras bahwa hasilnya akan menentukan arah keamanan global di abad muda ini.
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa NATO tidak akan terseret ke dalam apa yang dia gambarkan sebagai “krisis terburuk dalam keamanan Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua", kecuali jika Moskow menyerang salah satu negara anggotanya.
Austin mengeklaim bahwa aliansi militer NATO bersifat defensif, sambil mencatat bahwa Washington telah menambah jumlah pasukan AS yang ditempatkan di Eropa menjadi lebih dari 100.000 personel.
Beberapa dari pasukan itu telah dikerahkan ke Polandia. "Mewakili pasukan AS permanen pertama di Sayap Timur NATO,” kata Austin, yang dilansir dari Russia Today, Senin (21/11/2022).
Dia menyimpulkan dengan mengatakan bahwa prinsip dasar demokrasi dikepung di seluruh dunia. "Dan kepemimpinan AS-lah yang membantu membentuk tatanan internasional berbasis aturan pasca-Perang Dunia II, dan peran Washington tetap penting untuk mempertahankannya," imbuh dia.
Sejumlah pejabat senior Rusia, termasuk mantan presiden yang juga Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev mengeklaim dalam beberapa bulan terakhir bahwa pasukan Rusia di Ukraina tidak hanya diadang oleh militer Kiev, tetapi juga oleh seluruh dunia Barat dan NATO.
Moskow telah berulang kali berargumen bahwa Barat hanya memperpanjang konflik dengan memberi Ukraina senjata.
Sebelum permusuhan pecah di negara Eropa timur pada akhir Februari, Rusia mengajukan sejumlah proposal kepada NATO yang dimaksudkan untuk menentukan arsitektur keamanan Eropa yang baru. Namun aliansi militer Barat menolak proposal tersebut.
(min)