Militan Terkait ISIS Bunuh 7 Tentara Mesir di Dekat Terusan Suez
loading...
A
A
A
KAIRO - Tujuh anggota tentara Mesir tewas di Semenanjung Sinai pada Sabtu pagi dalam serangan oleh kelompok “Wilayat Sina,” militan yang terkait dengan Negara Islam (ISIS).
Serangan itu terjadi di kota Qantara Timur dekat Terusan Suez. Daerah ini secara administratif merupakan bagian dari provinsi Ismailia.
Sumber suku mengatakan kepada situs Al-Araby Al-Jadeed bahwa Wilayat Sina melancarkan serangan mendadak di Qantara Timur, mengambil alih beberapa gedung pemerintah di sana dan bentrok dengan pasukan Mesir.
Sumber medis militer Mesir mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa dua perwira dan lima tentara tewas, sementara tentara yang terluka dibawa ke rumah sakit militer.
Salah satu petugas yang tewas diidentifikasi sebagai Letnan Kolonel Mohammed Abdul Ilah Saleh. Saksi mata mengatakan, ada juga korban jiwa di kalangan militan Wilayat Sina seperti dilansir dari The New Arab, Minggu (20/11/2022).
Benteng kelompok militan berada lebih jauh ke timur di Sinai, dekat perbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza.
Sumber suku mengatakan bahwa militan Wilayat Sina mengambil alih sebuah sekolah, Fakultas Farmasi, dan bangunan lain sebelum pasukan besar tentara, polisi, dan pejuang suku pendukung tiba.
Mereka mengatakan, bentrokan dimulai sekitar subuh dan berlanjut hingga pagi hari. Layanan internet terputus di kota.
Koresponden Al-Araby Al-Jadeed mengatakan bahwa tentara Mesir meminta pasukan khusus, pasukan terjun payung, dan brigade yang bertugas melindungi Terusan Suez untuk membantu operasi tersebut.
Militan mundur di pagi hari setelah memakan korban, menurut saksi mata setempat. Serangan itu menghentikan lalu lintas jalan menuju Sinai dari tepi timur Terusan Suez.
Tiga bulan lalu militan yang terkait dengan ISIS juga mencoba untuk menguasai desa Jalbana dekat Terusan Suez tetapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan Mesir.
Pemberontakan terkait ISIS telah berlangsung selama bertahun-tahun di Semenanjung Sinai. Situasi ini meningkat setelah Presiden Abdel Fattah al-Sisi saat ini mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer terhadap pemimpin pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin.
Serangan itu terjadi di kota Qantara Timur dekat Terusan Suez. Daerah ini secara administratif merupakan bagian dari provinsi Ismailia.
Sumber suku mengatakan kepada situs Al-Araby Al-Jadeed bahwa Wilayat Sina melancarkan serangan mendadak di Qantara Timur, mengambil alih beberapa gedung pemerintah di sana dan bentrok dengan pasukan Mesir.
Sumber medis militer Mesir mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa dua perwira dan lima tentara tewas, sementara tentara yang terluka dibawa ke rumah sakit militer.
Salah satu petugas yang tewas diidentifikasi sebagai Letnan Kolonel Mohammed Abdul Ilah Saleh. Saksi mata mengatakan, ada juga korban jiwa di kalangan militan Wilayat Sina seperti dilansir dari The New Arab, Minggu (20/11/2022).
Benteng kelompok militan berada lebih jauh ke timur di Sinai, dekat perbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza.
Sumber suku mengatakan bahwa militan Wilayat Sina mengambil alih sebuah sekolah, Fakultas Farmasi, dan bangunan lain sebelum pasukan besar tentara, polisi, dan pejuang suku pendukung tiba.
Mereka mengatakan, bentrokan dimulai sekitar subuh dan berlanjut hingga pagi hari. Layanan internet terputus di kota.
Koresponden Al-Araby Al-Jadeed mengatakan bahwa tentara Mesir meminta pasukan khusus, pasukan terjun payung, dan brigade yang bertugas melindungi Terusan Suez untuk membantu operasi tersebut.
Militan mundur di pagi hari setelah memakan korban, menurut saksi mata setempat. Serangan itu menghentikan lalu lintas jalan menuju Sinai dari tepi timur Terusan Suez.
Tiga bulan lalu militan yang terkait dengan ISIS juga mencoba untuk menguasai desa Jalbana dekat Terusan Suez tetapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan Mesir.
Pemberontakan terkait ISIS telah berlangsung selama bertahun-tahun di Semenanjung Sinai. Situasi ini meningkat setelah Presiden Abdel Fattah al-Sisi saat ini mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer terhadap pemimpin pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin.
(ian)