Amerika Serikat Akan Larang Aplikasi Media Sosial China
loading...
A
A
A
Sebelumnya, anggota parlemen AS memberikan perhatian mengenai keamanan nasional mengenai pengelolaan data TikTok. Politikus AS menyebut, TikTok menjadi ancaman keamanan nasional karena memiliki ikatan dengan China. Mereka khawatir jika undang-uncang China mewajibkan perusahaan domestik untuk mendukung dan bekerja sama untuk kerja intelijen yang dikuasai Partai Komunis China. Aplikasi TikTok kini berusaha menjaga jarak dari China dan berusaha mencari pelanggan secara global. Mereka juga mengklaim telah independen dari China. (Baca juga: Diplomasi Secangkir Kopi di Kertanegara)
TikTok mengumumkan bahwa mereka bekerja terpisah dari ByteDance. Server penyimpanan data berada di luar China dan tidak ada data yang berkaitan dengan Undang-Undang China. Data pengguna TikTok asal China disimpan pada server di AS, tetapi memiliki cadangan di Singapura. “Tudingan ancaman keamanan nasional tidak bisa dibuktikan,” kata juru bicara TikTok kepada CNN pada beberapa waktu lalu.
Aplikasi TikTok memang menjadi semakin populer di AS dan negara Barat lainnya. Itu juga menjadi aplikasi media sosial China yang mendapatkan pelanggan dalam jumlah besar di luar negara asalnya. Dalam tiga bulan tahun ini, TikTok telah diunduh sebanyak 315 juta kali.
Populer di kalangan anak muda, TikTok memiliki jumlah pengguna maksimum di India, diikuti oleh China dan AS. Pengguna TikTok melampaui angka 2 miliar pada kuartal pertama 2020. Dari angka 2 miliar itu, India ternyata menjadi pendorong terbesar dengan lebih dari 611 juta unduhan. Dalam laporan Tower Sensor, lonjakan popularitas TikTok adalah karena pandemi virus korona baru (Covid-19). Orang-orang menemukan TikTok paling menghibur dan menarik selama masa karantina. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Selain AS, Pemerintah Australia juga dilaporkan akan mengajukan keberatan kepada TikTok setelah mengkaji keamanan nasional. Canberra diprediksi juga akan menempuh langkah yang sama seperti India. Australia sangat khawatir ketika data pengguna TikTok akan diserahkan kepada pemerintah China. Australia memang sedang berkonflik dengan China mengenai virus korona hingga ekspor serta impor.
Sebelumnya, pemerintah melarang 59 aplikasi yang berasal dari China, termasuk TikTok. Larangan penggunaan puluhan aplikasi itu dikeluarkan setelah sengketa perbatasan di Ladakh berujung pada bentrok mematikan antara pasukan kedua negara pada 15 Juni lalu. India menganggap puluhan aplikasi tersebut terlibat dalam kegiatan yang merugikan kedaulatan, integritas, dan pertahanan India.
Pemerintah mengatakan bahwa Kementerian Teknologi Informasi telah menerima banyak representasi yang menimbulkan kekhawatiran dari warga mengenai keamanan data dan risiko terhadap privasi yang berkaitan dengan pengoperasian aplikasi tertentu. Padahal, pplikasi video pendek-bentuk yang populer tersebut berada di peringkat 5 dalam sepuluh aplikasi gratis teratas pada platform Apple di India sebelum perselisihan 5 Mei antara pasukan India dan China. Sebulan kemudian, TikTok turun ke nomor 10 di App Store. (Andika H Mustaqim)
TikTok mengumumkan bahwa mereka bekerja terpisah dari ByteDance. Server penyimpanan data berada di luar China dan tidak ada data yang berkaitan dengan Undang-Undang China. Data pengguna TikTok asal China disimpan pada server di AS, tetapi memiliki cadangan di Singapura. “Tudingan ancaman keamanan nasional tidak bisa dibuktikan,” kata juru bicara TikTok kepada CNN pada beberapa waktu lalu.
Aplikasi TikTok memang menjadi semakin populer di AS dan negara Barat lainnya. Itu juga menjadi aplikasi media sosial China yang mendapatkan pelanggan dalam jumlah besar di luar negara asalnya. Dalam tiga bulan tahun ini, TikTok telah diunduh sebanyak 315 juta kali.
Populer di kalangan anak muda, TikTok memiliki jumlah pengguna maksimum di India, diikuti oleh China dan AS. Pengguna TikTok melampaui angka 2 miliar pada kuartal pertama 2020. Dari angka 2 miliar itu, India ternyata menjadi pendorong terbesar dengan lebih dari 611 juta unduhan. Dalam laporan Tower Sensor, lonjakan popularitas TikTok adalah karena pandemi virus korona baru (Covid-19). Orang-orang menemukan TikTok paling menghibur dan menarik selama masa karantina. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Selain AS, Pemerintah Australia juga dilaporkan akan mengajukan keberatan kepada TikTok setelah mengkaji keamanan nasional. Canberra diprediksi juga akan menempuh langkah yang sama seperti India. Australia sangat khawatir ketika data pengguna TikTok akan diserahkan kepada pemerintah China. Australia memang sedang berkonflik dengan China mengenai virus korona hingga ekspor serta impor.
Sebelumnya, pemerintah melarang 59 aplikasi yang berasal dari China, termasuk TikTok. Larangan penggunaan puluhan aplikasi itu dikeluarkan setelah sengketa perbatasan di Ladakh berujung pada bentrok mematikan antara pasukan kedua negara pada 15 Juni lalu. India menganggap puluhan aplikasi tersebut terlibat dalam kegiatan yang merugikan kedaulatan, integritas, dan pertahanan India.
Pemerintah mengatakan bahwa Kementerian Teknologi Informasi telah menerima banyak representasi yang menimbulkan kekhawatiran dari warga mengenai keamanan data dan risiko terhadap privasi yang berkaitan dengan pengoperasian aplikasi tertentu. Padahal, pplikasi video pendek-bentuk yang populer tersebut berada di peringkat 5 dalam sepuluh aplikasi gratis teratas pada platform Apple di India sebelum perselisihan 5 Mei antara pasukan India dan China. Sebulan kemudian, TikTok turun ke nomor 10 di App Store. (Andika H Mustaqim)
(ysw)