Jenderal AS: Lebih dari 100.000 Tentara Rusia Tewas dan Terluka di Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Jenderal Mark Alexander Milley, Ketua Gabungan Kepala-Kepala StafMiliter Amerika Serikat (AS), memperkirakan bahwa lebih dari 100.000 tentara Rusia tewas dan terluka dalam perangnya di Ukraina .
Menurutnya, Angkatan Bersenjata Ukraina mungkin menderita pada level korban yang sama dalam perang itu.
Perkiraan Jenderal Milley belum bisa diverifikasi secara independen karena baik Moskow maupun Kiev sama-sama tidak memperbarui data kerugian militer mereka sejak perang pecah Februari lalu.
Kendati demikian, pernyataan Milley menawarkan perkiraan korban tertinggi oleh AS hingga saat ini dalam konflik yang berlangsung hampir sembilan bulan.
Perkiraan itu datang ketika Ukraina dan Rusia menghadapi potensi jeda musim dingin dalam pertempuran, yang menurut para pakar dapat menawarkan peluang untuk semacam negosiasi.
Ditanya tentang prospek diplomasi di Ukraina, Jenderal Milley mencatat bahwa penolakan awal untuk bernegosiasi dalam Perang Dunia I menambah penderitaan manusia dan menyebabkan jutaan lebih banyak korban.
"Jadi, ketika ada kesempatan untuk bernegosiasi, ketika perdamaian dapat dicapai...manfaatkan momen itu," kata Milley di forum Economic Club of New York, seperti dikutip Reuters, Kamis (10/11/2022).
Sebelumnya pada hari Rabu, Rusia mengumumkan pasukannya akan menarik diri dari tepi barat Sungai Dnipro dekat kota strategis Kherson, Ukraina selatan, dalam kemunduran signifikan bagi Moskow dan titik balik potensial dalam perang.
Beberapa pakar mengatakan kemunduran terbaru bagi Moskow dapat memungkinkan Ukraina untuk bernegosiasi dari posisi yang kuat. Ada juga yang berpendapat bahwa Rusia mungkin menggunakan negosiasi untuk mengulur waktu guna mengatur ulang dan memperbaiki pasukannya untuk serangan musim semi yang baru.
Milley mengatakan indikator awal menunjukkan Rusia menindaklanjuti kemunduran invasi dengan penarikan pasukannya dari Kherson. Tapi dia mengingatkan bahwa itu bisa memakan waktu untuk menyelesaikannya.
Menurutnya, Angkatan Bersenjata Ukraina mungkin menderita pada level korban yang sama dalam perang itu.
Perkiraan Jenderal Milley belum bisa diverifikasi secara independen karena baik Moskow maupun Kiev sama-sama tidak memperbarui data kerugian militer mereka sejak perang pecah Februari lalu.
Kendati demikian, pernyataan Milley menawarkan perkiraan korban tertinggi oleh AS hingga saat ini dalam konflik yang berlangsung hampir sembilan bulan.
Perkiraan itu datang ketika Ukraina dan Rusia menghadapi potensi jeda musim dingin dalam pertempuran, yang menurut para pakar dapat menawarkan peluang untuk semacam negosiasi.
Ditanya tentang prospek diplomasi di Ukraina, Jenderal Milley mencatat bahwa penolakan awal untuk bernegosiasi dalam Perang Dunia I menambah penderitaan manusia dan menyebabkan jutaan lebih banyak korban.
"Jadi, ketika ada kesempatan untuk bernegosiasi, ketika perdamaian dapat dicapai...manfaatkan momen itu," kata Milley di forum Economic Club of New York, seperti dikutip Reuters, Kamis (10/11/2022).
Sebelumnya pada hari Rabu, Rusia mengumumkan pasukannya akan menarik diri dari tepi barat Sungai Dnipro dekat kota strategis Kherson, Ukraina selatan, dalam kemunduran signifikan bagi Moskow dan titik balik potensial dalam perang.
Beberapa pakar mengatakan kemunduran terbaru bagi Moskow dapat memungkinkan Ukraina untuk bernegosiasi dari posisi yang kuat. Ada juga yang berpendapat bahwa Rusia mungkin menggunakan negosiasi untuk mengulur waktu guna mengatur ulang dan memperbaiki pasukannya untuk serangan musim semi yang baru.
Milley mengatakan indikator awal menunjukkan Rusia menindaklanjuti kemunduran invasi dengan penarikan pasukannya dari Kherson. Tapi dia mengingatkan bahwa itu bisa memakan waktu untuk menyelesaikannya.