WHO Nyatakan Wabah Bubonic di China Tidak Berisiko Tinggi
loading...
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO , menyatakan wabah Bubonic atau pes di China tengah ditangani dengan baik dan tidak berisiko tinggi.
Pemerintah di kota Bayan Nur, Mongolia Dalam di wilayah China mengeluarkan peringatan pada hari Minggu, satu hari setelah sebuah rumah sakit melaporkan sebuah kasus yang diduga sebagai wabah pes.
Laporan ini mengikuti empat kasus wabah yang dilaporkan terjadi pada warga di sana November lalu, termasuk dua wabah pneumonia, varian yang lebih mematikan. (Baca: Covid-19 Belum Reda, Muncul Wabah Bubonic di China )
"Kami sedang memantau wabah di China, kami menyaksikannya dengan seksama dan dalam kemitraan dengan pemerintah China dan pemerintah Mongolia," kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam jumpa pers PBB di Jenewa.
"Kami sedang mencari jumlah kasus di China. (Kasus) ini ditangani dengan baik," imbuhnya.
"Wabah pes telah menyertai kita dan selalu bersama kita, selama berabad-abad," ujarnya.
"Saat ini kita tidak menganggapnya berisiko tinggi," tukasnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (7/7/2020).
Wabah pes, yang dikenal sebagai Black Death pada Abad Pertengahan, adalah penyakit yang sangat menular dan sering berakibat fatal. Penyakit ini sebagian besar disebarkan oleh tikus.
Meskipun wabah ini jarang terjadi di China dan dapat diobati, namun menurut Komisi Kesehatan Nasional China setidaknya lima orang telah meninggal sejak 2014.
Badan Kesehatan PBB mengatakan telah diberitahu oleh China pada hari Senin tentang kasus wabah pes di Mongolia Dalam.
Pemerintah di kota Bayan Nur, Mongolia Dalam di wilayah China mengeluarkan peringatan pada hari Minggu, satu hari setelah sebuah rumah sakit melaporkan sebuah kasus yang diduga sebagai wabah pes.
Laporan ini mengikuti empat kasus wabah yang dilaporkan terjadi pada warga di sana November lalu, termasuk dua wabah pneumonia, varian yang lebih mematikan. (Baca: Covid-19 Belum Reda, Muncul Wabah Bubonic di China )
"Kami sedang memantau wabah di China, kami menyaksikannya dengan seksama dan dalam kemitraan dengan pemerintah China dan pemerintah Mongolia," kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam jumpa pers PBB di Jenewa.
"Kami sedang mencari jumlah kasus di China. (Kasus) ini ditangani dengan baik," imbuhnya.
"Wabah pes telah menyertai kita dan selalu bersama kita, selama berabad-abad," ujarnya.
"Saat ini kita tidak menganggapnya berisiko tinggi," tukasnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (7/7/2020).
Wabah pes, yang dikenal sebagai Black Death pada Abad Pertengahan, adalah penyakit yang sangat menular dan sering berakibat fatal. Penyakit ini sebagian besar disebarkan oleh tikus.
Meskipun wabah ini jarang terjadi di China dan dapat diobati, namun menurut Komisi Kesehatan Nasional China setidaknya lima orang telah meninggal sejak 2014.
Badan Kesehatan PBB mengatakan telah diberitahu oleh China pada hari Senin tentang kasus wabah pes di Mongolia Dalam.