Netanyahu Berkuasa Lagi, Israel Diyakini Bakal Nekat Serang Iran
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Benjamin Netanyahu berkuasa lagi sebagai Perdana Menteri (PM) Israel setelah memenangkan pemilu. Sekutu lamanya, Tzachi Hanegbi, meyakini pemimpin keras rezim Zionis itu akan nekat menyerang Iran jika kesepakatan nuklir baru dengan Teheran gagal tercapai.
"Dalam situasi seperti itu, Netanyahu akan bertindak, menurut penilaian saya, untuk menghancurkan fasilitas nuklir di Iran," katanya kepada Channel 12 yang dilansir Times of Israel, Sabtu (5/11/2022).
Hanegbi, seorang politisi veteran Partai Likud dan mantan menteri yang tidak diharapkan untuk masuk ke Knesset berikutnya telah membuat ancaman serangan potensial Israel di masa lalu untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Hanegbi mengatakan bahwa menghadapi ancaman nuklir Iran adalah “api yang telah berkobar di dalam dirinya selama lebih dari 25 tahun.”
"Jika tidak ada tindakan yang diambil, Israel untuk pertama kalinya akan menghadapi rezim dengan senjata nuklir,” katanya.
"Netanyahu tidak akan berdamai dengan nuklir Iran," paparnya.
“Dalam penilaian saya, dia tidak punya pilihan [selain menyerang fasilitas nuklir Iran]: Ini adalah kisah 1981: Begin; 2007: Olmert; 2022...” paparnya, merujuk pada Perdana Menteri Menachem Begin menyetujui serangan tahun 1981 yang menghancurkan reaktor nuklir Saddam Hussein di Osiraq; Perdana Menteri Ehud Olmert mengawasi serangan tahun 2007 terhadap reaktor Suriah di Al Kibar.
Ditanya apakah Netanyahu benar-benar telah memberi tahu dia tentang rencana semacam itu, Hanegbi mengatakan: "Ini penilaian saya, berdasarkan lebih dari 35 tahun saya mengenal Netanyahu... Ketika tidak ada pilihan, seseorang perlu mengambil alih komando—itu adalah Netanyahu."
Pada Januari 2021, Hanegbi memperingatkan bahwa Israel dapat menyerang program nuklir Iran jika Amerika Serikat bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir dengan Teheran.
"Dalam situasi seperti itu, Netanyahu akan bertindak, menurut penilaian saya, untuk menghancurkan fasilitas nuklir di Iran," katanya kepada Channel 12 yang dilansir Times of Israel, Sabtu (5/11/2022).
Hanegbi, seorang politisi veteran Partai Likud dan mantan menteri yang tidak diharapkan untuk masuk ke Knesset berikutnya telah membuat ancaman serangan potensial Israel di masa lalu untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Hanegbi mengatakan bahwa menghadapi ancaman nuklir Iran adalah “api yang telah berkobar di dalam dirinya selama lebih dari 25 tahun.”
"Jika tidak ada tindakan yang diambil, Israel untuk pertama kalinya akan menghadapi rezim dengan senjata nuklir,” katanya.
"Netanyahu tidak akan berdamai dengan nuklir Iran," paparnya.
“Dalam penilaian saya, dia tidak punya pilihan [selain menyerang fasilitas nuklir Iran]: Ini adalah kisah 1981: Begin; 2007: Olmert; 2022...” paparnya, merujuk pada Perdana Menteri Menachem Begin menyetujui serangan tahun 1981 yang menghancurkan reaktor nuklir Saddam Hussein di Osiraq; Perdana Menteri Ehud Olmert mengawasi serangan tahun 2007 terhadap reaktor Suriah di Al Kibar.
Ditanya apakah Netanyahu benar-benar telah memberi tahu dia tentang rencana semacam itu, Hanegbi mengatakan: "Ini penilaian saya, berdasarkan lebih dari 35 tahun saya mengenal Netanyahu... Ketika tidak ada pilihan, seseorang perlu mengambil alih komando—itu adalah Netanyahu."
Pada Januari 2021, Hanegbi memperingatkan bahwa Israel dapat menyerang program nuklir Iran jika Amerika Serikat bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir dengan Teheran.