Dewan Keamanan PBB Tolak Penyelidikan terhadap Biolab AS di Ukraina

Kamis, 03 November 2022 - 20:51 WIB
loading...
Dewan Keamanan PBB Tolak...
Anggota Dewan Keamanan PBB bertemu di kantor pusat PBB di New York, AS. Foto/REUTERS
A A A
NEW YORK - Dewan Keamanan PBB menolak seruan Rusia untuk penyelidikan internasional atas klaim bahwa Amerika Serikat (AS) menggunakan laboratorium di Ukraina untuk mengembangkan senjata biologis.

Meski China mendukung proposal Rusia, namun AS, Inggris, dan Prancis memilih menentangnya. Sepuluh anggota dewan bergilir menyatakan abstain.

Rusia bersikeras AS dan Ukraina telah melanggar konvensi internasional 1972 yang melarang pengembangan, produksi, dan penimbunan senjata biologis.



Menurut Moskow, beberapa laboratorium di Ukraina sedang mengerjakan program rahasia "militer-biologis", yang melibatkan studi dan penimbunan sampel antraks, kolera, dan penyakit menular lainnya.

Washington dan Kiev sama-sama menyangkal mengembangkan senjata biologis. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada bulan Maret bahwa laboratorium sedang melakukan "penelitian ilmiah biasa."

Selama voting di Dewan Keamanan PBB pada Rabu, Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield berpendapat proposal Rusia untuk penyelidikan "berdasarkan disinformasi, ketidakjujuran, itikad buruk, dan kurangnya rasa hormat terhadap badan ini."



Thomas-Greenfield menegaskan kegiatan di bawah program Pengurangan Ancaman Kooperasif (CTR) Pentagon di Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya “bukan untuk tujuan militer.”

Misi AS untuk Organisasi Internasional di Jenewa, Swiss mengatakan pada April bahwa tujuan CTR di Ukraina adalah untuk membantu negara itu "mengkonsolidasikan dan mengamankan patogen dan untuk terus memastikan Ukraina dapat mendeteksi dan melaporkan wabah penyakit sebelum menimbulkan ancaman keamanan atau stabilitas."

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan dia “sangat kecewa” dengan pemungutan suara tersebut.

Dia mengatakan "negara-negara Barat hanya takut" dengan penyelidikan internasional atas masalah ini.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2026 seconds (0.1#10.140)