Pelaku Penyerangan Pusat Migran Tewas, Disebut sebagai Pembenci Islam
loading...
A
A
A
LONDON - Kepolisian mengatakan serangan bom molotov di fasilitas imigrasi di Inggris pada Minggu (30/10/2022) tampaknya dimotivasi gerakan sayap kanan berdasarkan postingan media sosial pelaku.
Pelaku bernama Andrew Leak melemparkan bahan peledak buatan sendiri ke dinding pusat Western Jet Foil di Dover. Dia kemudian ditemukan tewas di pompa bensin terdekat.
Posting Facebook Leak kemungkinan mengungkapkan motifnya, meskipun anggota parlemen North Thanet Sir Roger Gale menggambarkan pelaku berusia 66 tahun itu menderita "kesulitan kesehatan mental yang parah."
Investigasi oleh polisi kontraterorisme atas serangan itu dan kematian Leak telah diluncurkan, tetapi pihak berwenang menolak mengomentari kemungkinan motifnya.
Serangkaian postingan yang dibagikan Leak menunjukkan pola Islamofobia, rasisme, dan makian terhadap migran di Inggris.
Pada 9 Agustus, dia memposting, “Lain kali pusat pekerjaan memberikan sanksi kepada uang Anda karena tidak mencari pekerjaan yang cukup, tanyakan kepada mereka tentang ribuan orang yang mendapatkan tunjangan, yang tidak dapat berbicara bahasa Inggris dan tidak dapat menulis bahasa Inggris. Bagaimana mereka mencari pekerjaan?”
“Tunjangan pengangguran dengan jelas menyatakan bahwa Anda tidak dapat mengklaim tunjangan jika tidak mencari pekerjaan. Semua orang ini harus dikecualikan dari tunjangan,” papar dia.
“Anda jelas tidak dapat mencari pekerjaan jika Anda tidak dapat membaca bahasa Inggris atau berbicara bahasa Inggris. Mereka melanggar hukum, saatnya untuk bangkit,” ujar dia.
Pelaku bernama Andrew Leak melemparkan bahan peledak buatan sendiri ke dinding pusat Western Jet Foil di Dover. Dia kemudian ditemukan tewas di pompa bensin terdekat.
Posting Facebook Leak kemungkinan mengungkapkan motifnya, meskipun anggota parlemen North Thanet Sir Roger Gale menggambarkan pelaku berusia 66 tahun itu menderita "kesulitan kesehatan mental yang parah."
Investigasi oleh polisi kontraterorisme atas serangan itu dan kematian Leak telah diluncurkan, tetapi pihak berwenang menolak mengomentari kemungkinan motifnya.
Serangkaian postingan yang dibagikan Leak menunjukkan pola Islamofobia, rasisme, dan makian terhadap migran di Inggris.
Pada 9 Agustus, dia memposting, “Lain kali pusat pekerjaan memberikan sanksi kepada uang Anda karena tidak mencari pekerjaan yang cukup, tanyakan kepada mereka tentang ribuan orang yang mendapatkan tunjangan, yang tidak dapat berbicara bahasa Inggris dan tidak dapat menulis bahasa Inggris. Bagaimana mereka mencari pekerjaan?”
“Tunjangan pengangguran dengan jelas menyatakan bahwa Anda tidak dapat mengklaim tunjangan jika tidak mencari pekerjaan. Semua orang ini harus dikecualikan dari tunjangan,” papar dia.
“Anda jelas tidak dapat mencari pekerjaan jika Anda tidak dapat membaca bahasa Inggris atau berbicara bahasa Inggris. Mereka melanggar hukum, saatnya untuk bangkit,” ujar dia.