Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Malaysia Anjurkan Pemakaian Masker
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Ketika Malaysia mengalami peningkatan kasus COVID-19 , pemakaian masker sekarang “sangat dianjurkan” di daerah-daerah ramai. Hal itu diungkapkan juru bicara Menteri Kesehatan, Khairy Jamaluddin, Senin (31/10/2022).
Menurutnya, ini lebih penting, terutama karena Pemilihan Umum ke-15 Malaysia (GE15) sudah dekat. “Kementerian mengingatkan masyarakat bahwa kita masih dalam masa transisi ke fase endemis. Gelombang akan datang dan pergi, dan jumlah kasus akan bertambah dan berkurang,” katanya.
“Dalam sepekan terakhir, jumlah kasus meningkat. Sayangnya, ini adalah saat kita akan mengadakan pemilihan umum. Saya ingin menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati,” lanjut Jamaludin, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menurutnya, mengenakan masker di Malaysia masih bersifat sukarela, tetapi sekarang sangat dianjurkan terutama di daerah tertutup dan ramai. Malaysia akan mengadakan GE15 pada 19 November, dengan hari nominasi ditetapkan pada 5 November.
Jamaludin juga mengatakan, ada peningkatan 16,5 persen dalam jumlah kasus antara 23 Oktober dan 29 Oktober, dibandingkan dengan periode yang sama seminggu sebelumnya. Menurutnya, subvarian XBB Omicron diyakini bertanggung jawab atas peningkatan kasus.
Dia menambahkan ada peningkatan 14 persen jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit umum, meskipun sebagian besar dari mereka memiliki gejala ringan.
“Varian ini lebih mudah menyebar dibandingkan subvarian Omicron lainnya dan diharapkan menjadi subvarian dominan menggantikan BA5 setelah ini. Namun, tidak ada bukti bahwa itu menyebabkan infeksi yang lebih parah,” katanya, seraya menambahkan bahwa situasinya masih terkendali.
Ditambahkan pula oleh Jamaldin, bahwa Komisi Pemilihan Umum (EC) diharapkan segera mengumumkan prosedur operasi standar untuk pemilihan, termasuk prosedur pemungutan suara bagi mereka yang positif COVID-19.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah mengusulkan dua cara agar KPU mengizinkan individu yang positif COVID-19 untuk memilih dalam pemilihan.
Direktur Jenderalnya Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan salah satu caranya adalah dengan menyediakan jalur dan ruang khusus bagi mereka yang terinfeksi COVID-19 di setiap TPS. Pilihan lainnya adalah bagi individu untuk mengenakan peralatan pelindung yang diperlukan sebelum pergi ke tempat pemungutan suara.
Menurutnya, ini lebih penting, terutama karena Pemilihan Umum ke-15 Malaysia (GE15) sudah dekat. “Kementerian mengingatkan masyarakat bahwa kita masih dalam masa transisi ke fase endemis. Gelombang akan datang dan pergi, dan jumlah kasus akan bertambah dan berkurang,” katanya.
“Dalam sepekan terakhir, jumlah kasus meningkat. Sayangnya, ini adalah saat kita akan mengadakan pemilihan umum. Saya ingin menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati,” lanjut Jamaludin, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menurutnya, mengenakan masker di Malaysia masih bersifat sukarela, tetapi sekarang sangat dianjurkan terutama di daerah tertutup dan ramai. Malaysia akan mengadakan GE15 pada 19 November, dengan hari nominasi ditetapkan pada 5 November.
Jamaludin juga mengatakan, ada peningkatan 16,5 persen dalam jumlah kasus antara 23 Oktober dan 29 Oktober, dibandingkan dengan periode yang sama seminggu sebelumnya. Menurutnya, subvarian XBB Omicron diyakini bertanggung jawab atas peningkatan kasus.
Dia menambahkan ada peningkatan 14 persen jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit umum, meskipun sebagian besar dari mereka memiliki gejala ringan.
“Varian ini lebih mudah menyebar dibandingkan subvarian Omicron lainnya dan diharapkan menjadi subvarian dominan menggantikan BA5 setelah ini. Namun, tidak ada bukti bahwa itu menyebabkan infeksi yang lebih parah,” katanya, seraya menambahkan bahwa situasinya masih terkendali.
Ditambahkan pula oleh Jamaldin, bahwa Komisi Pemilihan Umum (EC) diharapkan segera mengumumkan prosedur operasi standar untuk pemilihan, termasuk prosedur pemungutan suara bagi mereka yang positif COVID-19.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah mengusulkan dua cara agar KPU mengizinkan individu yang positif COVID-19 untuk memilih dalam pemilihan.
Direktur Jenderalnya Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan salah satu caranya adalah dengan menyediakan jalur dan ruang khusus bagi mereka yang terinfeksi COVID-19 di setiap TPS. Pilihan lainnya adalah bagi individu untuk mengenakan peralatan pelindung yang diperlukan sebelum pergi ke tempat pemungutan suara.
(esn)