Junta Myanmar Kirim Peringatan kepada ASEAN
loading...
A
A
A
YANGON - Junta Myanmar telah memperingatkan ASEAN yang tengah bekerja untuk meredakan krisis politiknya bahwa menetapkan kerangka waktu untuk rencana perdamaian dapat menyebabkan "implikasi negatif."
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta pada Februari tahun lalu. Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 2.300 orang tewas dalam tindakan brutal militer terhadap perbedaan pendapat.
Junta menyalahkan pejuang anti-kudeta atas kematian hampir 3.900 warga sipil.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejauh ini telah memimpin upaya yang sia-sia untuk memecahkan kebuntuan berdarah tersebut.
Para menteri luar negeri ASEAN bertemu di Jakarta pada Kamis kemarin untuk membahas krisis tersebut. Junta Myanmar tidak diwakili dalam pertemuan itu setelah menolak undangan untuk mengirim tokoh non-politik.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Myanmar mengatakan rencana perdamaian yang disepakati oleh negara itu dan ASEAN tahun lalu - yang sebagian besar diabaikan oleh Myanmar - adalah sebuah "proses."
"Memasukkan tekanan tambahan dengan menetapkan jangka waktu akan menciptakan lebih banyak implikasi negatif daripada yang positif," kata Kementerian Luar Negeri Myanmar seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (28/10/2022).
Myanmar juga menuduh ASEAN melakukan "diskriminasi" karena tidak mengundang menteri luar negeri yang ditunjuk junta ke pertemuan di Jakarta.
ASEAN telah mengatakan "sangat prihatin" atas meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi empat tahanan pada bulan Juli lalu.
Pemimpin Junta Min Aung Hlaing belum diundang ke pertemuan puncak para pemimpin ASEAN bulan depan - untuk tahun kedua berturut-turut - dan diplomat top Myanmar Wunna Maung Lwin dikeluarkan dari pembicaraan tingkat menteri pada Februari dan Agustus lalu.
Sebuah surat kabar yang dikendalikan junta pada awal bulan ini menulis kebijakan ASEAN tentang keterlibatan konstruktif tidak lagi di atas meja.
"ASEAN tampaknya bertindak sebagai anjing piaraan bagi AS," tulis media tersebut.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta pada Februari tahun lalu. Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 2.300 orang tewas dalam tindakan brutal militer terhadap perbedaan pendapat.
Junta menyalahkan pejuang anti-kudeta atas kematian hampir 3.900 warga sipil.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejauh ini telah memimpin upaya yang sia-sia untuk memecahkan kebuntuan berdarah tersebut.
Para menteri luar negeri ASEAN bertemu di Jakarta pada Kamis kemarin untuk membahas krisis tersebut. Junta Myanmar tidak diwakili dalam pertemuan itu setelah menolak undangan untuk mengirim tokoh non-politik.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Myanmar mengatakan rencana perdamaian yang disepakati oleh negara itu dan ASEAN tahun lalu - yang sebagian besar diabaikan oleh Myanmar - adalah sebuah "proses."
"Memasukkan tekanan tambahan dengan menetapkan jangka waktu akan menciptakan lebih banyak implikasi negatif daripada yang positif," kata Kementerian Luar Negeri Myanmar seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (28/10/2022).
Myanmar juga menuduh ASEAN melakukan "diskriminasi" karena tidak mengundang menteri luar negeri yang ditunjuk junta ke pertemuan di Jakarta.
ASEAN telah mengatakan "sangat prihatin" atas meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi empat tahanan pada bulan Juli lalu.
Pemimpin Junta Min Aung Hlaing belum diundang ke pertemuan puncak para pemimpin ASEAN bulan depan - untuk tahun kedua berturut-turut - dan diplomat top Myanmar Wunna Maung Lwin dikeluarkan dari pembicaraan tingkat menteri pada Februari dan Agustus lalu.
Sebuah surat kabar yang dikendalikan junta pada awal bulan ini menulis kebijakan ASEAN tentang keterlibatan konstruktif tidak lagi di atas meja.
"ASEAN tampaknya bertindak sebagai anjing piaraan bagi AS," tulis media tersebut.
(ian)