Mantan Pilot Militer AS yang Kerja di China Ditangkap di Australia
loading...
A
A
A
CANBERRA - Seorang mantan pilot militer Amerika Serikat (AS) yang bekerja di China telah ditangkap di Australia. Menurut dokumen pengadilan Australia, dia menghadapi ekstradisi ke Amerika.
Polisi Federal Australia menangkap Daniel Edmund Duggan (54) pada hari Jumat pekan lalu di kota Orange di New South Wales.
Dia telah muncul di pengadilan pada hari yang sama sebagaimana dikonfirmasi oleh catatan pengadilan, dua sumber polisi dan pengacaranya.
Pengacaranya muncul melalui konferensi video. Menurut dua sumber polisi, Duggan ditolak jaminannya dan dibawa ke penjara Bathurst terdekat.
Duggan adalah mantan warga negara AS dan Polisi Federal Australia bertindak atas permintaan Washington untuk penangkapannya menjelang kemungkinan proses ekstradisi formal. Demikian disampaikan salah satu sumber polisi yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Penampilan Duggan di pengadilan berikutnya akan diadakan di Sydney pada bulan November untuk mempertimbangkan aplikasi jaminan apa pun. Rincian surat perintah penangkapan AS dan tuduhan yang dia hadapi tetap disegel.
"Seseorang ditangkap pada 21 Oktober 2022 berdasarkan permintaan dari Amerika Serikat untuk penangkapan sementara," kata juru bicara Departemen Kejaksaan Agung Federal dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Reuters, Selasa (25/10/2022).
“Karena masalah ini ada di pengadilan, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut.”
Penangkapan itu terjadi pada minggu yang sama saat Inggris memperingatkan lusinan mantan pilot militer agar berhenti bekerja di China atau menghadapi tuntutan dengan alasan keamanan nasional di bawah undang-undang baru.
Australia juga sedang menyelidiki laporan bahwa beberapa mantan pilot pesawat tempurnya telah didekati untuk bekerja di China.
Sumber penerbangan mengatakan kepada Reuters bahwa FBI mencari Duggan karena pekerjaannya di China. Pengacaranya, Dennis Miralis, mengatakan dia tidak bisa berkomentar.
Duggan pindah ke Australia setelah satu dekade di militer AS dan memulai bisnis yang disebut "Top Gun Tasmania", mempekerjakan mantan pilot militer AS dan Inggris untuk menawarkan wisatawan joyrides di jet tempur. Demikian konfirmasi dari catatan perusahaan dan sumber penerbangan.
Menurut tiga pilot kepada Reuters,Duggan juga menerbangkan pesawat bekas militer dalam pertunjukan udara Australia.
Situs web "Top Gun Tasmania" mengatakan Duggan menerbangkan jet lompat Harrier di Marinir AS dan merupakan instruktur tempur udara.
Dia pindah ke Beijing pada tahun 2014 dan segera setelah menjual "Top Gun Tasmania".
Profil LinkedIn Duggan mengatakan dia telah bekerja di Qingdao, China, sejak 2017 sebagai direktur pelaksana AVIBIZ Limited, yang digambarkan sebagai “perusahaan konsultan penerbangan komprehensif dengan fokus pada Industri Penerbangan China yang berkembang pesat dan dinamis".
Catatan perusahaan Hong Kong menunjukkan AVIBIZ Limited terdaftar di sana oleh pemegang paspor Australia Daniel Edmund Duggan pada 2017 dan dibubarkan pada 2020.
Duggan tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Di bawah perjanjian ekstradisi Australia dengan Amerika Serikat, pemerintah AS akan memiliki waktu 60 hari untuk mengajukan permintaan ekstradisi. Perjanjian itu memungkinkan warga negara Australia untuk diekstradisi.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Polisi Federal Australia menangkap Daniel Edmund Duggan (54) pada hari Jumat pekan lalu di kota Orange di New South Wales.
Dia telah muncul di pengadilan pada hari yang sama sebagaimana dikonfirmasi oleh catatan pengadilan, dua sumber polisi dan pengacaranya.
Pengacaranya muncul melalui konferensi video. Menurut dua sumber polisi, Duggan ditolak jaminannya dan dibawa ke penjara Bathurst terdekat.
Duggan adalah mantan warga negara AS dan Polisi Federal Australia bertindak atas permintaan Washington untuk penangkapannya menjelang kemungkinan proses ekstradisi formal. Demikian disampaikan salah satu sumber polisi yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Penampilan Duggan di pengadilan berikutnya akan diadakan di Sydney pada bulan November untuk mempertimbangkan aplikasi jaminan apa pun. Rincian surat perintah penangkapan AS dan tuduhan yang dia hadapi tetap disegel.
"Seseorang ditangkap pada 21 Oktober 2022 berdasarkan permintaan dari Amerika Serikat untuk penangkapan sementara," kata juru bicara Departemen Kejaksaan Agung Federal dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Reuters, Selasa (25/10/2022).
“Karena masalah ini ada di pengadilan, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut.”
Penangkapan itu terjadi pada minggu yang sama saat Inggris memperingatkan lusinan mantan pilot militer agar berhenti bekerja di China atau menghadapi tuntutan dengan alasan keamanan nasional di bawah undang-undang baru.
Australia juga sedang menyelidiki laporan bahwa beberapa mantan pilot pesawat tempurnya telah didekati untuk bekerja di China.
Sumber penerbangan mengatakan kepada Reuters bahwa FBI mencari Duggan karena pekerjaannya di China. Pengacaranya, Dennis Miralis, mengatakan dia tidak bisa berkomentar.
Duggan pindah ke Australia setelah satu dekade di militer AS dan memulai bisnis yang disebut "Top Gun Tasmania", mempekerjakan mantan pilot militer AS dan Inggris untuk menawarkan wisatawan joyrides di jet tempur. Demikian konfirmasi dari catatan perusahaan dan sumber penerbangan.
Menurut tiga pilot kepada Reuters,Duggan juga menerbangkan pesawat bekas militer dalam pertunjukan udara Australia.
Situs web "Top Gun Tasmania" mengatakan Duggan menerbangkan jet lompat Harrier di Marinir AS dan merupakan instruktur tempur udara.
Dia pindah ke Beijing pada tahun 2014 dan segera setelah menjual "Top Gun Tasmania".
Profil LinkedIn Duggan mengatakan dia telah bekerja di Qingdao, China, sejak 2017 sebagai direktur pelaksana AVIBIZ Limited, yang digambarkan sebagai “perusahaan konsultan penerbangan komprehensif dengan fokus pada Industri Penerbangan China yang berkembang pesat dan dinamis".
Catatan perusahaan Hong Kong menunjukkan AVIBIZ Limited terdaftar di sana oleh pemegang paspor Australia Daniel Edmund Duggan pada 2017 dan dibubarkan pada 2020.
Duggan tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Di bawah perjanjian ekstradisi Australia dengan Amerika Serikat, pemerintah AS akan memiliki waktu 60 hari untuk mengajukan permintaan ekstradisi. Perjanjian itu memungkinkan warga negara Australia untuk diekstradisi.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(min)