Mantan Pilot Militer AS yang Kerja di China Ditangkap di Australia

Rabu, 26 Oktober 2022 - 00:40 WIB
loading...
Mantan Pilot Militer...
Seorang mantan pilot militer AS yang bekerja di China ditangkap di Australia. Dia menghadapi ekstradisi ke Amerika. Foto/Lockheed Martin
A A A
CANBERRA - Seorang mantan pilot militer Amerika Serikat (AS) yang bekerja di China telah ditangkap di Australia. Menurut dokumen pengadilan Australia, dia menghadapi ekstradisi ke Amerika.

Polisi Federal Australia menangkap Daniel Edmund Duggan (54) pada hari Jumat pekan lalu di kota Orange di New South Wales.

Dia telah muncul di pengadilan pada hari yang sama sebagaimana dikonfirmasi oleh catatan pengadilan, dua sumber polisi dan pengacaranya.

Pengacaranya muncul melalui konferensi video. Menurut dua sumber polisi, Duggan ditolak jaminannya dan dibawa ke penjara Bathurst terdekat.



Duggan adalah mantan warga negara AS dan Polisi Federal Australia bertindak atas permintaan Washington untuk penangkapannya menjelang kemungkinan proses ekstradisi formal. Demikian disampaikan salah satu sumber polisi yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.

Penampilan Duggan di pengadilan berikutnya akan diadakan di Sydney pada bulan November untuk mempertimbangkan aplikasi jaminan apa pun. Rincian surat perintah penangkapan AS dan tuduhan yang dia hadapi tetap disegel.

"Seseorang ditangkap pada 21 Oktober 2022 berdasarkan permintaan dari Amerika Serikat untuk penangkapan sementara," kata juru bicara Departemen Kejaksaan Agung Federal dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Reuters, Selasa (25/10/2022).

“Karena masalah ini ada di pengadilan, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut.”

Penangkapan itu terjadi pada minggu yang sama saat Inggris memperingatkan lusinan mantan pilot militer agar berhenti bekerja di China atau menghadapi tuntutan dengan alasan keamanan nasional di bawah undang-undang baru.

Australia juga sedang menyelidiki laporan bahwa beberapa mantan pilot pesawat tempurnya telah didekati untuk bekerja di China.

Sumber penerbangan mengatakan kepada Reuters bahwa FBI mencari Duggan karena pekerjaannya di China. Pengacaranya, Dennis Miralis, mengatakan dia tidak bisa berkomentar.

Duggan pindah ke Australia setelah satu dekade di militer AS dan memulai bisnis yang disebut "Top Gun Tasmania", mempekerjakan mantan pilot militer AS dan Inggris untuk menawarkan wisatawan joyrides di jet tempur. Demikian konfirmasi dari catatan perusahaan dan sumber penerbangan.

Menurut tiga pilot kepada Reuters,Duggan juga menerbangkan pesawat bekas militer dalam pertunjukan udara Australia.

Situs web "Top Gun Tasmania" mengatakan Duggan menerbangkan jet lompat Harrier di Marinir AS dan merupakan instruktur tempur udara.

Dia pindah ke Beijing pada tahun 2014 dan segera setelah menjual "Top Gun Tasmania".

Profil LinkedIn Duggan mengatakan dia telah bekerja di Qingdao, China, sejak 2017 sebagai direktur pelaksana AVIBIZ Limited, yang digambarkan sebagai “perusahaan konsultan penerbangan komprehensif dengan fokus pada Industri Penerbangan China yang berkembang pesat dan dinamis".

Catatan perusahaan Hong Kong menunjukkan AVIBIZ Limited terdaftar di sana oleh pemegang paspor Australia Daniel Edmund Duggan pada 2017 dan dibubarkan pada 2020.

Duggan tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Di bawah perjanjian ekstradisi Australia dengan Amerika Serikat, pemerintah AS akan memiliki waktu 60 hari untuk mengajukan permintaan ekstradisi. Perjanjian itu memungkinkan warga negara Australia untuk diekstradisi.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Keluarga Donald Trump...
Keluarga Donald Trump Fokus Tambang Kripto dengan Keuntungan Rp16,7 Triliun, Berikut 6 Faktanya
Eksekusi Mati hingga...
Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
Perundingan AS dan Iran...
Perundingan AS dan Iran Berlansung Konstruktif dan Positif, Akankah Konflik Timur Tengah Mereda?
Wanita Ini Melahirkan...
Wanita Ini Melahirkan Bayi Orang Lain karena Kesalahan dalam Proses IVF
Trump Copot Potret Obama...
Trump Copot Potret Obama di Gedung Putih, Diganti dengan Potretnya yang Lolos dari upaya Pembunuhan
Pengadilan China Melelang...
Pengadilan China Melelang 100 Ton Buaya Hidup Rp9,2 Miliar, Tapi Pemenang Tanggung Risikonya Sendiri
Krisis Air di Gaza Semakin...
Krisis Air di Gaza Semakin Parah, Warga Harus Antre Berjam-jam
Miris! Dokter Spesialis...
Miris! Dokter Spesialis Jantung Gadungan Buka Praktik, 7 Pasien Tewas Pasca-Operasi
Rekomendasi
Hasil UFC 314: Alexander...
Hasil UFC 314: Alexander Volkanovski Kembali Jadi Raja Kelas Bulu usai Tumbangkan Diego Lopes
Anggota Polres Dumai...
Anggota Polres Dumai Tewas di Tempat Hiburan Malam, Mulut Keluarkan Busa
Momen Prabowo dan El-Sisi...
Momen Prabowo dan El-Sisi Mendadak Sambangi Akmil Mesir, Tinjau Arena Pacuan Kuda
Berita Terkini
Beda dengan Gaza, Trump...
Beda dengan Gaza, Trump Sebut Negosiasi Nuklir Iran Berjalan Baik
18 menit yang lalu
Keluarga Donald Trump...
Keluarga Donald Trump Fokus Tambang Kripto dengan Keuntungan Rp16,7 Triliun, Berikut 6 Faktanya
1 jam yang lalu
Eksekusi Mati hingga...
Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada
1 jam yang lalu
Filsuf Oxford Ini Ungkap...
Filsuf Oxford Ini Ungkap Kematian Bukanlah Akhir, tapi Ada Akhirat setelah Kematian
2 jam yang lalu
Siapa Haj Hasan Ibrahim...
Siapa Haj Hasan Ibrahim Al Fardan? Pengusaha Mutiara yang Jadi Inspirasi Arah Kemajuan Uni Emirat Arab
3 jam yang lalu
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
4 jam yang lalu
Infografis
DeepSeek AI China Diblokir...
DeepSeek AI China Diblokir di Amerika Serikat, Italia, Australia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved