Ulama Sunni Iran Sebut Khamenei Bertanggung Jawab atas Pembunuhan 66 Demonstran, IRGC Marah
loading...
A
A
A
Media pemerintah mengatakan pada saat kekerasan 30 September bahwa individu bersenjata tak dikenal menembaki sebuah kantor polisi, mendorong pasukan keamanan untuk membalas tembakan.
IRGC Iran mengatakan lima anggota pasukannya dan relawan milisi Basij tewas dalam kekerasan 30 September. Pihak berwenang menyalahkan kelompok militan Baluchi.
Baik kelompok itu maupun faksi lain di wilyah itu tidak mengklaim bertanggung jawab seperti yang dituduhkan pihak berwenang Iran.
Setelah protes meletus lagi di Zahedan pada hari Jumat, Wakil Menteri Dalam Negeri Untuk Keamanan, Majid Mir Ahmadi, mengatakan ketenangan telah kembali. Demikian dilaporkan kantor berita IRNA pada hari Sabtu (22/10/2022).
"150 preman menyerang properti umum dan bahkan toko-toko milik Sunni," katanya.
Pada hari Jumat, polisi menangkap sedikitnya 57 orang, yang digambarkan sebagai "perusuh", setelah pengunjuk rasa melemparkan batu dan menyerang bank-bank di kota itu. Demikian disampaikan kepala polisi provinsi setempat, Ahmad Taheri.
Televisi pemerintah melaporkan hingga 300 pengunjuk rasa berbaris di kota itu setelah salat Jumat. Televisi itu menunjukkan bank dan toko dengan jendela pecah.
Abdolhamid menggambarkan pembunuhan 30 September sebagai pembantaian. Dia mengatakan peluru telah ditembakkan ke kepala dan dada para korban. "Skor terbunuh di sini. Saya tidak punya angka pasti. Ada yang melaporkan 90, ada yang bilang kurang, ada yang bilang lebih," katanya dalam khotbah yang di-posting di situsnya.
IRGC Iran mengatakan lima anggota pasukannya dan relawan milisi Basij tewas dalam kekerasan 30 September. Pihak berwenang menyalahkan kelompok militan Baluchi.
Baik kelompok itu maupun faksi lain di wilyah itu tidak mengklaim bertanggung jawab seperti yang dituduhkan pihak berwenang Iran.
Setelah protes meletus lagi di Zahedan pada hari Jumat, Wakil Menteri Dalam Negeri Untuk Keamanan, Majid Mir Ahmadi, mengatakan ketenangan telah kembali. Demikian dilaporkan kantor berita IRNA pada hari Sabtu (22/10/2022).
"150 preman menyerang properti umum dan bahkan toko-toko milik Sunni," katanya.
Pada hari Jumat, polisi menangkap sedikitnya 57 orang, yang digambarkan sebagai "perusuh", setelah pengunjuk rasa melemparkan batu dan menyerang bank-bank di kota itu. Demikian disampaikan kepala polisi provinsi setempat, Ahmad Taheri.
Televisi pemerintah melaporkan hingga 300 pengunjuk rasa berbaris di kota itu setelah salat Jumat. Televisi itu menunjukkan bank dan toko dengan jendela pecah.
Abdolhamid menggambarkan pembunuhan 30 September sebagai pembantaian. Dia mengatakan peluru telah ditembakkan ke kepala dan dada para korban. "Skor terbunuh di sini. Saya tidak punya angka pasti. Ada yang melaporkan 90, ada yang bilang kurang, ada yang bilang lebih," katanya dalam khotbah yang di-posting di situsnya.
(min)