Medvedev Sebut Eks Jenderal AS Idiot karena Serukan Penghancuran Pangkalan Rusia

Sabtu, 24 September 2022 - 02:22 WIB
loading...
Medvedev Sebut Eks Jenderal AS Idiot karena Serukan Penghancuran Pangkalan Rusia
Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev (kiri) sebut seorang pensiunan jenderal AS idiot karena serukan penghancuran Armada Laut Hitam Rusia. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mencaci maki seorang pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) dengan menyebutnya "pensiunan idiot".

Musababnya, pensiunan jenderal itu menyerukan Amerika untuk menghancurkan Armada Laut Hitam atau pun pangkalan Rusia di Crimea jika Moskow menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina.

Pada hari Rabu, Jenderal (Purn) Ben Hodges, mantan komandan Angkatan Darat AS di Eropa, mengatakan Washington dapat menghancurkan Armada Laut Hitam Rusia, yang berbasis di Crimea, atau pangkalannya di semenanjung Crimea jika Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina.



Hodges memperingatkan Rusia bahwa serangan AS sangat menghancurkan. Menurutnya sangat tidak mungkin Presiden Rusia Vladimir Putin akan memerintahkan untuk menyebarkan senjata nuklir.

Tanpa menyebut nama, Medvedev—mantan presiden Rusia yang juga sekutu Putin—memperingatkan; "Pensiunan idiot dengan garis-garis jenderal tidak boleh mencoba untuk mengintimidasi Moskow dengan mengeklaim bahwa NATO dapat menyerang Crimea, sebuah semenanjung yang sebagian besar memilih untuk bersatu dengan Rusia pada tahun 2014 setelah kudeta di Kiev."

“[Rudal] hipersonik pasti akan mencapai target di Eropa dan AS lebih cepat,” kata Medvedev, seperti dikutip Russia Today, Jumat (23/9/2022).

Pada hari Kamis, Medvedev menegaskan Moskow dapat menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayah Rusia yang baru, termasuk republik Donbass dan Wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, jika wilayah-wilayah Ukraina itu memutuskan untuk bergabung dengan Rusia melalui referendum.

Menulis di Telegram, Medvedev menekankan bahwa referendum, yang direncanakan antara 23 hingga 27 September, pasti akan terjadi, dan republik Donbass dan wilayah lain akan diterima di Rusia.

Mantan presiden itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa militer Rusia akan secara signifikan memperkuat pertahanan semua wilayah yang tergabung. "Rusia dapat menggunakan tidak hanya kemampuan mobilisasinya, tetapi juga senjata Rusia apa pun, termasuk senjata nuklir strategis," katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1554 seconds (0.1#10.140)