Apakah Rusia Negara Komunis? Ini Jawaban Lengkapnya

Jum'at, 23 September 2022 - 15:10 WIB
loading...
Apakah Rusia Negara...
Pendukung Partai Komunis Rusia memegang potret pemimpin Soviet Josef Stalin selama prosesi menandai peringatan Revolusi Bolshevik 1917, di Lapangan Merah di Moskow, Rusia, 7 November 2020. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Apakah Rusia negara komunis? Pertanyaan tersebut tentulah masih sering dipertanyakan sebagian masyarakat dunia.

Jawabannya adalah tidak. Sebab, pasca Uni Soviet runtuh, Rusia menjadi negara republik presidensial yang menganut sistem semipresidensial.

Hal ini berarti masyarakat berhak menyalurkan aspirasinya dengan memilih anggota legislatif dan eksekutif Rusia.

Meskipun ideologi komunis telah mati di Rusia, namun memang masih ada saja gerakan komunis sayap kiri di negara tersebut.



Melansir laman Russia Beyond, keberadaan gerakan komunis yang kini ada di Rusia sama sekali tidak menentukan kebijakan pemerintah.

Matinya komunis di Rusia sudah menjadi keharusan yang sangat mutlak, tanpa adanya tawar menawar.

Sesuai dengan Pasal 13 Konstitusi Rusia yang disahkan tahun 1993, suatu ideologi tidak bisa dibuat sebagai dasar negara atau kewajiban negara.

Ketika Uni Soviet masih eksis, komunis memang menjadi ideologinya dan terdapat Partai Komunis Uni Soviet (KPSS). Partai ini muncul di tahun 1903 dan dipimpin langsung oleh Vladimir Lenin.

Ia juga diketahui berperan sebagai pendiri Uni Soviet. KPSS kemudian tumbang pada tahun 1991, bersamaan dengan keruntuhan Uni Soviet.

Partai dengan 18 juta anggota tersebut dilarang beraktivitas di negara-negara pecahan Uni Soviet, termasuk Rusia.

Di sisi lain, Rusia terlihat tidak ingin mengenyampingkan cerita masa lalunya terkait komunisme. Masih menurut Russia Beyond, terdapat setidaknya lebih dari 5 ribu patung Lenin yang masih berdiri kokoh di Rusia.

Meskipun begitu, para akademisi dan masyarakat percaya ideologi komunis tidak akan bangkit dan ide-idenya tak akan mendapat atensi masyarakat di masa sekarang.

Patung Vladimir Lenin pernah menjadi sasaran amarah masyarakat Ukraina pada tahun 2013. Ratusan ribu demonstran menjalankan aksinya di Kiev dan meminta pemerintah untuk mundur usai menolak kesepakatan dengan Uni Eropa.

Masyarakat Ukraina menganggap, patung tersebut sebagai simbol adanya sejarah kuat antara Ukraina dan Rusia, yang dahulu merupakan Uni Soviet.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1506 seconds (0.1#10.140)