AS Jelaskan Mengapa Senjata Beratnya Tetap Berada di Jepang

Sabtu, 10 September 2022 - 06:15 WIB
loading...
AS Jelaskan Mengapa Senjata Beratnya Tetap Berada di Jepang
Tentara Pasukan Bela Diri Maritim Jepang menonton pesawat MV-22 Osprey AS di atas kapal perusak JS Kaga selama Keen Sword, di tengah laut lepas pantai selatan Jepang, 26 Oktober 2020. Foto/REUTERS/Tim Kelly
A A A
TOKYO - Beberapa senjata berat yang dibawa Amerika Serikat (AS) ke Jepang untuk latihan bersama akan tetap ada di sana untuk sementara waktu.

Komandan Angkatan Darat AS di Pasifik Jenderal Charles Flynn mengungkapkan hal itu kepada Reuters.

“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk terus meningkatkan kemampuan,” papar Flynn, seperti dikutip kantor berita Reuters, Jumat (9/9/2022).

Pada Kamis, Flynn mengunjungi Pulau Amami Oshima untuk memeriksa pangkalan militer yang dioperasikan Pasukan Bela Diri Darat Jepang (GSDF).



Fasilitas tersebut, yang dibuka pada 2019, terletak di tepi Laut China Selatan yang diperebutkan dan berjarak sekitar 850 km dari Taiwan, titik panas meningkatnya ketegangan AS-China.

Selama konferensi pers bersama dengan Kepala Staf GSDF Jenderal Yoshihide Yoshida, jenderal AS yang berkunjung itu mengatakan kehadiran militer AS di Jepang membantu "mencegah perilaku buruk" oleh negara-negara lain.

“Lokasi pulau itu penting secara strategis untuk melawan China,” tegas Flynn.



Pejabat AS juga memeriksa instalasi militer pulau itu dari helikopter dan diberi tur rudal anti-kapal Jepang Tipe 12 yang ditempatkan di sana.

Menurut Reuters, peralatan militer Amerika dibawa ke pangkalan Amami Oshima untuk latihan militer tahunan Perisai Orient, yang berlangsung selama sepekan dan berakhir pada 3 September.

Flynn mengatakan perangkat keras akan tetap berada di sana untuk latihan berikutnya, menurut laporan itu.

Laporan menambahkan, dua latihan AS-Jepang dijadwalkan untuk tahun ini. “Di antara peralatan yang ditinggalkan AS adalah sistem roket peluncuran ganda beroda HIMARS, yang juga dapat menembakkan rudal balistik taktis,” ungkap laporan Reuters.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)