Rusia Tawarkan Visa untuk Pembela Monumen Uni Soviet
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia siap memberikan suaka kepada warga Latvia yang menghadapi pelecehan di negara asal mereka karena memprotes tindakan keras pemerintah mereka terhadap simbol era Uni Soviet.
Pernyataan itu diungkapkan Duta Besar Rusia untuk Latvia. “Kedutaan telah mulai mengeluarkan visa Rusia untuk warga yang telah ditahan hari ini di dekat monumen pembebas Riga," papar Duta Besar Mikhail Vanin mengatakan kepada televisi Rusia pada Rabu (24/8/2022).
“Ini akan memungkinkan mereka melarikan diri dari wilayah Latvia dan mencari suaka di Rusia, jika mereka membutuhkannya,” ujar dia.
Kepolisian Latvia melaporkan menahan 14 orang yang berdemonstrasi pada Selasa menentang langkah pemerintah menghancurkan tugu peringatan Perang Dunia II.
Penegakan hukum mengatakan para demonstran ditahan karena penolakan mereka membubarkan diri ketika diperintahkan.
Monumen ini telah lama menjadi titik nyala ketegangan antara pemerintah Latvia, yang menandai periode bersejarah ketika Latvia menjadi bagian dari Uni Soviet sebagai “pendudukan”, dan komunitas etnis Rusia di negara itu, yang berupaya melestarikan beberapa bagian dari warisan Soviet.
Pasukan nasionalis Latvia telah lama berusaha membersihkan negara dari semua simbol Soviet.
Kampanye ini mendapat dorongan di tengah keretakan antara Rusia dan negara-negara Barat atas konflik di Ukraina.
Pemerintah sebelumnya mengumumkan pada Agustus bahwa monumen di Riga, yang berfungsi sebagai tempat untuk memperingati korban Perang Dunia II, akan dirobohkan dan didaur ulang.
Pernyataan itu diungkapkan Duta Besar Rusia untuk Latvia. “Kedutaan telah mulai mengeluarkan visa Rusia untuk warga yang telah ditahan hari ini di dekat monumen pembebas Riga," papar Duta Besar Mikhail Vanin mengatakan kepada televisi Rusia pada Rabu (24/8/2022).
“Ini akan memungkinkan mereka melarikan diri dari wilayah Latvia dan mencari suaka di Rusia, jika mereka membutuhkannya,” ujar dia.
Kepolisian Latvia melaporkan menahan 14 orang yang berdemonstrasi pada Selasa menentang langkah pemerintah menghancurkan tugu peringatan Perang Dunia II.
Penegakan hukum mengatakan para demonstran ditahan karena penolakan mereka membubarkan diri ketika diperintahkan.
Monumen ini telah lama menjadi titik nyala ketegangan antara pemerintah Latvia, yang menandai periode bersejarah ketika Latvia menjadi bagian dari Uni Soviet sebagai “pendudukan”, dan komunitas etnis Rusia di negara itu, yang berupaya melestarikan beberapa bagian dari warisan Soviet.
Pasukan nasionalis Latvia telah lama berusaha membersihkan negara dari semua simbol Soviet.
Kampanye ini mendapat dorongan di tengah keretakan antara Rusia dan negara-negara Barat atas konflik di Ukraina.
Pemerintah sebelumnya mengumumkan pada Agustus bahwa monumen di Riga, yang berfungsi sebagai tempat untuk memperingati korban Perang Dunia II, akan dirobohkan dan didaur ulang.