Mengapa Negara-negara Arab Tidak Berani dengan Israel? Simak Penjelasannya!
loading...
A
A
A
“Arab Saudi tidak memiliki banyak sekutu kuat yang tersisa dan dapat menghadapi Iran, itulah sebabnya Israel telah menjadi sekutu militer terpenting kedua, setelah Amerika Serikat,” ujar Sebastian Sons, pakar di Dewan Jerman pada Hubungan Luar Negeri yang berfokus pada Arab Saudi.
Dikutip dari laman Besa Center, negara-negara Arab tidak lagi menjadi kesatuan yang menentang Israel.
Saat ini, negara Arab tidak lagi menganggap Israel sebagai masalah yang mendesak. Bagi mereka, konflik Palestina-Israel bukan ancaman eksistensial bagi siapa pun.
Jadi, anggapan mengenai negara-negara Arab takut terhadap Israel sebenarnya kurang tepat. Mereka bukanlah takut, hanya saja negara-negara ini memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
Selain itu, ada juga aspek historis yang mendasarinya seperti dukungan Yasser Arafat kepada Saddam Hussein ketika perang melawan Kuwait pada 1990, hingga marahnya Arab Saudi karena Palestina dituding melanggar Perjanjian Mekkah Februari 2007 terkait Hamas dan Fatah.
Dikutip dari NY Times, negara-negara Arab memanglah mengutuk tindakan Israel atas Palestina. Hanya saja, mereka tidak pernah mengambil langkah konkret sebagai bentuk penyelesaiannya.
Justru, sebagian negara di kawasan tersebut mulai menormalkan hubungan dengan Israel. Sebut saja seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, hingga Maroko.
Mereka beralasan bahwa perbaikan hubungan ini nantinya bisa mendamaikan Palestina dengan jalur diplomasi.
Faktanya, konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut hingga kini dan terus memakan korban jiwa yang tidak terelakan.
Dikutip dari laman Besa Center, negara-negara Arab tidak lagi menjadi kesatuan yang menentang Israel.
Saat ini, negara Arab tidak lagi menganggap Israel sebagai masalah yang mendesak. Bagi mereka, konflik Palestina-Israel bukan ancaman eksistensial bagi siapa pun.
Jadi, anggapan mengenai negara-negara Arab takut terhadap Israel sebenarnya kurang tepat. Mereka bukanlah takut, hanya saja negara-negara ini memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
Selain itu, ada juga aspek historis yang mendasarinya seperti dukungan Yasser Arafat kepada Saddam Hussein ketika perang melawan Kuwait pada 1990, hingga marahnya Arab Saudi karena Palestina dituding melanggar Perjanjian Mekkah Februari 2007 terkait Hamas dan Fatah.
Dikutip dari NY Times, negara-negara Arab memanglah mengutuk tindakan Israel atas Palestina. Hanya saja, mereka tidak pernah mengambil langkah konkret sebagai bentuk penyelesaiannya.
Justru, sebagian negara di kawasan tersebut mulai menormalkan hubungan dengan Israel. Sebut saja seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, hingga Maroko.
Mereka beralasan bahwa perbaikan hubungan ini nantinya bisa mendamaikan Palestina dengan jalur diplomasi.
Faktanya, konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut hingga kini dan terus memakan korban jiwa yang tidak terelakan.