Pengeran Arab Saudi Mohammed bin Salman Sambut Ulama Syiah Irak di Riyadh
loading...
A
A
A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman , menyambut kunjungan ulama Syiah Irak, Ammar Al-Hakim, di Riyadh, Jumat. Keduanya membahas krisis politik yang masih terjadi di Baghdad.
Menurut laporan Saudi Press Agency (SPA), pertemuan itu terjadi setelah pemimpin Gerakan Hikma Irak, sebuah koalisi politik, tiba di Kerajaan Arab Saudi dalam kunjungan mendadak.
Selama pertemuan tersebut, hubungan Arab Saudi-Irak bersama sejumlah isu kepentingan bersama dibahas.
Sementara itu, Hakim mentweet: "Putra Mahkota Saudi dan saya menekankan hubungan historis yang erat antara dua bangsa yang bersaudara."
"Kami membahas pentingnya dialog di antara berbagai pihak untuk mencapai solusi atas kebuntuan politik saat ini di Irak," lanjut ulama tersebut.
Hakim menekankan pentingnya stabilitas di kedua sisi Teluk dan memuji peran Irak dalam menengahi Iran dan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan bilateral.
Dia juga menggarisbawahi sentralitas perjuangan Palestina.
Kunjungan Hakim dilakukan setelah partisipasinya, pada hari Rabu, dalam dialog nasional dengan tujuan menyelesaikan krisis politik negara.
Irak telah berada dalam kebuntuan politik selama sembilan bulan setelah pemilu Oktober lalu, yang sejak itu gagal menyepakati pemerintahan baru antara partai-partai yang bersaing.
Arab Saudi dipandang sebagai kekuatan kubu Muslim Sunni di Timur Tengah. Sedangkan Iran dipandang mewakili kekuatan kubu Muslim Syiah. Kedua negara ini putus hubungan diplomatik setelah Riyadh mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr beberapa tahun lalu.
Sedangkan Irak masih menjadi rebutan di antara faksi politik Sunni dan Syiah. Negara ini pernah dipimpin Presiden Saddam Hussein dari kubu Sunni. Sejak Hussein digulingkan oleh invasi Amerika Serikat dan sekutunya, kekacauan mulai terjadi di Irak hingga sekarang.
Menurut laporan Saudi Press Agency (SPA), pertemuan itu terjadi setelah pemimpin Gerakan Hikma Irak, sebuah koalisi politik, tiba di Kerajaan Arab Saudi dalam kunjungan mendadak.
Selama pertemuan tersebut, hubungan Arab Saudi-Irak bersama sejumlah isu kepentingan bersama dibahas.
Sementara itu, Hakim mentweet: "Putra Mahkota Saudi dan saya menekankan hubungan historis yang erat antara dua bangsa yang bersaudara."
"Kami membahas pentingnya dialog di antara berbagai pihak untuk mencapai solusi atas kebuntuan politik saat ini di Irak," lanjut ulama tersebut.
Hakim menekankan pentingnya stabilitas di kedua sisi Teluk dan memuji peran Irak dalam menengahi Iran dan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan bilateral.
Dia juga menggarisbawahi sentralitas perjuangan Palestina.
Kunjungan Hakim dilakukan setelah partisipasinya, pada hari Rabu, dalam dialog nasional dengan tujuan menyelesaikan krisis politik negara.
Irak telah berada dalam kebuntuan politik selama sembilan bulan setelah pemilu Oktober lalu, yang sejak itu gagal menyepakati pemerintahan baru antara partai-partai yang bersaing.
Arab Saudi dipandang sebagai kekuatan kubu Muslim Sunni di Timur Tengah. Sedangkan Iran dipandang mewakili kekuatan kubu Muslim Syiah. Kedua negara ini putus hubungan diplomatik setelah Riyadh mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr beberapa tahun lalu.
Sedangkan Irak masih menjadi rebutan di antara faksi politik Sunni dan Syiah. Negara ini pernah dipimpin Presiden Saddam Hussein dari kubu Sunni. Sejak Hussein digulingkan oleh invasi Amerika Serikat dan sekutunya, kekacauan mulai terjadi di Irak hingga sekarang.
(min)