Profil Nikita Khrushchev, Perdana Menteri Uni Soviet yang Dekat Soekarno

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 06:01 WIB
loading...
Profil Nikita Khrushchev, Perdana Menteri Uni Soviet yang Dekat Soekarno
Presiden RI Soekarno sangat akrab dengan PM Uni Soviet Nikita Khrushchev (kiri). Foto/Life/John Dominis
A A A
MOSKOW - Presiden pertama Indonesia Soekarno dikenal memiliki banyak sahabat dari mancanegara, termasuk para pemimpin negara yang sangat tersohor di eranya.

Sebut saja Presiden Republik Rakyat China Mao Zedong, Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy, dan PM India Jawaharlal Nehru.

Nama Perdana Menteri (PM) Uni Soviet tahun 1958-1964, Nikita Khrushchev, juga masuk dalam jajaran sahabat karib Soekarno.

Satu kisah yang terkenal tentang Soekarno dan Khrushchev adalah ketika sang Proklamator meminta PM Soviet itu untuk menemukan makam Imam Bukhari, seorang perawi hadits Nabi Muhammad SAW paling terkenal.



Kala itu Khrushchev mengundang Soekarno bertandang ke Moskow. Soekarno menyanggupi, asalkan Khrushchev mampu menemukan makam Imam Bukhari.

Saking dekatnya hubungan mereka, Khrushchev mengiyakan syarat itu dan langsung meminta anak buahnya mencari ke tiap penjuru negeri.

Karena gagal, Soekarno enggan memenuhi permintaan Khrushchev untuk mengunjungi Moskow. Soekarno tetap teguh pada pendiriannya untuk meminta agar makam tersebut bisa ditemukan.



Khrushchev meminta anak buahnya untuk terus mencari dan menghimpun informasi dari berbagai pemuka agama Islam di Samarkand. Hingga akhirnya, makam tersebut berhasil ditemukan.

Hal ini membuat Soekarno baru dapat memenuhi janjinya untuk pergi ke Moskow, yaitu pada 12 Juni 1961.

Nikita Sergeyevich Khrushchev merupakan petinggi Uni Soviet yang lahir pada 17 April 1894 di Kalinovka, Rusia.

Khrushchev berasal dari keluarga penambang batu bara yang sangat sederhana. Kakeknya bahkan merupakan seorang budak yang pernah bertugas untuk tentara Tsar.

Usai menamatkan sekolahnya di tingkat SD, Khrushchev dan keluarga pindah ke Yuzovka (kini Donetsk, Ukraina). Wilayah itu diketahui sebagai pusat pertambangan dan industri.

Di sanalah Khrushchev muda yang baru berusia 15 tahun bekerja sebagai tukang pipa di satu pabrik dan aktif dalam organisasi pekerja.

Khrushchev bergabung dengan tentara Merah di tahun 1919 dengan jabatan sebagai komisaris politik junior.

Ia turut menyerang tentara Polandia pada 1920. Khrushchev kala itu sudah menikah, namun harus rela kehilangan istrinya, Galina, akibat kelaparan.

Pada 1922, Khrushchev mendapat izin untuk belajar ke sekolah pekerja Soviet di Yuzovka, dan menikah untuk kedua kalinya pada 1924 dengan Nina Petrovna.

Diketahui, Khrushchev merupakan pendukung setia Stalin. Dirinya masuk dalam daftar 1 dari 3 orang sekretaris provinsi yang lolos dari pembersihan massal Uni Soviet di tahun 1930-an.

Pada tahun 1936, Khrushchev mendapat kesempatan untuk menjadi anggota Komite Konstitusi. Kariernya meningkat cepat dan ia berhasil menjadi anggota Komisi Luar Negeri Soviet tertinggi, masih di tahun yang sama.

Puncak kariernya adalah ketika Khrushchev diangkat sebagai PM Rusia atau Ketua Dewan Menteri Uni Soviet pada 14 September 1958.

Russia Beyond menyebut, era pemerintahan Khrushchev sangat penuh warna. Uni Soviet mengalami masa pencairan atau thaw, dengan tidak lagi memuja Stalin.

Khrushchev dianggap sebagai pemimpin yang sangat visioner. Ia senang sekali memikirkan masa depan negaranya, ketimbang kondisi yang sedang dialaminya.

Kejar dan lampaui Amerika, adalah kata-kata yang kerap diucapkan Khrushchev. Satu hal nyentrik yang ia terapkan adalah, penanaman jagung di seluruh wilayah Soviet.

Khrushchev juga membebaskan tahanan politik dan meredakan pemberontakan di Hungaria. Dengan perkataannya yang lantang, Khrushchev dianggap tidak pernah takut mengungkapkan hal apapun yang ada di pikirannya.

Nikita Khrushchev meninggal dunia pada 11 September 1971, setahun setelah Soekarno berpulang.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1712 seconds (0.1#10.140)