Uni Eropa Akui Standar Ganda dalam Masalah Ukraina dan Palestina
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrel mengakui standar ganda dalam hubungan internasional.
Pengakuan itu muncul setelah ditanya dalam wawancara mengapa UE jauh lebih bersedia untuk mendukung rakyat Ukraina daripada rakyat Gaza.
“Konflik Timur Tengah bukan di tangan UE,” papar dia, menunjuk Amerika Serikat (AS) sebagai pendukung utama Israel.
“Kami sering dikritik karena standar ganda. Tetapi politik internasional sebagian besar adalah tentang penerapan standar ganda. Kami tidak menggunakan kriteria yang sama untuk semua masalah,” ujar dia kepada surat kabar El Pais, seperti dikutip pada Kamis (11/8/2022).
Sebelumnya dalam wawancara, Borrell mengatakan mendukung Kiev melawan Moskow adalah "keharusan moral" bagi negara-negara Barat.
“Menyelesaikan situasi dengan orang-orang yang terperangkap di penjara terbuka, di mana Gaza berada, bukan di tangan UE,” papar diplomat senior UE itu.
Dia menyebut kondisi kehidupan kumuh di Gaza sebagai “skandal” dan “memalukan,” tetapi tidak akan ditarik pada asal-usul krisis kemanusiaan.
Gaza berada dalam blokade Israel, yang mengklaim itu satu-satunya cara menahan ancaman pejuang Palestina, yang memegang kekuasaan di daerah tersebut.
Pengakuan itu muncul setelah ditanya dalam wawancara mengapa UE jauh lebih bersedia untuk mendukung rakyat Ukraina daripada rakyat Gaza.
“Konflik Timur Tengah bukan di tangan UE,” papar dia, menunjuk Amerika Serikat (AS) sebagai pendukung utama Israel.
“Kami sering dikritik karena standar ganda. Tetapi politik internasional sebagian besar adalah tentang penerapan standar ganda. Kami tidak menggunakan kriteria yang sama untuk semua masalah,” ujar dia kepada surat kabar El Pais, seperti dikutip pada Kamis (11/8/2022).
Sebelumnya dalam wawancara, Borrell mengatakan mendukung Kiev melawan Moskow adalah "keharusan moral" bagi negara-negara Barat.
“Menyelesaikan situasi dengan orang-orang yang terperangkap di penjara terbuka, di mana Gaza berada, bukan di tangan UE,” papar diplomat senior UE itu.
Dia menyebut kondisi kehidupan kumuh di Gaza sebagai “skandal” dan “memalukan,” tetapi tidak akan ditarik pada asal-usul krisis kemanusiaan.
Gaza berada dalam blokade Israel, yang mengklaim itu satu-satunya cara menahan ancaman pejuang Palestina, yang memegang kekuasaan di daerah tersebut.