AU Amerika Kandangkan Armada Jet Siluman F-35 karena Kursi Pelontar Bermasalah
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Udara (AU) Amerika Serikat (AS) telah mengandangkan armada jet tempur siluman F-35 untuk sementara. Alasannya, ada komponen yang berpotensi rusak di kursi pelontar yang dapat membahayakan pilot dalam keadaan darurat.
Masalah yang sama juga menyebabkan jenis pesawat militer lain yang digunakan dalam pelatihan dikandangkan untuk sementara.
Masalah tersebut melibatkan bahan peledak yang digunakan di dalam kursi pelontar untuk membantu mendorong kursi dari pesawat selama keadaan darurat. Demikian disampaikan Alexi Worley, juru bicara Komando Tempur Udara (ACC) Angkatan Udara Amerika dalam sebuah pernyataan hari Jumat.
Worley mengatakan pesawat yang terkena dampak adalah yang memiliki kursi pelontar buatan Martin-Baker Aircraft Company Ltd.
Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
“Pada 19 Juli, kami memulai Petunjuk Teknis Kepatuhan Waktu untuk memeriksa semua kartrid di kursi pelontar dalam waktu 90 hari," kata Worley dalam pernyataannya.
“Karena sangat berhati-hati, unit Komando Tempur Udara akan melakukan stand-down pada 29 Juli untuk mempercepat proses inspeksi," lanjut Worley, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (30/7/2022).
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari inspeksi tersebut, ACC akan memutuskan untuk melanjutkan operasi.
Ini adalah perkembangan terbaru dalam masalah yang ditemukan di seluruh dinas militer dan di berbagai jenis pesawat yang memiliki kursi pelontar.
Angkatan Udara pada hari Kamis memutuskan untuk mengandangkan hampir 300 pesawat latih karena masalah tersebut.
Angkatan Laut dan Korps Marinir juga telah mengesampingkan beberapa pesawat sayap tetap mereka. Larangan itu dilaporkan sebelumnya oleh Breaking Defense dan Air Force Times.
"Hanya pesawat yang dilengkapi dengan selongsong peluru dalam kisaran jumlah terbatas yang terpengaruh," kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan.
"Kartrid akan diganti di skuadron pesawat yang ditugaskan dan pesawat akan diperiksa sebelum penerbangan berikutnya."
Sejauh ini, 820 unit jet tempur F-35 yang dibangun oleh Lockheed Martin Corp telah dikirim ke seluruh dunia dari 3.000 yang potensial untuk AS dan negara-negara mitra.
Angkatan Udara AS adalah pelanggan F-35 terbesar, dengan 348 dari 1.763 unit pesawat yang direncanakan sekarang dalam inventarisnya.
Setelah bertahun-tahun melakukan pembicaraan, Pentagon mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka telah mencapai kesepakatan awal dengan Lockheed Martin Corp mengenai kontrak tiga tahun berikutnya untuk 375 lebih jet tempur canggih tersebut.
Kontrak itu bisa bernilai sekitar USD30 miliar, menurut seorang pejabat pertahanan yang mengetahui negosiasi tersebut.
Kantor Akuntabilitas Pemerintah awal tahun ini mengatakan bahwa tingkat kesiapan F-35 untuk Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir telah meningkat sejak 2019 tetapi masih jauh dari tujuan program.
Masalah yang sama juga menyebabkan jenis pesawat militer lain yang digunakan dalam pelatihan dikandangkan untuk sementara.
Masalah tersebut melibatkan bahan peledak yang digunakan di dalam kursi pelontar untuk membantu mendorong kursi dari pesawat selama keadaan darurat. Demikian disampaikan Alexi Worley, juru bicara Komando Tempur Udara (ACC) Angkatan Udara Amerika dalam sebuah pernyataan hari Jumat.
Worley mengatakan pesawat yang terkena dampak adalah yang memiliki kursi pelontar buatan Martin-Baker Aircraft Company Ltd.
Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
“Pada 19 Juli, kami memulai Petunjuk Teknis Kepatuhan Waktu untuk memeriksa semua kartrid di kursi pelontar dalam waktu 90 hari," kata Worley dalam pernyataannya.
“Karena sangat berhati-hati, unit Komando Tempur Udara akan melakukan stand-down pada 29 Juli untuk mempercepat proses inspeksi," lanjut Worley, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (30/7/2022).
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari inspeksi tersebut, ACC akan memutuskan untuk melanjutkan operasi.
Ini adalah perkembangan terbaru dalam masalah yang ditemukan di seluruh dinas militer dan di berbagai jenis pesawat yang memiliki kursi pelontar.
Angkatan Udara pada hari Kamis memutuskan untuk mengandangkan hampir 300 pesawat latih karena masalah tersebut.
Angkatan Laut dan Korps Marinir juga telah mengesampingkan beberapa pesawat sayap tetap mereka. Larangan itu dilaporkan sebelumnya oleh Breaking Defense dan Air Force Times.
"Hanya pesawat yang dilengkapi dengan selongsong peluru dalam kisaran jumlah terbatas yang terpengaruh," kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan.
"Kartrid akan diganti di skuadron pesawat yang ditugaskan dan pesawat akan diperiksa sebelum penerbangan berikutnya."
Sejauh ini, 820 unit jet tempur F-35 yang dibangun oleh Lockheed Martin Corp telah dikirim ke seluruh dunia dari 3.000 yang potensial untuk AS dan negara-negara mitra.
Angkatan Udara AS adalah pelanggan F-35 terbesar, dengan 348 dari 1.763 unit pesawat yang direncanakan sekarang dalam inventarisnya.
Setelah bertahun-tahun melakukan pembicaraan, Pentagon mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka telah mencapai kesepakatan awal dengan Lockheed Martin Corp mengenai kontrak tiga tahun berikutnya untuk 375 lebih jet tempur canggih tersebut.
Kontrak itu bisa bernilai sekitar USD30 miliar, menurut seorang pejabat pertahanan yang mengetahui negosiasi tersebut.
Kantor Akuntabilitas Pemerintah awal tahun ini mengatakan bahwa tingkat kesiapan F-35 untuk Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir telah meningkat sejak 2019 tetapi masih jauh dari tujuan program.
(min)