Sepuluh Orang Tewas dalam Demonstrasi Anti PBB di Kongo
loading...
A
A
A
KINSHASA - Sedikitnya 10 orang tewas selama aksi protes terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Goma, Republik Demokratik Kongo . Tujuh dari korban tewas adalah warga sipil sementara yang lainnya adalah personel PBB.
Media lokal melaporkan bahwa para pengunjuk rasa ditembak oleh pasukan penjaga perdamaian. Namun misi PBB, Monusco, belum menanggapi laporan tersebut.
Baru-baru ini terjadi peningkatan kekerasan di daerah tersebut dan penduduk setempat menuduh PBB tidak efektif.
Untuk diketahui, bagian timur Kongo tetap bergejolak dengan lebih dari 100 kelompok pemberontak aktif.
Ini adalah hari kedua aksi protes dengan orang-orang yang menyerukan PBB untuk menarik pasukan penjaga perdamaiannya dari daerah tersebut.
Pada hari Senin, demonstrasi, yang dilakukan oleh sayap pemuda pemerintah, berubah menjadi kekerasan ketika pengunjuk rasa menyerbu dan menjarah markas lokal misi PBB dan pangkalan logistik.
Kemudian pada hari Selasa aksi protes meningkat.
"Mereka menembaki kami dengan gas air mata karena kami datang untuk mengatakan bahwa Monusco tidak membantu kami. Mereka telah berada di Kongo selama 22 tahun dan tidak ada yang berhasil," kata pengunjuk rasa Anselme Musimbwa seperti dikutip dari BBC, Rabu (27/7/2022).
Demonstran lain, Jack Sinzahera mengatakan: "Kami memiliki polisi kami sendiri yang akan menjaga keamanan dan properti kami, kami tidak ingin ada hubungannya dengan Monusco."
Media lokal melaporkan bahwa para pengunjuk rasa ditembak oleh pasukan penjaga perdamaian. Namun misi PBB, Monusco, belum menanggapi laporan tersebut.
Baru-baru ini terjadi peningkatan kekerasan di daerah tersebut dan penduduk setempat menuduh PBB tidak efektif.
Untuk diketahui, bagian timur Kongo tetap bergejolak dengan lebih dari 100 kelompok pemberontak aktif.
Ini adalah hari kedua aksi protes dengan orang-orang yang menyerukan PBB untuk menarik pasukan penjaga perdamaiannya dari daerah tersebut.
Pada hari Senin, demonstrasi, yang dilakukan oleh sayap pemuda pemerintah, berubah menjadi kekerasan ketika pengunjuk rasa menyerbu dan menjarah markas lokal misi PBB dan pangkalan logistik.
Kemudian pada hari Selasa aksi protes meningkat.
"Mereka menembaki kami dengan gas air mata karena kami datang untuk mengatakan bahwa Monusco tidak membantu kami. Mereka telah berada di Kongo selama 22 tahun dan tidak ada yang berhasil," kata pengunjuk rasa Anselme Musimbwa seperti dikutip dari BBC, Rabu (27/7/2022).
Demonstran lain, Jack Sinzahera mengatakan: "Kami memiliki polisi kami sendiri yang akan menjaga keamanan dan properti kami, kami tidak ingin ada hubungannya dengan Monusco."