Pejabat AS Ketakutan dengan Perang Biologis Lewat DNA

Senin, 25 Juli 2022 - 15:40 WIB
loading...
A A A
Moskow telah memperingatkan tentang bahaya pengumpulan sampel DNA yang tidak terkendali selama bertahun-tahun.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kembali pada 2017 bahwa menurut badan intelijen Rusia, sampel biologis diambil “dengan sengaja dan profesional” di seluruh Rusia oleh berbagai LSM dan organisasi lain untuk tujuan yang tidak jelas.

“Selama beberapa tahun terakhir, Pentagon telah secara signifikan memperluas potensi penelitiannya tidak hanya di bidang pembuatan senjata biologis, tetapi juga memperoleh informasi tentang resistensi antibiotik dan keberadaan antibodi terhadap penyakit tertentu pada populasi di wilayah tertentu,” papar Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia dan Biologi Rusia, mengklaim pada Mei.

Dalam serangkaian pengarahan yang dimulai pada Maret, militer Rusia telah memberikan bukti dugaan keterlibatan Pentagon dalam mendanai biolaboratorium di Ukraina.

Menurut Komite Investigasi Rusia, AS menggelontorkan lebih dari USD224 juta untuk penelitian biologi di Ukraina antara tahun 2005 dan awal 2022.

Sementara Washington mengakui dukungannya terhadap 46 fasilitas penelitian biologi di Ukraina selama 20 tahun terakhir, Washington menegaskan itu semua adalah bagian dari proyek kesehatan masyarakat yang damai.

Militer AS menuduh Rusia dan China “menyebarkan disinformasi dan menabur ketidakpercayaan” tentang upayanya membersihkan dunia dari senjata pemusnah massal.

Media Barat menolak klaim tersebut sebagai teori konspirasi dan fiksi ilmiah.

Kekhawatiran atas senjata biologis yang disesuaikan melampaui data DNA manusia, menurut Senator Joni Ernst (dari Partai Republik Iowa), anggota Subkomite Senat untuk Ancaman dan Kemampuan yang Muncul dan Komite Layanan Bersenjata, yang berbicara di panel dengan Crow.

“Musuh Amerika juga dapat mengarahkan bioweapon secara khusus pada ternak dan tanaman AS untuk menciptakan krisis ketahanan pangan,” papar dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1864 seconds (0.1#10.140)