Separatis Ukraina Siap Eksekusi Tentara Asing, Termasuk Asal Inggris
loading...
A
A
A
KIEV - Kelompok separatis Ukraina , Republik Rakyat Donetsk (DPR) , siap untuk melaksanakan hukuman mati kepada tiga tentara bayaran asing. Hal itu diungkapkan pemimpin DPR Denis Pushilin kepada kantor berita Ukraina.ru.
"Pejabat eksekutif DPR telah menyiapkan tempat untuk melaksanakan hukuman mati tentara bayaran asing," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (14/7/2022).
Sebelumnya pada hari Rabu, Pushilin mengatakan undang-undang DPR tidak menentukan tanggal tetap untuk melaksanakan hukuman ini, dan layanan eksekutif akan bertindak "sesuai dengan keputusan internalnya." Dia menambahkan bahwa eksekusi biasanya "tidak umum" dan informasi tentang mereka "tidak diungkapkan."
Pushilin juga mengatakan bahwa ketiga terpidana akan dieksekusi oleh regu tembak jika banding mereka tidak berhasil.
Tiga orang yang berjuang untuk Ukraina dan ditangkap di Donbass dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung DPR pada 9 Juni sebagai tentara bayaran dan mengambil bagian dalam "agresi bersenjata Ukraina," mencoba untuk menggulingkan pemerintah DPR.
Ketiganya – dua warga Inggris dan satu warga Maroko – telah mengajukan banding. Menteri Kehakiman DPR Yury Sirovatenko mengatakan pada 12 Juli bahwa pengadilan dapat memutuskan banding mereka pada akhir bulan. Banding terakhir diajukan pada 4 Juli oleh warga negara Inggris Aiden Aslin. DPR mencabut moratorium hukuman mati pada 12 Juli.
Para tentara asing itu menyerah kepada pasukan Rusia dan DPR di atau dekat Mariupol, kota pelabuhan yang diklaim DPR sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. London menuntut agar warganya diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa.
"Pejabat eksekutif DPR telah menyiapkan tempat untuk melaksanakan hukuman mati tentara bayaran asing," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (14/7/2022).
Sebelumnya pada hari Rabu, Pushilin mengatakan undang-undang DPR tidak menentukan tanggal tetap untuk melaksanakan hukuman ini, dan layanan eksekutif akan bertindak "sesuai dengan keputusan internalnya." Dia menambahkan bahwa eksekusi biasanya "tidak umum" dan informasi tentang mereka "tidak diungkapkan."
Pushilin juga mengatakan bahwa ketiga terpidana akan dieksekusi oleh regu tembak jika banding mereka tidak berhasil.
Tiga orang yang berjuang untuk Ukraina dan ditangkap di Donbass dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung DPR pada 9 Juni sebagai tentara bayaran dan mengambil bagian dalam "agresi bersenjata Ukraina," mencoba untuk menggulingkan pemerintah DPR.
Ketiganya – dua warga Inggris dan satu warga Maroko – telah mengajukan banding. Menteri Kehakiman DPR Yury Sirovatenko mengatakan pada 12 Juli bahwa pengadilan dapat memutuskan banding mereka pada akhir bulan. Banding terakhir diajukan pada 4 Juli oleh warga negara Inggris Aiden Aslin. DPR mencabut moratorium hukuman mati pada 12 Juli.
Para tentara asing itu menyerah kepada pasukan Rusia dan DPR di atau dekat Mariupol, kota pelabuhan yang diklaim DPR sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. London menuntut agar warganya diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa.
(ian)