Warga Sri Lanka Terobos Masuk ke Istana Presiden, Acak-acak Perabotan
loading...
A
A
A
Warga Sri Lanka berkeliaran di istana presiden, Minggu (10/7/2022), saat ketenangan kembali ke Kolombo, sehari setelah pengunjuk rasa menyerbu gedung dan memaksa Presiden Gotabaya Rajapaksa setuju untuk mengundurkan diri.
Frustrasi dengan krisis ekonomi yang memuncak, pada Sabtu, kerumunan besar pengunjuk rasa menyerbu masuk, melewati penjaga bersenjata ke istana presiden dan mengambil alih gedung tersebut. Perabotan dan artefak hancur, dan beberapa warga mengambil kesempatan untuk bermain-main di kolam renangnya.
Warga biasa yang kagum dengan kemegahan istana, mengambil kesempatan untuk berkeliling gedung era colonial itu. Anggota pasukan keamanan, beberapa dengan senapan serbu, berdiri di luar kompleks, tetapi tidak menghentikan orang untuk masuk.
Di antara mereka yang melihat adalah penjual saputangan berusia 61 tahun, B M Chandrawathi, yang berjalan santai ke kamar tidur di lantai satu ditemani oleh putri dan cucunya. "Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya," kata Chandrawathi kepada Reuters saat dia mencoba sofa mewah.
"Mereka menikmati kemewahan super sementara kami menderita," katanya. "Kami ditipu. Saya ingin anak-anak dan cucu-cucu saya melihat gaya hidup mewah yang mereka nikmati," lanjutnya.
Di dekatnya, sekelompok pria muda bersantai di tempat tidur bertiang empat dan yang lainnya berdesak-desakan di treadmill dengan pemandangan, dipasang di depan jendela besar yang menghadap ke halaman rumput yang terawat.
Sebelumnya, sekitar 45 orang yang terluka dibawa ke rumah sakit utama pada hari Sabtu, kata seorang pejabat rumah sakit. Tetapi, tidak ada laporan kematian dalam pengambilalihan yang damai.
Sementara itu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga mengatakan dia akan mundur untuk mengizinkan pemerintah sementara semua partai mengambil alih, dengan Rajapaksa dijadwalkan mundur pada 13 Juli, menurut ketua parlemen.
Frustrasi dengan krisis ekonomi yang memuncak, pada Sabtu, kerumunan besar pengunjuk rasa menyerbu masuk, melewati penjaga bersenjata ke istana presiden dan mengambil alih gedung tersebut. Perabotan dan artefak hancur, dan beberapa warga mengambil kesempatan untuk bermain-main di kolam renangnya.
Baca Juga
Warga biasa yang kagum dengan kemegahan istana, mengambil kesempatan untuk berkeliling gedung era colonial itu. Anggota pasukan keamanan, beberapa dengan senapan serbu, berdiri di luar kompleks, tetapi tidak menghentikan orang untuk masuk.
Di antara mereka yang melihat adalah penjual saputangan berusia 61 tahun, B M Chandrawathi, yang berjalan santai ke kamar tidur di lantai satu ditemani oleh putri dan cucunya. "Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya," kata Chandrawathi kepada Reuters saat dia mencoba sofa mewah.
"Mereka menikmati kemewahan super sementara kami menderita," katanya. "Kami ditipu. Saya ingin anak-anak dan cucu-cucu saya melihat gaya hidup mewah yang mereka nikmati," lanjutnya.
Di dekatnya, sekelompok pria muda bersantai di tempat tidur bertiang empat dan yang lainnya berdesak-desakan di treadmill dengan pemandangan, dipasang di depan jendela besar yang menghadap ke halaman rumput yang terawat.
Sebelumnya, sekitar 45 orang yang terluka dibawa ke rumah sakit utama pada hari Sabtu, kata seorang pejabat rumah sakit. Tetapi, tidak ada laporan kematian dalam pengambilalihan yang damai.
Sementara itu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga mengatakan dia akan mundur untuk mengizinkan pemerintah sementara semua partai mengambil alih, dengan Rajapaksa dijadwalkan mundur pada 13 Juli, menurut ketua parlemen.