51 Migran Tewas, Presiden Meksiko Tuding AS Tak Bisa Kontrol Perbatasan

Rabu, 29 Juni 2022 - 14:56 WIB
loading...
51 Migran Tewas, Presiden Meksiko Tuding AS Tak Bisa Kontrol Perbatasan
Petugas penegak hukum berada di lokasi saat para migran ditemukan tewas di dalam truk trailer di San Antonio, Texas, 27 Juni 2022. Foto/REUTERS/Kaylee Greenlee Beal
A A A
MEXICO CITY - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang berjuang untuk mengelola perbatasan selatan.

Dia menyalahkan "kurangnya kontrol" setelah lebih dari 50 imigran tewas saat diselundupkan ke Negeri Paman Sam. Ini jadi kasus perdagangan manusia paling mematikan dalam sejarah AS modern.

Berbicara dalam jumpa pers pada Selasa (28/6/2022), satu hari setelah puluhan migran ditemukan tewas di dalam satu trailer traktor di dekat San Antonio, Texas, Obrador mengatakan kematian itu adalah “tragedi yang luar biasa.”



Dia menambahkan insiden seperti itu terjadi karena kemiskinan dan keputusasaan, juga akibat lingkungan yang kacau di sepanjang perbatasan.

“Itu terjadi karena ada perdagangan orang dan kurangnya kontrol, dalam hal ini di perbatasan Meksiko-AS, tetapi juga di pedalaman AS,” papar presiden Meksiko itu.



Pejabat penegak hukum AS mengatakan kepada CBS bahwa, “Insiden itu tampaknya menjadi kasus penyelundupan manusia paling mematikan dalam sejarah AS modern."

Otoritas lokal di Texas menaikkan jumlah korban tewas menjadi 51 jiwa pada Selasa sore (28/6/2022).

Tidak jelas berapa lama kelompok migran itu tetap berada di dalam truk trailer, tetapi polisi mengatakan tidak ada tanda-tanda air atau pengatur suhu udara (AC) yang berfungsi di dalam truk saat suhu musim panas yang terik.



Meskipun semua korban belum diidentifikasi, 39 pria dan 12 wanita termasuk di antara yang tewas, termasuk migran dari Meksiko, Honduras, dan Guatemala.

12 orang dewasa dan empat anak lainnya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, semuanya menderita penyakit yang berhubungan dengan panas.

Tiga tersangka telah ditahan sehubungan dengan kematian itu. “Mereka diyakini mengambil bagian dalam operasi penyelundupan yang membawa para korban ke AS,” papar juru bicara Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).

Obrador melanjutkan dengan mengatakan dia akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada 12 Juli untuk membahas masalah perbatasan, dengan alasan tragedi di Texas adalah "bukti pahit" bahwa solusi diperlukan.

“Kita harus terus ngotot mendukung masyarakat agar tidak keluar desa untuk mencari kehidupan di seberang perbatasan,” ujar dia.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2205 seconds (0.1#10.140)