NATO Tambah Jumlah Pasukan Reaksi Cepat hingga 300 Ribu Personel
loading...
A
A
A
MADRID - NATO akan meningkatkan jumlah pasukan reaksi cepat dengan kesiapan tinggi secara besar-besaran menjadi lebih dari 300.000. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Senin (27/6/2022).
“Kami akan mengubah pasukan respons NATO dan meningkatkan jumlah pasukan kesiapan tinggi kami menjadi lebih dari 300.000,” katanya kepada wartawan menjelang pertemuan puncak NATO di Madrid akhir pekan ini di Madrid.
Pasukan reaksi cepat NATO, pasukan tanggapan NATO, sejauh ini memiliki sekitar 40.000 tentara. Pada KTT Madrid, NATO juga akan mengubah bahasanya tentang Rusia yang dalam strategi terakhir aliansi dari tahun 2010 masih digambarkan sebagai mitra strategis.
“Itu tidak akan terjadi dalam konsep strategis yang akan kami setujui di Madrid,” kata Stoltenberg, seperti dikutip dari AFP.
“Saya berharap sekutu akan menyatakan dengan jelas bahwa Rusia menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan kami, nilai-nilai kami, terhadap tatanan internasional berbasis aturan,” lanjutnya.
KTT NATO di Madrid juga kemungkinkan akan melihat blok militer itu memutuskan mengirim ribuan tentara ke depan pintu Rusia. Kabar itu diungkapkan surat kabar Spanyol El Pais pada Minggu.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari telah memicu perubahan geopolitik besar di Barat, mendorong negara-negara netral Finlandia dan Swedia untuk mendaftar bergabung dengan NATO dan Ukraina untuk mengamankan status kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa.
"Rusia telah meninggalkan kemitraan dan dialog yang telah coba dibangun NATO dengan Rusia selama bertahun-tahun," kata Stoltenberg. "Mereka telah memilih konfrontasi daripada dialog. Kami menyesali itu - tetapi tentu saja, kami perlu menanggapi kenyataan itu," katanya kepada wartawan.
KTT NATO 28-30 Juni datang pada saat penting bagi aliansi setelah kegagalan di Afghanistan dan perselisihan internal selama era mantan Presiden AS Donald Trump, yang mengancam akan menarik Washington keluar dari aliansi.
Menurut El Pais, NATO yang akan "menciptakan kembali" dirinya sendiri pekan depan, juga dilaporkan akan memutuskan semua hubungan dengan Rusia.
“Negara-negara anggota NATO siap mengubah Eropa Timur menjadi benteng yang menampung ribuan tentara dan sejumlah besar peralatan militer di tengah ketakutan akan potensi serangan Rusia,” ungkap laporan El Pais, mengutip sumber yang mengetahui negosiasi di KTT NATO.
Menurut laporan itu, “Organisasi yang dipimpin AS ingin mengirim pesan bahwa mereka sedang dalam pijakan perang dan siap menanggapi setiap agresi." NATO juga akan menggunakan KTT itu untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan nasional dan pembiayaan bersama blok itu.
“Kami akan mengubah pasukan respons NATO dan meningkatkan jumlah pasukan kesiapan tinggi kami menjadi lebih dari 300.000,” katanya kepada wartawan menjelang pertemuan puncak NATO di Madrid akhir pekan ini di Madrid.
Pasukan reaksi cepat NATO, pasukan tanggapan NATO, sejauh ini memiliki sekitar 40.000 tentara. Pada KTT Madrid, NATO juga akan mengubah bahasanya tentang Rusia yang dalam strategi terakhir aliansi dari tahun 2010 masih digambarkan sebagai mitra strategis.
“Itu tidak akan terjadi dalam konsep strategis yang akan kami setujui di Madrid,” kata Stoltenberg, seperti dikutip dari AFP.
“Saya berharap sekutu akan menyatakan dengan jelas bahwa Rusia menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan kami, nilai-nilai kami, terhadap tatanan internasional berbasis aturan,” lanjutnya.
KTT NATO di Madrid juga kemungkinkan akan melihat blok militer itu memutuskan mengirim ribuan tentara ke depan pintu Rusia. Kabar itu diungkapkan surat kabar Spanyol El Pais pada Minggu.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari telah memicu perubahan geopolitik besar di Barat, mendorong negara-negara netral Finlandia dan Swedia untuk mendaftar bergabung dengan NATO dan Ukraina untuk mengamankan status kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa.
"Rusia telah meninggalkan kemitraan dan dialog yang telah coba dibangun NATO dengan Rusia selama bertahun-tahun," kata Stoltenberg. "Mereka telah memilih konfrontasi daripada dialog. Kami menyesali itu - tetapi tentu saja, kami perlu menanggapi kenyataan itu," katanya kepada wartawan.
KTT NATO 28-30 Juni datang pada saat penting bagi aliansi setelah kegagalan di Afghanistan dan perselisihan internal selama era mantan Presiden AS Donald Trump, yang mengancam akan menarik Washington keluar dari aliansi.
Menurut El Pais, NATO yang akan "menciptakan kembali" dirinya sendiri pekan depan, juga dilaporkan akan memutuskan semua hubungan dengan Rusia.
“Negara-negara anggota NATO siap mengubah Eropa Timur menjadi benteng yang menampung ribuan tentara dan sejumlah besar peralatan militer di tengah ketakutan akan potensi serangan Rusia,” ungkap laporan El Pais, mengutip sumber yang mengetahui negosiasi di KTT NATO.
Menurut laporan itu, “Organisasi yang dipimpin AS ingin mengirim pesan bahwa mereka sedang dalam pijakan perang dan siap menanggapi setiap agresi." NATO juga akan menggunakan KTT itu untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan nasional dan pembiayaan bersama blok itu.
(esn)