Masjid Dahmash Hadapi Risiko Yahudisasi, Aksi Israel Mengkhawatirkan

Minggu, 26 Juni 2022 - 00:15 WIB
loading...
Masjid Dahmash Hadapi Risiko Yahudisasi, Aksi Israel Mengkhawatirkan
Masjid Dahmash dibuka lagi pada 1998. Foto/Memo
A A A
TEL AVIV - Cabang ekonomi kotamadya Israel di Lod baru-baru ini mengambil alih sebagian Masjid Dahmash, salah satu dari lima masjid bersejarah di kota itu.

“Tindakan ini meningkatkan kekhawatiran akan Yahudisasi dan pengambilalihan masjid,” ungkap laporan Arab48.com pada Jumat (24/6/2022).

Pada 13 Juli 1948, pasukan pendudukan Israel, mengenakan seragam tentara Yordania, menyerbu kota dan membunuh 426 warga Palestina, termasuk 176 orang yang bersembunyi di dalam Masjid Dahmash.



Pembunuhan di masjid itu kemudian disebut sebagai "Pembantaian Masjid Dahmash".

Masjid tersebut tetap tidak digunakan sampai tahun 2002, ketika warga Arab di Lod merenovasi sebagian dan membukanya kembali untuk sholat.



Itu adalah salah satu dari lima masjid di kota untuk sekitar 35.000 warga Palestina yang tersisa.

Setelah tahun 2002, orang-orang Arab berusaha membeli bagian dari masjid yang digunakan sebagai tempat jagal oleh orang Israel.

Pembelian itu dilakukan untuk menambah aula sholat saat ini. Tukang daging Israel menolak dan menjualnya ke kotamadya Lod dengan harga yang jauh lebih murah daripada yang diusulkan orang-orang Arab.

Pemerintah kota Israel berusaha merenovasinya, tetapi orang-orang Arab memprotes, mendorong mereka menghentikan pekerjaan mereka.

Seorang anggota kotamadya Arab, Mohammed Shreeky, mengatakan kepada Arab48, "Puluhan pemuda berkumpul dan di bawah tekanan rakyat, kotamadya menghentikan pekerjaannya dan mengevakuasi daerah itu."

Shreeky mengatakan warga Arab bertemu dengan anggota Arab kotamadya Lod dan direktur cabang ekonomi dan setuju menjual daerah itu kepada orang Arab sebagai imbalan untuk menemukan tempat lain di kota itu untuk proyek kotamadya.

Meskipun tekanan Israel pada orang Arab, yang diwakili dalam pembatasan yang diberlakukan pemerintah kota pada orang Arab, mereka bersikeras untuk tetap tinggal di kota.

Jumlah orang Arab di kota meningkat, menurut Shreeky, dan pemerintah kota menunjukkan minat memperluas masjid untuk menyerap lebih banyak jamaah.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1136 seconds (0.1#10.140)