Adik PM Singapura Gabung ke Oposisi, Sempat Konflik Masalah Rumah Ayahnya

Kamis, 25 Juni 2020 - 09:44 WIB
loading...
Adik PM Singapura Gabung ke Oposisi, Sempat Konflik Masalah Rumah Ayahnya
Adik PM Singapura Lee Hsien Yang. Foto/Reuters
A A A
SINGAPURA - Saudara kandung Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong yang juga pemimpin Partai Aksi Rakyat (PAP), Lee Hsien Yang, justru bergabung dengan partai oposisi untuk berkompetisi pada pemilu yang direncanakan digelar pada 10 Juli mendatang. Namun, Yang belum menjelaskan apakah akan menjadi kandidat PM atau tidak.

Yang juga merupakan putra bapak pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, memang terlibat konflik dengan saudara kandungnya perihal rumah mendiang ayahnya. Kepada Reuters, Yang mengungkapkan, dia bergabung dengan Partai Singapura Maju (Progress Singapore Party) yang merupakan partai baru. (Baca: Adik PM Singapura Gabung Partai Oposisi, Ingin Lawan Kakaknya)

Sejak lama Yang memang kerap mengkritik kepemimpinan Loong dalam memimpin PAP dan Singapura. “PAP telah kehilangan jalannya,” katanya. “Saya mendukung prinsip dan nilai Progress Singapore Party,” ujarnya.

PSP dipimpin oleh Tan Cheng Bock, mantan anggota PAP yang pernah dikalahkan kandidat lain yang didukung Loong pada pemilu presiden 2011.

“Kita akan melihat nanti,” kata Yang menjawab pertanyaan apakah dia akan maju sebagai anggota parlemen atau calon PM. PSP juga menyambut keanggotaan Yang. “Inilah saatnya perubahan,” kata PSP.

Konflik keluarga pendiri negara Singapura berkaitan dengan rumah tinggal mereka. Mendiang Lee Kuan Yew meminta agar rumah itu dihancurkan, tapi Loong justru meminta keputusan diserahkan kepada pemerintah karena rumah itu dijadikan museum. (Baca juga: Jual Bayi di Instagram, Tiga Orang Ditangkap Polisi Iran)

Yang dan adiknya, Lew Wei Ling, menganggap Loong justru ingin menjadikan rumah itu sebagai warisan untuk mempertahankan modal politiknya. “Popularitas Loong memang selalu dikaitkan dengan legasi Lee Kuan Yew,” demikian pernyataan Yang dan Ling pada 2017 silam.

Rumah Lee Kuan Yew terdiri dari lima kamar tidur di Jalan Oxley 38 yang dibangun sejak 1945. Lee Kuan Yew memimpin Singapura selama tiga dekade. Rumah itu digunakan saat dia memimpin PAP sejak kemerdekaan. Dia mempertahankan suara PAP di bawah 60%.

Panel yang didirikan pemerintah menyebutkan pemerintahan masa depan seharusnya membuat keputusan final. Tiga opsinya adalah mempertahankan rumah itu sebagai monumen nasional, mempertahankan sebagian rumah, atau menghancurkannya. Nilai rumah tersebut diperkirakan mencapai USD17 juta. Pihak keluarga bersitegang mengenai rumah itu bukan karena faktor uang. (Lihat Videonya: Heboh! Pemuda di Lombok Nikahi Dua Gadis Sekaligus)

Sebenarnya rumah tersebut adalah milik saudara termuda di keluarga Lee Kuan Yew, yakni Hsien Yang dan adiknya yang belum menikah, Wwi Ling. Loong sebelumnya mengatakan, rumah itu awalnya memang miliknya, tapi dia menjual rumah itu kepada Hsien Yang dengan harga pasar. Uang penjualan rumah itu didonasikan ke lembaga amal.

Lee Kuan Yew yang meninggal pada 2015 sebelumnya pernah berwasiat agar rumah itu dihancurkan. Dia tidak suka ketika banyak wisatawan akan berkunjung ke rumah itu dan memberatkan biaya perawatan. Jika tidak bisa dimusnahkan, Lee Kuan Yew meminta rumah terebut ditutup untuk semua orang, kecuali keluarga dan keturunannya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)