Orang Temanggung, Sosok di Balik Sepeda Bambu Jokowi dan PM Australia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengelilingi taman yang rimbun di Istana Bogor dengan sepeda bambu awal bulan ini. Presiden juga menghadiahkan sepeda itu kepada pemimpin baru Australia.
Sosok perancang sepeda bambu itu adalah Singgih Susilo Kartono, warga sebuah desa kecil di Temanggung, Jawa Tengah.
Malam sebelumnya, Singgih mengetahui bahwa model Spedagi yang dia buat yang akan dikendarai oleh kedua pemimpin dalam momen unik "diplomasi sepeda".
PM Albanese menanggalkan jaket dan dasinya serta mengenakan helm, kemudian mengayuh sepeda roda dua yang ringan dan ramah lingkungan.
Perancang sepeda bambu berusia 54 tahun itu mengatakan kepada AFP bahwa isyarat diplomatik itu adalah "momen istimewa dan ajaib" baginya setelah bertahun-tahun bekerja dalam merancang sepeda.
"Bukan soal sepedanya dibeli Jokowi, tapi faktanya dipakai untuk menyambut PM (Albanese)," katanya, yang dillansir Jumat (24/6/2022).
Ketika tidak memasok para pemimpin dunia dengan sepeda bambu baru, Singgih menggunakan keahlian dengan membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat dan menunjukkan kepada penduduk desa Indonesia bagaimana mereka dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar mereka.
“Saya melatih anak-anak muda di sini yang kurang terampil. Kami memiliki sistem untuk melatih orang-orang yang tidak terampil sampai mereka dapat menciptakan produk yang berkualitas,” katanya.
Spedagi rancangan Singgih diambil dari nama "sepeda" dan pagi". Spedagi yang dikayuh Jokowi dan Albanese dibuat oleh tim yang terdiri dari 15 karyawan di sebuah bengkel di desa tempat Singgih tinggal, di mana dia mengendarai sepedanya sendiri setiap hari.
Sosok perancang sepeda bambu itu adalah Singgih Susilo Kartono, warga sebuah desa kecil di Temanggung, Jawa Tengah.
Malam sebelumnya, Singgih mengetahui bahwa model Spedagi yang dia buat yang akan dikendarai oleh kedua pemimpin dalam momen unik "diplomasi sepeda".
PM Albanese menanggalkan jaket dan dasinya serta mengenakan helm, kemudian mengayuh sepeda roda dua yang ringan dan ramah lingkungan.
Perancang sepeda bambu berusia 54 tahun itu mengatakan kepada AFP bahwa isyarat diplomatik itu adalah "momen istimewa dan ajaib" baginya setelah bertahun-tahun bekerja dalam merancang sepeda.
"Bukan soal sepedanya dibeli Jokowi, tapi faktanya dipakai untuk menyambut PM (Albanese)," katanya, yang dillansir Jumat (24/6/2022).
Ketika tidak memasok para pemimpin dunia dengan sepeda bambu baru, Singgih menggunakan keahlian dengan membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat dan menunjukkan kepada penduduk desa Indonesia bagaimana mereka dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar mereka.
“Saya melatih anak-anak muda di sini yang kurang terampil. Kami memiliki sistem untuk melatih orang-orang yang tidak terampil sampai mereka dapat menciptakan produk yang berkualitas,” katanya.
Spedagi rancangan Singgih diambil dari nama "sepeda" dan pagi". Spedagi yang dikayuh Jokowi dan Albanese dibuat oleh tim yang terdiri dari 15 karyawan di sebuah bengkel di desa tempat Singgih tinggal, di mana dia mengendarai sepedanya sendiri setiap hari.