Dikuratori Seniman Indonesia, Pameran Seni Terbesar di Dunia Bikin Risau Media Israel
loading...
A
A
A
BERLIN - Documenta 15, pameran seni kontemporer terbesar di dunia yang digelar di Jerman, telah membuat risau media-media Israel.
Alasannya pameran itu dikuratori Ruangrupa, kelompok seniman Indonesia yang dituduh mendukung gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) anti-Israel.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier telah mengimbau penyelenggara pertunjukan seni Documenta 15 untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi tuduhan anti-Semitisme seputar acara tersebut.
Pameran ini, yang berlangsung setiap lima tahun di kota Kassel, Jerman, dianggap sebagai acara terbesar dalam kalender seni internasional.
Ruangrupa dipilih sebagai kurator pameran Documenta 15 tahun ini. Beberapa media Israel, termasuk Ynet dan Times of Israel, dalam laporannya menuduh Ruangrupa mengundang organisasi dari negara berkembang yang mendukung gerakan BDS anti-Israel.
Berbicara pada hari Sabtu pekan lalu pada pembukaan resmi pameran, Steinmeier mengatakan; "Ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan seniman ketika mereka menangani masalah politik."
“Sebagaimana dibenarkan beberapa kritik terhadap kebijakan Israel, seperti pembangunan pemukiman, adalah, mengakui kenegaraan Israel berarti mengakui martabat dan keamanan komunitas Yahudi modern,” katanya, seperti dikutip AP, Senin (20/6/2022).
"Sebagai presiden Jerman saya katakan untuk negara saya: Mengakui Israel adalah dasar dan kondisi untuk debat di sini."
Steinmeier mengharapkan debat yang tepat antara perwakilan dari negara berkembang dan komunitas Yahudi di Jerman dan Israel menjelang pameran.
Dia meminta penyelenggara Documenta 15 untuk tidak menyerahkan tanggung jawab mereka kepada kurator Indonesia, melainkan mengambil peran sebagai mediator dan "menciptakan struktur yang sesuai" untuk debat.
Sekitar 1 juta orang diperkirakan mengunjungi Documenta 15, yang berlangsung selama 100 hari.
Alasannya pameran itu dikuratori Ruangrupa, kelompok seniman Indonesia yang dituduh mendukung gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) anti-Israel.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier telah mengimbau penyelenggara pertunjukan seni Documenta 15 untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi tuduhan anti-Semitisme seputar acara tersebut.
Pameran ini, yang berlangsung setiap lima tahun di kota Kassel, Jerman, dianggap sebagai acara terbesar dalam kalender seni internasional.
Ruangrupa dipilih sebagai kurator pameran Documenta 15 tahun ini. Beberapa media Israel, termasuk Ynet dan Times of Israel, dalam laporannya menuduh Ruangrupa mengundang organisasi dari negara berkembang yang mendukung gerakan BDS anti-Israel.
Berbicara pada hari Sabtu pekan lalu pada pembukaan resmi pameran, Steinmeier mengatakan; "Ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan seniman ketika mereka menangani masalah politik."
“Sebagaimana dibenarkan beberapa kritik terhadap kebijakan Israel, seperti pembangunan pemukiman, adalah, mengakui kenegaraan Israel berarti mengakui martabat dan keamanan komunitas Yahudi modern,” katanya, seperti dikutip AP, Senin (20/6/2022).
"Sebagai presiden Jerman saya katakan untuk negara saya: Mengakui Israel adalah dasar dan kondisi untuk debat di sini."
Steinmeier mengharapkan debat yang tepat antara perwakilan dari negara berkembang dan komunitas Yahudi di Jerman dan Israel menjelang pameran.
Dia meminta penyelenggara Documenta 15 untuk tidak menyerahkan tanggung jawab mereka kepada kurator Indonesia, melainkan mengambil peran sebagai mediator dan "menciptakan struktur yang sesuai" untuk debat.
Sekitar 1 juta orang diperkirakan mengunjungi Documenta 15, yang berlangsung selama 100 hari.
(min)