Eks Penasihat Reagan: Kirim Nuklir ke Ukraina Akan Ubah Konflik Mengerikan Jadi Malapetaka
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Doug Bandow, yang pernah menjadi penasihat mantan presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagan, menentang usulan diplomat Polandia untuk mengirimkan senjata nuklir Barat ke Ukraina .
Bandow mengatakan Amerika tidak akan mendapatkan apa-apa dari perang nuklir di Ukraina jika benar-benar terjadi. Sebaliknya, Rusia memiliki lebih banyak yang bisa dipertaruhkan.
Argumen Bandow ini sebagai respons atas seruan Radoslaw Sikorski, diplomat senior yang menjabat sebagai menteri luar negeri Polandia antara 2007 hingga 2014. Sikorski mengatakan kepada televisi Ukraina pekan lalu bahwa "Barat memiliki hak untuk memberikan Ukraina hulu ledak nuklir."
Sikorski berpendapat bahwa karena Moskow melanggar Memorandum Budapest 1994–di mana Rusia, AS, dan Inggris berjanji untuk menghormati kemerdekaan dan kedaulatan Ukraina sebagai imbalan atas penyerahan senjata nuklir Kiev warisan Soviet–maka Barat sekarang dapat mengirim senjata pemusnah massal tersebut ke Kiev.
“Fakta bahwa seorang tokoh politik yang pernah serius menganjurkan untuk mengubah konflik yang sedang berlangsung menjadi konfrontasi nuklir menunjukkan betapa berbahayanya konflik itu,” tulis Bandow di American Conservative.
Menurut Bandow, Ukraina tahu ketika menandatangani Memorandum Budapest 1994 bahwa jaminan keamanannya bergantung pada Dewan Keamanan PBB, di mana Rusia memiliki kursi permanen.
“Peluang Ukraina telah berlalu sejak lama,” katanya. "Mentransfer senjata nuklir ke Kiev saat ini akan berisiko mengubah konflik yang sudah mengerikan menjadi malapetaka sejati," paparnya, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (18/6/2022).
“Moskow memiliki lebih banyak yang dipertaruhkan, dan karena itu akan selalu bersedia membayar dan mengambil risiko lebih banyak," ujarnya.
"AS tidak mempertaruhkan apa pun yang menjamin risiko penghancuran nuklir Kiev," imbuh Bandow.
Bandow mengatakan Amerika tidak akan mendapatkan apa-apa dari perang nuklir di Ukraina jika benar-benar terjadi. Sebaliknya, Rusia memiliki lebih banyak yang bisa dipertaruhkan.
Argumen Bandow ini sebagai respons atas seruan Radoslaw Sikorski, diplomat senior yang menjabat sebagai menteri luar negeri Polandia antara 2007 hingga 2014. Sikorski mengatakan kepada televisi Ukraina pekan lalu bahwa "Barat memiliki hak untuk memberikan Ukraina hulu ledak nuklir."
Sikorski berpendapat bahwa karena Moskow melanggar Memorandum Budapest 1994–di mana Rusia, AS, dan Inggris berjanji untuk menghormati kemerdekaan dan kedaulatan Ukraina sebagai imbalan atas penyerahan senjata nuklir Kiev warisan Soviet–maka Barat sekarang dapat mengirim senjata pemusnah massal tersebut ke Kiev.
“Fakta bahwa seorang tokoh politik yang pernah serius menganjurkan untuk mengubah konflik yang sedang berlangsung menjadi konfrontasi nuklir menunjukkan betapa berbahayanya konflik itu,” tulis Bandow di American Conservative.
Menurut Bandow, Ukraina tahu ketika menandatangani Memorandum Budapest 1994 bahwa jaminan keamanannya bergantung pada Dewan Keamanan PBB, di mana Rusia memiliki kursi permanen.
“Peluang Ukraina telah berlalu sejak lama,” katanya. "Mentransfer senjata nuklir ke Kiev saat ini akan berisiko mengubah konflik yang sudah mengerikan menjadi malapetaka sejati," paparnya, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (18/6/2022).
“Moskow memiliki lebih banyak yang dipertaruhkan, dan karena itu akan selalu bersedia membayar dan mengambil risiko lebih banyak," ujarnya.
"AS tidak mempertaruhkan apa pun yang menjamin risiko penghancuran nuklir Kiev," imbuh Bandow.