Ramzan Kadyrov Klaim Rebut Kota Komyshuvakha dari Pasukan Ukraina
loading...

Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengatakan kota Komyshuvakha berhasil direbut dari tangan pasukan Ukraina Foto/Indus Scrolls
A
A
A
MOSKOW - Pemimpin Chechnya , Ramzan Kadyrov , mengatakan kota Komyshuvakha di Republik Rakyat Luhansk telah "dibebaskan dari pendudukan Ukraina ."
Kadyrov membagikan gambar-gambar direbutnya kota itu di saluran Telegram resminya. Gambar itu menunjukkan tentara Chechnya di kota Komyshuvakha, sebuah pemukiman di (distrik) Raion Severodonetsk dari wilayah Oblast Luhansk di Ukraina timur.
Kadyrov mengklaim bahwa kota itu sekarang berada di tangan tentara pro-Rusia, yang disebut Republik Rakyat Luhansk (LPR), sebuah negara yang memisahkan diri di Ukraina timur yang diakui oleh Moskow tetapi tidak oleh sebagian besar komunitas internasional.
"Tahap terakhir dalam pembebasan Kamyshevakhi dari formasi nasionalis bersenjata telah selesai," kata Kadyrov.
Baca juga: Terpukul Dampak Perang, Ukraina Ajukan Utang ke Israel Senilai Rp7 Triliun
"Banyak tenaga kerja dan sumber daya dialokasikan oleh Kyiv untuk menjaga penyelesaian yang penting secara strategis. Sekali lagi, mereka berhadapan dengan kenyataan pahit, dan lebih tepatnya, dengan para pejuang kami. Tidak ada peralatan dan infanteri yang mampu menahan gempuran pasukan sekutu," sambung Kadyrov.
"Kabar mendekatnya pasukan khusus Chechnya menjadi sinyal bagi Ukronazis untuk segera mundur. Dan bahkan menjadi minoritas, orang-orang kami menginspirasi kengerian sejati di dalamnya," ia menambahkan.
"Pada saat yang sama, pejuang Chechnya memperlakukan penduduk sipil dengan pengertian dan simpati. Nenek dalam foto ini, secara kebetulan, selamat selama permusuhan. Tak lama setelah ditemukan, dia segera dievakuasi ke lokasi yang lebih aman di mana dia akan diberikan semua bantuan yang layak," demikian kata Kadyrov yang dinukil Newsweek dari Zenger News, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: NATO Janjikan Lebih Banyak Senjata Berat untuk Ukraina
Zenger News belum dapat memverifikasi gambar atau klaim Kadyrov ini secara independen.
Pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang oleh Kremlin masih disebut sebagai "operasi militer khusus." Tanggal 15 Juni menandai hari ke-112 invasi.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan bahwa antara 24 Februari dan 15 Juni, Rusia telah kehilangan 32.750 personel, 1.440 tank, 3.528 kendaraan tempur lapis baja, 722 sistem artileri, 230 sistem peluncuran roket ganda (MLRS), 97 sistem perang anti-pesawat, 213 pesawat tempur, 179 helikopter, 2.485 kendaraan bermotor dan tanker bahan bakar, 13 kapal, 591 kendaraan udara tak berawak, 55 unit peralatan khusus. Sebanyak 129 rudal jelajah musuh ditembak jatuh.
Baca juga: Ajudan Zelensky Ungkap Alasan Ukraina Pilih Perang Kota
Kadyrov membagikan gambar-gambar direbutnya kota itu di saluran Telegram resminya. Gambar itu menunjukkan tentara Chechnya di kota Komyshuvakha, sebuah pemukiman di (distrik) Raion Severodonetsk dari wilayah Oblast Luhansk di Ukraina timur.
Kadyrov mengklaim bahwa kota itu sekarang berada di tangan tentara pro-Rusia, yang disebut Republik Rakyat Luhansk (LPR), sebuah negara yang memisahkan diri di Ukraina timur yang diakui oleh Moskow tetapi tidak oleh sebagian besar komunitas internasional.
"Tahap terakhir dalam pembebasan Kamyshevakhi dari formasi nasionalis bersenjata telah selesai," kata Kadyrov.
Baca juga: Terpukul Dampak Perang, Ukraina Ajukan Utang ke Israel Senilai Rp7 Triliun
"Banyak tenaga kerja dan sumber daya dialokasikan oleh Kyiv untuk menjaga penyelesaian yang penting secara strategis. Sekali lagi, mereka berhadapan dengan kenyataan pahit, dan lebih tepatnya, dengan para pejuang kami. Tidak ada peralatan dan infanteri yang mampu menahan gempuran pasukan sekutu," sambung Kadyrov.
"Kabar mendekatnya pasukan khusus Chechnya menjadi sinyal bagi Ukronazis untuk segera mundur. Dan bahkan menjadi minoritas, orang-orang kami menginspirasi kengerian sejati di dalamnya," ia menambahkan.
"Pada saat yang sama, pejuang Chechnya memperlakukan penduduk sipil dengan pengertian dan simpati. Nenek dalam foto ini, secara kebetulan, selamat selama permusuhan. Tak lama setelah ditemukan, dia segera dievakuasi ke lokasi yang lebih aman di mana dia akan diberikan semua bantuan yang layak," demikian kata Kadyrov yang dinukil Newsweek dari Zenger News, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: NATO Janjikan Lebih Banyak Senjata Berat untuk Ukraina
Zenger News belum dapat memverifikasi gambar atau klaim Kadyrov ini secara independen.
Pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang oleh Kremlin masih disebut sebagai "operasi militer khusus." Tanggal 15 Juni menandai hari ke-112 invasi.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan bahwa antara 24 Februari dan 15 Juni, Rusia telah kehilangan 32.750 personel, 1.440 tank, 3.528 kendaraan tempur lapis baja, 722 sistem artileri, 230 sistem peluncuran roket ganda (MLRS), 97 sistem perang anti-pesawat, 213 pesawat tempur, 179 helikopter, 2.485 kendaraan bermotor dan tanker bahan bakar, 13 kapal, 591 kendaraan udara tak berawak, 55 unit peralatan khusus. Sebanyak 129 rudal jelajah musuh ditembak jatuh.
Baca juga: Ajudan Zelensky Ungkap Alasan Ukraina Pilih Perang Kota
(ian)
Lihat Juga :