Dubes Rusia Prihatin AS Akan Kirim Lebih Banyak Artileri Roket HIMARS ke Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pernyataan Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Colin Kahl tentang kemungkinan peningkatan pasokan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi ( HIMARS ) ke Ukraina sangat mengkhawatirkan.
Menurut Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, rencana itu mengungkapkan arah Washington menuju peningkatan eskalasi konflik. “Fakta bahwa seorang pejabat tinggi Pentagon melihat kemungkinan perluasan pasokan sistem jarak jauh menyebabkan keprihatinan yang ekstrim,” ujarnya.
“Pernyataan ini dapat dilihat sebagai niat Washington untuk bergerak menuju eskalasi lebih lanjut. Itu hanya menegaskan bahwa Amerika tidak berniat melihat solusi damai,” lanjut Antonov, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Rabu (15/6/2022).
"Tidak heran pernyataan pejabat itu dibuat menjelang pertemuan lain AS dan sekutunya untuk membahas dukungan militer Ukraina. Rupanya, ini adalah cara pemerintah membuat rekan-rekannya percaya bahwa tidak ada alternatif selain jalur memasok rezim Kiev dengan lebih banyak senjata," tambah Antonov.
Moskow juga mengaku akan segera merespons jika Rusia diserang dengan sistem senjata jarak jauh. “Kami secara khusus menyoroti pengiriman (ke Ukraina) Howitzer jarak jauh dan HIMARS MLRS yang mengancam tidak hanya Donbass tetapi juga Rusia,” tegas Kepala Delegasi Rusia untuk Perundingan Keamanan Militer dan Kontrol Senjata di Wina, Konstantin Gavrilov.
Baca Juga: Amerika Serikat Kirim HIMARS ke Ukraina, Ini Kehebatannya
“Kami telah dengan jelas menetapkan sikap Rusia: jika Federasi Rusia diserang dengan serangan jarak jauh ini. sistem, tanggapan terhadap pusat pengambilan keputusan akan segera," tegasnya.
Pekan lalu, pemerintahan Biden mengumumkan bahwa mereka akan memberikan paket bantuan militer baru ke Ukraina yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS. Dikatakan bahwa batch pertama akan mencakup empat sistem roket.
Para pejabat AS sebelumnya mengatakan bahwa jangkauan serang dari peluncur roket ringan beroda HIMARS tidak akan melebihi 80 kilometer. Seperti yang ditegaskan Washington, Kiev memberikan jaminan bahwa sistem roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.
Menurut Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, rencana itu mengungkapkan arah Washington menuju peningkatan eskalasi konflik. “Fakta bahwa seorang pejabat tinggi Pentagon melihat kemungkinan perluasan pasokan sistem jarak jauh menyebabkan keprihatinan yang ekstrim,” ujarnya.
“Pernyataan ini dapat dilihat sebagai niat Washington untuk bergerak menuju eskalasi lebih lanjut. Itu hanya menegaskan bahwa Amerika tidak berniat melihat solusi damai,” lanjut Antonov, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Rabu (15/6/2022).
"Tidak heran pernyataan pejabat itu dibuat menjelang pertemuan lain AS dan sekutunya untuk membahas dukungan militer Ukraina. Rupanya, ini adalah cara pemerintah membuat rekan-rekannya percaya bahwa tidak ada alternatif selain jalur memasok rezim Kiev dengan lebih banyak senjata," tambah Antonov.
Moskow juga mengaku akan segera merespons jika Rusia diserang dengan sistem senjata jarak jauh. “Kami secara khusus menyoroti pengiriman (ke Ukraina) Howitzer jarak jauh dan HIMARS MLRS yang mengancam tidak hanya Donbass tetapi juga Rusia,” tegas Kepala Delegasi Rusia untuk Perundingan Keamanan Militer dan Kontrol Senjata di Wina, Konstantin Gavrilov.
Baca Juga: Amerika Serikat Kirim HIMARS ke Ukraina, Ini Kehebatannya
“Kami telah dengan jelas menetapkan sikap Rusia: jika Federasi Rusia diserang dengan serangan jarak jauh ini. sistem, tanggapan terhadap pusat pengambilan keputusan akan segera," tegasnya.
Pekan lalu, pemerintahan Biden mengumumkan bahwa mereka akan memberikan paket bantuan militer baru ke Ukraina yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS. Dikatakan bahwa batch pertama akan mencakup empat sistem roket.
Para pejabat AS sebelumnya mengatakan bahwa jangkauan serang dari peluncur roket ringan beroda HIMARS tidak akan melebihi 80 kilometer. Seperti yang ditegaskan Washington, Kiev memberikan jaminan bahwa sistem roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.