Rentetan Kematian Misterius Berlanjut, Kini Giliran Pegawai Kemhan Iran
loading...
A
A
A
TEHERAN - Seorang pegawai Kementerian Pertahanan (Kemhan) Iran tewas pada hari Minggu saat bertugas. Itu menjadi yang terbaru dari rentetan kematian misterius personel militer Iran dalam beberapa pekan terakhir.
"Mohammad Abdous [meninggal] syahid Minggu malam saat bertugas di provinsi utara-tengah Semnan," kata Kemhan Iran dalam sebuah pernyataan hari Senin (13/6/2022) yang disiarkan media pemerintah.
Pernyataan itu menggambarkan Abdous sebagai pegawai Kemhan dan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang perannya atau bagaimana dia tewas.
Pernyataan kementerian itu bertentangan dengan laporan sebelumnya oleh media pemerintah Iran yang mengatakan Abdous adalah anggota unit kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Fars, sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan IRGC, mengatakan Senin pagi bahwa Abdous dan Ali Kamani mati syahid saat bertugas dalam dua insiden terpisah pada hari Minggu, menggambarkan keduanya sebagai anggota unit kedirgantaraan IRGC.
Kematian Abdous dan Kamani adalah yang terbaru dari serangkaian kematian misterius warga Iran yang terkait dengan militer negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Pada 22 Mei, kolonel IRGC Sayyad Khodaei dibunuh dalam serangan senjata di Teheran, Ibu Kota Iran. Pemerintah Iran menyalahkan Israel atas pembunuhannya dan bersumpah untuk membalas dendam.
Itu adalah pembunuhan paling terkenal di Iran sejak pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh pada 2020, yang juga dituduhkan oleh Teheran kepada Israel.
Iran tidak mengakui negara Israel dan di masa lalu menuduhnya menyerang fasilitas nuklir dan melakukan pembunuhan di dalam wilayah Iran.
Pada 26 Mei, Kemhan Iran mengatakan bahwa sebuah kecelakaan di kompleks militer Parchin dekat Teheran menewaskan Ehsan Ghadbeigi, seorang insinyur.
The New York Times kemudian melaporkan bahwa Ghadbeigi telah tewas dalam dugaan serangan pesawat tak berawak Israel.
Pada tanggal 31 Mei, insinyur kedirgantaraan Ayoob Entezari meninggal dalam keadaan yang mencurigakan. Media Israel melaporkan bahwa dia diracun di sebuah pesta makan malam. Dia, menurut laporan media Israel, mengerjakan program rudal dan drone Iran.
Pada 3 Juni, kantor berita negara Iran; IRNA, melaporkan bahwa kolonel IRGC lainnya, Ali Esmailzadeh, meninggal dalam insiden di rumahnya.
Laporan IRNA muncul beberapa jam setelah Iran International, saluran berita satelit berbahasa Persia yang berbasis di London melaporkan--dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya--bahwa IRGC membunuh Esmailzadeh setelah dia dicurigai melakukan spionase.
Saat mengonfirmasi kematian Esmailzadeh, IRNA membantah laporan Iran International bahwa IRGC berada di balik pembunuhannya, menggambarkan laporan itu sebagai “perang psikologis dan berita palsu.”
Iran International melaporkan bahwa Esmailzadeh meninggal setelah jatuh dari atap rumahnya di kota Karaj, sebelah barat Teheran. Pejabat IRGC, menurut laporan itu, memberi tahu keluarga Esmailzadeh bahwa dia bunuh diri.
Esmailzadeh adalah rekan dekat Khodaei.
Menurut laporan tersebut, sayap intelijen IRGC menuduh Esmailzadeh terlibat dalam pembunuhan Khodaei dengan membocorkan informasi ke dinas intelijen asing. IRGC, imbuh laporan tersebut, akhirnya memutuskan untuk membunuh Esmailzadeh dengan membuatnya melakukan bunuh diri.
"Mohammad Abdous [meninggal] syahid Minggu malam saat bertugas di provinsi utara-tengah Semnan," kata Kemhan Iran dalam sebuah pernyataan hari Senin (13/6/2022) yang disiarkan media pemerintah.
Pernyataan itu menggambarkan Abdous sebagai pegawai Kemhan dan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang perannya atau bagaimana dia tewas.
Pernyataan kementerian itu bertentangan dengan laporan sebelumnya oleh media pemerintah Iran yang mengatakan Abdous adalah anggota unit kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Fars, sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan IRGC, mengatakan Senin pagi bahwa Abdous dan Ali Kamani mati syahid saat bertugas dalam dua insiden terpisah pada hari Minggu, menggambarkan keduanya sebagai anggota unit kedirgantaraan IRGC.
Kematian Abdous dan Kamani adalah yang terbaru dari serangkaian kematian misterius warga Iran yang terkait dengan militer negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Pada 22 Mei, kolonel IRGC Sayyad Khodaei dibunuh dalam serangan senjata di Teheran, Ibu Kota Iran. Pemerintah Iran menyalahkan Israel atas pembunuhannya dan bersumpah untuk membalas dendam.
Itu adalah pembunuhan paling terkenal di Iran sejak pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh pada 2020, yang juga dituduhkan oleh Teheran kepada Israel.
Iran tidak mengakui negara Israel dan di masa lalu menuduhnya menyerang fasilitas nuklir dan melakukan pembunuhan di dalam wilayah Iran.
Pada 26 Mei, Kemhan Iran mengatakan bahwa sebuah kecelakaan di kompleks militer Parchin dekat Teheran menewaskan Ehsan Ghadbeigi, seorang insinyur.
The New York Times kemudian melaporkan bahwa Ghadbeigi telah tewas dalam dugaan serangan pesawat tak berawak Israel.
Pada tanggal 31 Mei, insinyur kedirgantaraan Ayoob Entezari meninggal dalam keadaan yang mencurigakan. Media Israel melaporkan bahwa dia diracun di sebuah pesta makan malam. Dia, menurut laporan media Israel, mengerjakan program rudal dan drone Iran.
Pada 3 Juni, kantor berita negara Iran; IRNA, melaporkan bahwa kolonel IRGC lainnya, Ali Esmailzadeh, meninggal dalam insiden di rumahnya.
Laporan IRNA muncul beberapa jam setelah Iran International, saluran berita satelit berbahasa Persia yang berbasis di London melaporkan--dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya--bahwa IRGC membunuh Esmailzadeh setelah dia dicurigai melakukan spionase.
Saat mengonfirmasi kematian Esmailzadeh, IRNA membantah laporan Iran International bahwa IRGC berada di balik pembunuhannya, menggambarkan laporan itu sebagai “perang psikologis dan berita palsu.”
Iran International melaporkan bahwa Esmailzadeh meninggal setelah jatuh dari atap rumahnya di kota Karaj, sebelah barat Teheran. Pejabat IRGC, menurut laporan itu, memberi tahu keluarga Esmailzadeh bahwa dia bunuh diri.
Esmailzadeh adalah rekan dekat Khodaei.
Menurut laporan tersebut, sayap intelijen IRGC menuduh Esmailzadeh terlibat dalam pembunuhan Khodaei dengan membocorkan informasi ke dinas intelijen asing. IRGC, imbuh laporan tersebut, akhirnya memutuskan untuk membunuh Esmailzadeh dengan membuatnya melakukan bunuh diri.
(min)