Profil Raja Terakhir Turki Utsmani, Mehmed Vahiddedin yang Diusir dari Takhta
loading...
A
A
A
ANKARA - Mehmed Vahideddin atau yang lebih dikenal Mehmed VI adalah sultan terakhir Kekaisaran Turki Utsmani. Ia berkuasa pada 4 Juli 1918 hingga 1 November 1922.
Mehmed VI merupakan sultan ke-36 Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman) hingga kesultanan tersebut dibubarkan usai kekalahan di Perang Dunia I.
Mehmed VI lahir pada 14 Januari 1861di Istana Dolmabahce, Istanbul. Ia merupakan anak dari Sultan Abdulmejid I dan Ratu Gulustu Hanim.
Mehmed VI menjadi putra mahkota usai anak Sultan Abdulaziz, Pangeran Sehzade Yusuf Izzedin, bunuh diri. Mehmed VI naik takhta pada 3 Juli 1918, menggantikan kakaknya, Mehmed V.
Pada 21 Desember 1918, Mehmed VI yang menentang kekuatan nasionalis langsung membubarkan parlemen.
Lalu pada 10 Agustus 1920, utusan Mehmed VI menandatangani Perjanjian Sevres. Perjanjian Sevres berisi pengakuan mandat daerah yang diberikan sekaligus mengakui Hejaz sebagai daerah miliknya.
Namun setelah Perjanjian Sevres, kekuasaan Turki Utsmani makin melemah. Kemudian, pemerintah baru Dewan Nasional Tertinggi yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk berdiri pada 23 April 1920. Pemerintahan yang baru ini pun menolak kekuasaan Mehmed VI.
Usai kekalahan Turki Utsmani melawan Yunani, kaum nasionalis pun semakin berkuasa di Turki. Pada 1 November 1922, Dewan Nasional Tertinggi Turki menghapus Kekhalifahan Turki Utsmani.
Selang 16 hari kemudian, Mehmed VI diusir. Ia menumpang kapal perang Inggris HMS Malaya untuk meninggalkan Turki dan pergi ke Malta pada 17 November 1922.
Pada 19 November 1922, sepupu pertama dari Mehmed VI sekaligus putra mahkota, Abdulmejid Efendi, menjadi khalifah sekaligus pemimpin Dinasti Utsmaniyah.
Namun, dua tahun kemudian, pada 1924, Kekhalifahan Turki Utsmani dihapus oleh Dewan Nasional Tertinggi.
Mehmed VI meninggal dunia di Sanremo, yang ketika itu masuk dalam wilayah kerajaan Italia, pada 16 Mei 1926. Ia dikebumikan di Masjid Turkiye, Damaskus.
Mehmed VI merupakan sultan ke-36 Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman) hingga kesultanan tersebut dibubarkan usai kekalahan di Perang Dunia I.
Mehmed VI lahir pada 14 Januari 1861di Istana Dolmabahce, Istanbul. Ia merupakan anak dari Sultan Abdulmejid I dan Ratu Gulustu Hanim.
Mehmed VI menjadi putra mahkota usai anak Sultan Abdulaziz, Pangeran Sehzade Yusuf Izzedin, bunuh diri. Mehmed VI naik takhta pada 3 Juli 1918, menggantikan kakaknya, Mehmed V.
Pada 21 Desember 1918, Mehmed VI yang menentang kekuatan nasionalis langsung membubarkan parlemen.
Lalu pada 10 Agustus 1920, utusan Mehmed VI menandatangani Perjanjian Sevres. Perjanjian Sevres berisi pengakuan mandat daerah yang diberikan sekaligus mengakui Hejaz sebagai daerah miliknya.
Namun setelah Perjanjian Sevres, kekuasaan Turki Utsmani makin melemah. Kemudian, pemerintah baru Dewan Nasional Tertinggi yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk berdiri pada 23 April 1920. Pemerintahan yang baru ini pun menolak kekuasaan Mehmed VI.
Usai kekalahan Turki Utsmani melawan Yunani, kaum nasionalis pun semakin berkuasa di Turki. Pada 1 November 1922, Dewan Nasional Tertinggi Turki menghapus Kekhalifahan Turki Utsmani.
Selang 16 hari kemudian, Mehmed VI diusir. Ia menumpang kapal perang Inggris HMS Malaya untuk meninggalkan Turki dan pergi ke Malta pada 17 November 1922.
Pada 19 November 1922, sepupu pertama dari Mehmed VI sekaligus putra mahkota, Abdulmejid Efendi, menjadi khalifah sekaligus pemimpin Dinasti Utsmaniyah.
Namun, dua tahun kemudian, pada 1924, Kekhalifahan Turki Utsmani dihapus oleh Dewan Nasional Tertinggi.
Mehmed VI meninggal dunia di Sanremo, yang ketika itu masuk dalam wilayah kerajaan Italia, pada 16 Mei 1926. Ia dikebumikan di Masjid Turkiye, Damaskus.
(sya)