Pemerintahan Baru Filipina Menentang Kehadiran China di Perairan Sengketa

Sabtu, 11 Juni 2022 - 08:50 WIB
loading...
Pemerintahan Baru Filipina...
Pemerintahan Baru Filipina Menentang Kehadiran China di Perairan Sengketa. FOTO/Reuters
A A A
MANILA - Pemerintahan Presiden Filipina terpilih, Ferdinand Marcos Jr. akan terus menentang kehadiran Beijing di bagian Laut China Selatan di Filipina. Sikap ini muncul setelah lebih dari 100 kapal China terlihat di perairan sengketa itu.

Filipina telah mengajukan ratusan protes diplomatik terhadap aktivitas China di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir, setelah pengadilan internasional di Den Haag menolak klaim besar-besaran Beijing atas wilayah tersebut pada 2016.



“Kami akan terus mengajukan protes diplomatik. Tidak masalah kami mengajukan 10.000 di antaranya, karena jika tidak, itu berarti kami menyetujui situasi di lapangan,” kata Clarita Carlos, yang dinominasikan sebagai Penasihat Keamanan Nasional Marcos Jr, dalam konferensi pers, Jumat (10/6/2022), seperti dikutip dari Arab News.

Laut China Selatan adalah jalur air yang strategis dan kaya sumber daya yang diklaim oleh China hampir secara keseluruhan. Tetapi negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, juga memiliki klaim yang tumpang tindih.

Marcos Jr. akan menambah ratusan protes diplomatik yang diajukan terhadap Beijing di Laut China Selatan selama beberapa tahun terakhir. Marcos Jr, yang meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden bulan lalu, akan mengambil alih jabatan tertinggi negara itu dari Presiden Rodrigo Duterte yang akan lengser pada 30 Juni.



Komentar Carlos mengikuti keluhan resmi yang diluncurkan oleh Departemen Luar Negeri Filipina tentang
“kehadiran kapal penangkap ikan dan maritim China yang tidak sah”. Kehadiran kapal-kapal itu tidak hanya ilegal, tetapi juga merupakan sumber ketidakstabilan di kawasan ini.

Kantor luar negeri mengungkapkan pada hari Kamis, bahwa pihak berwenang Filipina melihat pada bulan April lebih dari 100 kapal China beroperasi secara ilegal di bagian dari zona ekonomi eksklusif negara itu di sekitar Karang Whitsun yang berbentuk boomerang.

“Filipina meminta China untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional, berhenti dan berhenti menunjukkan perilaku ilegal dan tidak bertanggung jawab, menghindari meningkatnya ketegangan di laut dan segera menarik semua kapalnya dari zona maritim Filipina,” kata Departemen Luar Negeri Filipina.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mobil Tabrak Kerumunan...
Mobil Tabrak Kerumunan Warga di Festival Hari Lapu Lapu di Vancouver
Putin dan Netanyahu...
Putin dan Netanyahu Absen di Pemakaman Paus Fransiskus, Beijing Tetap Bungkam, Kenapa?
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia, Bagai Langit dan Bumi?
Profil Victor Gao, Analis...
Profil Victor Gao, Analis yang Sebut China Bisa Hidup 5.000 Tahun Lagi Meski Ditekan AS
Hadiri Pemakaman Paus...
Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Pakaian Trump dan Pangeran William Jadi Sorotan
Pencuri Tas Menteri...
Pencuri Tas Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem Ditangkap, Polisi Ungkap Sosoknya
Rekomendasi
MNC Asset Management...
MNC Asset Management dan Universitas Binawan Teken MoU Endowment Fund Dukung Beasiswa
Andalan Masyarakat,...
Andalan Masyarakat, Super App BRImo Dipakai 40 Juta User dan Catat Transaksi Rp1.599 Triliun
Jelang Hari Tari Sedunia,...
Jelang Hari Tari Sedunia, Rombongan Sanggar Tari dari Banyuwangi Sambangi Rumah Jokowi
Berita Terkini
Soal Rusia Inginkan...
Soal Rusia Inginkan Pangkalan Militer Indonesia, PM Australia Dituduh Memberi Respons Licik
19 menit yang lalu
3 Alasan Ukraina Selalu...
3 Alasan Ukraina Selalu Didukung Barat dalam Melawan Rusia, Salah Satunya Pertarungan Geopolitik
1 jam yang lalu
3 Kasus Penembakan Paling...
3 Kasus Penembakan Paling Berdarah di Kashmir, Terbaru Bikin India-Pakistan di Ambang Perang
1 jam yang lalu
Ledakan Dahsyat Pelabuhan...
Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Tewaskan 40 Orang dan 1.242 Luka, Ini Respons Khamenei
3 jam yang lalu
Arab Saudi dan Qatar...
Arab Saudi dan Qatar Umumkan Akan Lunasi Utang Suriah Rp252,8 Miliar
3 jam yang lalu
Citra Satelit Ungkap...
Citra Satelit Ungkap Kemajuan Mencengangkan Proyek NEOM Mohammed bin Salman Senilai Rp8.418 Triliun
3 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved