Rusia Tuding Ukraina Jadikan Warga Sipil sebagai Perisai Manusia

Jum'at, 10 Juni 2022 - 21:46 WIB
loading...
Rusia Tuding Ukraina...
Rusia tuding Ukraina jadikan warga sipil sebagai perisai manusia dalam pabrik kimia Azot di kota Severodonetsk, Donbass. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan ada “informasi yang dapat dipercaya” bahwa pejuang Ukraina menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia di dalam pabrik kimia Azot di kota Severodonetsk, Donbass.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan Ukraina menahan ratusan penduduk kota dan pekerja di dalam fasilitas bawah tanah pabrik.

“Kaum nasionalis telah memasang tangki yang mengandung bahan kimia berbahaya (asam nitrat, amonia, dan amonium nitrat) dengan bahan peledak, dan berencana untuk meledakkannya selama mundur,” kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (10/6/2022).

Pabrik tersebut diketahui memproduksi pupuk. Pertempuran sengit dilaporkan telah terjadi di dalam dan sekitar Severodonetsk dalam beberapa pekan terakhir ketika pasukan Rusia dan Donbass mencoba merebut kota itu.



Gubernur wilayah Luhansk, yang membentuk Donbas bersama dengan wilayah tetangga Donetsk, Serhiy Haidai, menuduh Rusia menembaki pabrik Azot pada Rabu malam, merusak fasilitas produksi amoniumnya. Dia mengatakan bunker bawah tanah pabrik tidak rusak.

Haidai menambahkan bahwa menurut pemilik pabrik, semua pupuk dan bahan kimia telah dipindahkan dari wilayah (pabrik) pada hari kedua perang.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada hari Kamis bahwa Ukraina juga menahan pekerja di dalam pabrik Konditsioner di kota Kramatorsk. Pabrik membuat AC dan pemanas air. Moskow mengatakan pejuang Ukraina telah menempatkan peluncur roket di sana, serta bahan peledak di dalam pabrik kimia lain di kota Avdeyevka.

Kementerian Pertahanan Rusia lebih lanjut melaporkan bahwa, menurut informasi yang diberikan oleh tentara Ukraina yang ditangkap, kelompok "nasionalis" berencana untuk menembaki pembangkit listrik tenaga panas Zmiyovskaya di Wilayah Kharkov timur dan kemudian menyalahkan Moskow.



Ukraina dan Rusia telah menuduh satu sama lain melakukan penembakan membabi buta di daerah pemukiman dan membunuh warga sipil. Pada hari Kamis, Moskow menegaskan kembali bahwa pasukannya hanya menyerang aset militer.

Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan berakhir pada pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai oleh Jerman dan Prancis itu dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1519 seconds (0.1#10.140)