Kargo Minyaknya Disita, Iran Sebut AS Lakukan Pembajakan

Jum'at, 27 Mei 2022 - 20:26 WIB
loading...
Kargo Minyaknya Disita,...
Iran sebut AS lakukan pembajakan secara terang-terangan setelah menyita kargo minyanya di kapal kargo dekat Yunani. Foto/Al Jazeera
A A A
TEHERAN - Kementerian Luar Negeri Iran dilaporkan telah memanggil utusan Swiss , yang mewakili kepentingan Amerika Serikat (AS) di Teheran, untuk memprotes penyitaan yang dilakukan Washington atas minyak Teheran dari kapal yang dioperasikan Rusia di perairan Yunani.

Kantor berita Iran, IRNA melaporkan, Kementerian Luar Negeri Iran juga menyerukan pembebasan segera kapal dan muatannya.

“Republik Islam menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas pelanggaran terus menerus oleh pemerintah AS terhadap hukum internasional dan konvensi maritim internasional,” bunyi laporan IRNA dan outlet media lainnya mengutip pernyataan kementerian luar negeri yang disitir dari Al Jazeera, Jumat (27/5/2022).

IRNA melaporkan utusan Swiss mengatakan kepada pejabat Iran bahwa dia akan menyampaikan pesan Teheran ke Washington. Perkembangan itu terjadi setelah kapal kargo tersebut disita pada hari Rabu.

Kantor berita mengutip Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran yang mengatakan kapal tanker itu - bernama Pegas - telah mencari perlindungan di sepanjang pantai Yunani setelah mengalami masalah teknis dan cuaca buruk, menambahkan penyitaan kargo yang dilakukan AS adalah "contoh nyata pembajakan".

Secara terpisah pada hari Rabu, AS memberlakukan sanksi atas apa yang digambarkannya sebagai jaringan penyelundupan minyak dan pencucian uang yang didukung Rusia untuk Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Baca juga: AS Sita Kargo Minyak Iran di Dekat Yunani

Kapal kargo Pegas berbendera Iran termasuk di antara lima kapal yang ditunjuk oleh Washington pada 22 Februari – dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina – untuk sanksi terhadap Promsvyazbank, sebuah bank yang dipandang penting bagi sektor pertahanan Rusia.

Pemilik kapal Rusia, Transmorflot, kemudian dijatuhi sanksi pada 8 Mei. Kapal tanker itu, yang dinamai Lana pada 1 Maret dan mengibarkan bendera Iran sejak 1 Mei, tetap berada di dekat perairan Yunani sejak saat itu. Itu sebelumnya berbendera Rusia.

Tidak jelas apakah kargo kapal itu disita karena itu adalah minyak Iran atau karena sanksi terhadap kapal tanker itu atas hubungan Rusia-nya. Iran dan Rusia sendiri menghadapi sanksi AS yang terpisah.

Baca juga: Media AS: Israel yang Tembak Mati Kolonel IRGC Iran di Teheran

Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS menolak mengomentari penyitaan minyak tersebut, tetapi tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters pada hari Kamis bahwa Washington berencana untuk mengirim kargo di atas Pegas ke AS dengan kapal lain.

Perselisihan atas kapal tanker itu terjadi dengan latar belakang upaya yang diliputi ketegangan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, AS dan beberapa kekuatan dunia lainnya.

Pada hari Rabu, utusan khusus Presiden AS Joe Biden untuk Iran mengakui bahwa prospek untuk memulihkan perjanjian itu "lemah" di tengah tuntutan yang belum terpenuhi dari Teheran agar Washington menghapus IRGC dari daftar "organisasi teroris asing".

Berdasarkan perjanjian nuklr 2015, sanksi terhadap Iran dicabut dengan imbalan pembatasan program nuklir negara itu. Namun mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada 2018.

Baca juga: Jet Tempur Iran Jatuh, Dua Pilot Tewas

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profil Yulia Svyrydenko,...
Profil Yulia Svyrydenko, Menteri Ekonomi Ukraina yang Sepakat Jual Logam Tanah Jarang Ukraina ke AS
Beda Jauh, Ini Perbandingan...
Beda Jauh, Ini Perbandingan Luas Kebakaran Israel vs Los Angeles
Trump Perintahkan Pembukaan...
Trump Perintahkan Pembukaan Kembali Penjara Alcatraz untuk Penjahat Paling Kejam di AS
Iran Pamer Rudal Baru...
Iran Pamer Rudal Baru yang Siap Serang Pangkalan AS, Namanya Qassem Basir
Putin: Rusia Berdiri...
Putin: Rusia Berdiri Sendiri Melawan Barat
100 Hari Berkuasa, Kekayaan...
100 Hari Berkuasa, Kekayaan Keluarga Trump Naik Drastis hingga Rp47 Triliun, Apa Pemicunya?
Petinggi Tesla Bantah...
Petinggi Tesla Bantah Mencari Pengganti Elon Musk sebagai CEO
Setujui Perluasan Serangan,...
Setujui Perluasan Serangan, Israel Ingin Rebut dan Kuasai Gaza
Rekor! Presiden Maladewa...
Rekor! Presiden Maladewa Muizzu Gelar Konferensi Pers 15 Jam, Kalahkan Zelensky
Rekomendasi
Biodata dan Agama Syifa...
Biodata dan Agama Syifa Hadju yang Dikabarkan Sudah Dilamar El Rumi
Pembatalan Mutasi Letjen...
Pembatalan Mutasi Letjen Kunto Tak Berkaitan dengan Try Sutrisno, Jenderal Dudung: Lazim Terjadi
Kapolri Pimpin Sertijab...
Kapolri Pimpin Sertijab 2 Pati, Irjen Rudi Setiawan Resmi Jabat Kapolda Jabar
Berita Terkini
Gertak India, Pakistan...
Gertak India, Pakistan Uji Coba Rudal untuk Kedua Kalinya
Saat Blokade Bantuan...
Saat Blokade Bantuan oleh Zionis, Hamas Eksekusi 6 Warga Palestina yang Menjarah
Mantan Pejabat CIA:...
Mantan Pejabat CIA: AS Sengaja Biarkan Ukraina Berdarah-darah
Profil Yulia Svyrydenko,...
Profil Yulia Svyrydenko, Menteri Ekonomi Ukraina yang Sepakat Jual Logam Tanah Jarang Ukraina ke AS
Panglima Israel Membangkang,...
Panglima Israel Membangkang, Tolak Perintah Netanyahu Serang Gaza Besar-besaran
Kabel Dicuri secara...
Kabel Dicuri secara Terorganisir, Perjalanan Kereta Api Cepat Spanyol Terganggu
Infografis
AS Siapkan 100 Hari...
AS Siapkan 100 Hari Lagi untuk Damaikan Rusia dan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved