AS Sita Kargo Minyak Iran di Dekat Yunani

Kamis, 26 Mei 2022 - 19:33 WIB
loading...
AS Sita Kargo Minyak...
AS sita kargo minyak Iran yang dibawa sebuah kapal di dekat Yunani. Foto/Reuters
A A A
ATHENA - Amerika Serikat (AS) telah menyita kargo minyak Iran yang disimpan di sebuah kapal yang dioperasikan Rusia di dekat Yunani dan akan mengirimnya ke Amerika dengan kapal lain. Hal itu diungkapkan tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Pihak berwenang Yunani bulan lalu menyita kapal berbendera Iran, Pegas, dengan 19 awak Rusia di dalamnya di dekat pantai pulau selatan Evia karena sanksi Uni Eropa.

Mereka mengatakan kapal itu disita sebagai bagian dari sanksi Uni Eropa terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina. Namun kapal itu kemudian dibebaskan karena merasa bingung tentang sanksi atas pemiliknya.

Sejak saat itu kapal tanker tersebut, yang berganti nama menjadi Lana pada 1 Maret dan mengibarkan bendera Iran sejak 1 Mei, tetap berada di dekat perairan Yunani. Kapal itu sebelumnya berbendera Rusia.

Sebuah sumber di kementerian perkapalan Yunani mengatakan bahwa Departemen Kehakiman AS telah memberi tahu Yunani bahwa kargo di kapal itu adalah minyak Iran.

"Kargo telah dipindahkan ke kapal lain yang disewa oleh AS," tambah sumber itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut seperti dikutip dari US News, Kamis (26/5/2022).



Perkembangan itu terjadi setelah AS pada hari Rabu menjatuhkan sanksi pada apa yang digambarkannya sebagai jaringan penyelundupan minyak dan pencucian uang yang didukung Rusia untuk Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, bahkan ketika Washington mencoba untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran.

Pejabat AS dan Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait penyitaan ini.

Secara terpisah, penyitaan itu dikonfirmasi oleh sumber Barat yang mengetahui masalah tersebut, yang menambahkan bahwa kargo tersebut dipindahkan ke kapal tanker Ice Energy berbendera Liberia, yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Yunani Dynacom.

Sebuah sumber di Dynacom menegaskan bahwa transfer minyak sedang berlangsung dari kapal ke Ice Energy Dynacom, yang kemudian akan berlayar ke Amerika Serikat.

Kantor berita negara Iran, IRNA, pada hari Rabu melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri negara itu telah memanggil kuasa usaha kedutaan besar Yunani di Teheran menyusul penyitaan kargo sebuah kapal di bawah bendera Republik Islam Iran di perairan Yunani dan dia diberitahu tentang keberatan yang kuat dari pemerintah Iran.

Pejabat pemerintah Yunani tidak dapat mengkonfirmasi informasi tersebut.



The Ice Energy pada hari Kamis melaporkan posisinya berlabuh dekat dengan Evia, data pelacakan kapal di Eikon menunjukkan.

Pegas termasuk di antara lima kapal yang ditunjuk oleh AS pada 22 Februari - dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina - sebagai bagian dari sanksi yang lebih luas terhadap Promsvyazbank, bank yang digambarkan Washington sangat penting bagi sektor pertahanan Rusia. Pemilik kapal Rusia, Transmorflot, kemudian dijatuhkan sanksi pada 8 Mei.

Kelompok advokasi AS, United Against Nuclear Iran (UANI), yang memantau lalu lintas kapal tanker terkait Iran, mengatakan Pegas telah memuat sekitar 700.000 barel minyak mentah dari Pulau Sirri Iran pada 19 Agustus 2021.

Menurut analisis UANI sebelum muatan ini, Pegas mengangkut lebih dari 3 juta barel minyak Iran pada tahun 2021, dengan lebih dari 2,6 juta barel berakhir di China.

Pada tahun 2020, Washington menyita empat kargo bahan bakar Iran yang menuju Venezuela dan memindahkannya dengan bantuan mitra asing yang dirahasiakan ke dua kapal lain yang kemudian berlayar ke Amerika Serikat.

Penyitaan itu terjadi setelah pengadilan distrik AS mengeluarkan perintah untuk pengiriman kargo dalam kasus perampasan perdata.



Pemerintahan Presiden Joe Biden telah terlibat dalam pembicaraan tidak langsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang ditanggalkan mantan Presiden Donald Trump. Menurut kesepakatan itu kekuatan dunia mencabut sanksi keuangan internasional terhadap Teheran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

Sementara pembicaraan tampaknya hampir menghidupkan kembali kesepakatan nuklir pada bulan Maret, itu terhenti karena tuntutan Rusia pada menit-menit terakhir dan apakah Washington mungkin akan mengeluarkan Garda Revolusi dari daftar terorismenya.

Utusan Washington untuk Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa peluang untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir itu telah goyah, dan Washington siap untuk memperketat sanksi terhadap Iran.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1047 seconds (0.1#10.140)